Ep. 9

500 70 1
                                    

Sudah tiga hari Veen tidak pulang ke rumah. Entah kenapa justru Ryn mengkhawatirkan pria itu. Selama Veen tidak ada di rumah, Ryn hanya di awasi oleh Jeykey. Saat ini Ryn sedang bergelut di dapur membuat sesuatu untuk mengurangi rasa laparnya.

 Saat ini Ryn sedang bergelut di dapur membuat sesuatu untuk mengurangi rasa laparnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nona... jika Tuan Veen tahu kau di dapur... ia akan membunuhku..." ucap salah satu koki di dapur.

"Aku bosan di kamar dan sekarang aku lapar."

"Kalau begitu biar saya yang membuat makanan untukmu, nona."

Jeykey datang dan berkata...
"Tidak apa-apa... Veen tidak akan membunuhmu... pergilah dan biarkan apa yang dia mau lakukan."

Koki itu menunduk dan perlahan pergi dari area dapur sesuai perintah Jeykey. Ryn pun memberikan senyuman manisnya karena Jeykey mau membelanya.

"Terima kasih..." ucap Ryn ramah.

"Memangnya apa yang ingin kau buat?" tanya Jeykey

"Makanan kesukaanku... Nasi Goreng Kimchi... apa kau mau?"

Jeykey tersenyum tipis mendengar penawaran Ryn. Tidak pernah ada selama ini seseorang yang menawarkan hal sepele namun manis seperti itu seumur hidupnya. Dan kedatangan Ryn disini membuat suasana rumah sungguh berbeda walau Ryn merupakan seorang tahanan dari Veen yang bisa menjadi korban pembunuhan kapanpun saat Veen menginginkannya.

Pandangan Jeykey tak lepas memperhatikan Ryn yang sedang membuat makanan. Hingga suasana berubah saat Ryn tak sengaja melukai jarinya dengan pisau.

"Awwhhh..." rintih Ryn sambil menekan jarinya yang terasa perih.

Jeykey beranjak dari kursinya lalu menghampiri Ryn yang terlihat sedang menahan sakit di jarinya yang berdarah. Tanpa di duga, Jeykey menggenggam tangan Ryn lalu membasuhnya dengan air mengalir untuk menghilangkan darah yang masih mengucur.

"Sakit..." gumam Ryn.

Tiba-tiba Jeykey mengulum jari Ryn, menyesap darah Ryn hingga berhenti mengalir. Ryn terdiam dengan tatapan sendunya melihat Jeykey. Sungguh rasanya berbeda sekali dengan sikap Veen. Setelah itu Jeykey membalut luka Ryn dengan perban.

"Hati-hati..." ucap Jeykeu dingin.

"Terima kasih..."

Ryn melanjutkan kegiatannya memasak namun kali ini di bantu oleh Jeykey. Sesekali mereka saling tertawa di sela-sela kegiatan memasak. Tak lama mereka menyantap makanan itu bersama.

"Tidak kusangkan bisa membuat makanan seperti ini..." ujar Jeykey dengan pancaran wajah hangatnya.

"Kalau kau mau... aku bisa membuatnya kapan saja untukmu."

Jeykey tersenyum miring dan berkata..
"Apa semuanya bisa kau lakukan semaumu jika Veen sudah ada di rumah? tidak semudah itu."

"Uhm... aku tahu... oh! ngomong-ngomong siapa namamu?"

BLACK NEVEELAŚTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang