Ep. 3

600 76 7
                                    

Ryn tersadar dan sekarang ia berada di sebuah ruangan yang minim akan pecahayaan.

Ryn tersadar dan sekarang ia berada di sebuah ruangan yang minim akan pecahayaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan gelap itu. Hanya ada sebuah matras di pojok ruangan tempatnya duduk saat ini. Ada sofa usang, meja kayu dan juga sebuah bilik mandi terbuka yang hanya berukuran beberapa petak saja.

Ryn bangkit lalu berlari menuju pintu besi mencoba membukanya. Namun sayang pintu tersebut terkunci sangat dan bahkan tidak goyah sedikit pun.

#BRAK! BRAK! BRAK!
Ryn memukul-mukul pintu besi itu tak peduli jika tangannya sakit sekali pun.

"YA! KELUARKAN AKU! Hiks..."

Ryn menangis, perlahan tubuhnya merosot lalu duduk di lantai. Tangisannya semakin deras saat ia teringat melihat orang tuanya meninggal di depan matanya sendiri.

Sekarang ia ketakutan, tidak ada jendela, tidak ada cela baginya untuk keluar. Ryn pun memutuskan mencari apapun yang bisa ia gunakan untuk membuka pintu walau mustahil.

Namun matanya tertuju pada sebuah CCTV kecil yang terpasang di sudut atas ruangan. Ia melambaikan tangan berharap ada orang yang lihat dan membebaskannya.

Benar saja, ada orang yang melihatnya di ruang keamanan di rumah tersebut. Jeykey memperhatikan gerak gerik Ryn yang sedang meminta tolong sambil menghisap rokok elektriknya.

Jeykey menghembuskan asap rokoknya ke atas sesekali membuat lingkaran dengan santainya tanpa peduli melihat kondisi Ryn. Karena bagaimana pun sekarang Ryn adalah tawanan.

Terlebih jika Ryn keluar pun, ia tidak akan mampu keluar dari rumah karena penjagaan yang cukup ketat. Rumah mewah Veen juga sangat jauh dari kota, terletak di sebuah pegunungan yang tenang.

 Rumah mewah Veen juga sangat jauh dari kota, terletak di sebuah pegunungan yang tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menit demi menit, jam demi jam berlalu, Ryn bahkan tidak tahu jam berapa sekarang. Pagi, siang, sore maupun malam ia tidak akan tahu.

Hingga saat ia sedang duduk memeluk lututnya, pintu besi itu terbuka. Ryn langsung bangkit dan berlari ke arah pintu.

Namun langkahnya terhenti begitu saja saat salah satu pria masuk terlebih dahulu sambil menodongkan senjata ke arahnya.

Veen datang bersama asistennya membawa makanan serta minuman. Dan beberapa pakaian yang tersimpan di dalam sebuah kotak yang cukup besar.

BLACK NEVEELAŚTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang