Diam-diam, aku menceritakan kepada Donghae bahwa malam itu Spencer hampir saja membunuh seseorang. Aku juga memberitahu Donghae tentang pistol yang Spencer curi dari kantor polisi.
Donghae menyuruhku untuk ke tempat prakteknya hari ini.
"Kenapa tidak kau buang saja pistol itu?" ujar Donghae. Aku sudah berada di sini sejak sepuluh menit yang lalu.
"Aku tidak berani."
Kami sama-sama diam, Donghae seperti sedang memikirkan hal yang cukup berat.
"Eunhyuk, apa kau siap melakukan penggabungan dalam waktu dekat?"
Aku mengernyit. "Kenapa?"
"Jika kalian bertiga sudah menjadi satu, tentu Hyukjae akan menjadi lebih kuat. Itu mungkin bisa menekan kehadiran Spencer. Aku punya firasat kalian sedang dalam bahaya sekarang."
Aku berpikir sebentar.
Apakah ini berarti segalanya berakhir?
Kenapa aku merasa ini sangat tidak adil?
Aku! Akulah satu-satunya yang paling mengerti apa yang terjadi, aku yang melihat, aku yang mengontrol, aku yang tahu segalanya.
Rasanya sangat tidak seimbang jika Hyukjae mendapatkan hidup sepenuhnya sedangkan aku harus bergabung bersama dirinya. Terlebih, sekarang aku tahu fakta kalau Hyukjae juga tertarik pada Donghae. Apa kami harus mencintai satu orang yang sama?"Aku.." bisikku. Aku ragu dan sangat bimbang.
Donghae mengernyit. "Ya, kau kenapa?"
"Aku belum menceritakan sesuatu padamu, Dokter D."
"Apa itu?"
Helaan nafas beratku membuat kening Donghae mengerut tipis. "Sebelum Spencer hampir melakukan rencana gilanya, aku dan Hyukjae sempat cekcok."
"Cekcok kenapa?"
Aku terdiam.
"Katakan, Eunhyuk. Penyembuhan ini harus dilakukan transparan untuk mendapat hasil maksimal."
"Aku cemburu!" Pekikku, membuat Donghae terperanjat.
"Aku cemburu melihat tatapanmu padanya, kau terlihat menyukai Hyukjae yang baru. Aku benci harus membagimu dengan orang lain!"
Seketika pelupuk mataku menampung air hingga terasa berat.
Donghae diam, menatapku dalam sekali.
"Kau tidak membagiku dengan siapapun, Eunhyuk. Hyukjae dan kamu adalah satu. Tidak ada yang terbagi."
Aku terisak. "Tapi aku sangat menyukaimu dan rasanya sesak melihat orang lain juga begitu."
"Kau dan Hyukjae bukan orang lain, kalian hidup bersama dalam waktu yang panjang."
Tangisku sedikit mereda. "Apa itu artinya semua akan baik-baik saja?"
"Tentu saja."
Perawat Teuk yang sejak tadi menemani kami di sini menatapku iba. Aku menghapus air mataku dan pamit pulang dengan suasana hati yang buruk. Tapi saat aku berjalan melewati lorong menuju lift, Teuk membuntutiku.
Perawat manis itu memelukku seakan kami memiliki koneksi yang sangat dekat.
"Semua mungkin akan jadi lebih mudah jika kau mau melakukan penyembuhan, Eunhyuk." ucapnya lembut sambil mengusap pipiku. "Aku percaya kau cukup bijaksana untuk mengambil keputusan. Semangat!"
🎲
Malamnya aku memutuskan untuk pergi ke taman kota. Melihat keramaian dan kegiatan kota menjelang tengah malam adalah salah satu caraku menenangkan pikiran. Aku suka merasakan sepi di tengah keramaian, meskipun aku sendirian dan sepi, di tengah keramaian rasanya menjadi sedikit lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dr. D and Fourth Lee [ HaeHyuk ]
FanfictionLee Hyukjae-bercerai dari suaminya, karena sang suami menganggap ia pembohong dan penyakitan, ia memutuskan untuk berobat ke psikiater ketika mulai menyadari ada yang salah terhadap dirinya. Setelah di diagnosa, ternyata ia mengidap gangguan multi k...