Ep. 15

487 56 8
                                    

Sudah 15 menit lamanya Ryn menunggu sang suami di dalam mobil seorang diri hingga rasa lelah dan kantuk menghampirinya, Ryn pun tertidur disana. Tak lama Veen datang bersama beberapa anak buahnya.

#CKLEK

Veen membuka pintu mobilnya dan ia melihat jika Ryn sedang memejamkan matanya. Dengan perlahan ia masuk kedalam mobil agar tidak membangunkan Ryn. Ia mengarahkan kepala Ryn agar bersandar di pundaknya sambil mengusap lembut rambut wanita itu.

"Kenapa lama sekali?" Tanya Ryn

Ryn terbangun saat Veen membuka pintu, namun ia masih tetap memejamkan mata berpura-pura seperti masih tidur.

"Ada sesuatu yang harus kubicarakan dengannya... apa kau cemburu, uhm?"

"Uhm..." Jawab Ryn singkat.

"Kalian sama-sama mempunyai ayah yang menjabat di pemerintahan, sayangnya ayahmu dan ayah Irene berbalik jauh... asal kau tahu selama ini aku masih bebas berkeliaran walau sudah menghabisi beberapa korban termasuk ibumu itu  bukan lain karena bantuan Irene dan ayahnya." ujar Veen

Ryn membuka matanya terlebih saat Veen mengucap tentang kematian ibunda Ryn. Ia menatap datar apapun yang ada di hadapannya sambil berpikir jika pria yang sekarang menjadi tempat sandarannya itu suami yang telah membunuh beberapa orang terdekat Ryn.

"Dan ayahmu yang keparat itu masih berikeras untuk menangkapku... ayahmu tidak akan bisa menangkap dan menghukumku... miris." sambung Veen.

Ryn pun menegakkan tubuhnya sambil menghela nafas.

"Berhenti menyebut ayahku dengan kata-kata seperti itu." ucap Ryn tiba-tiba dengan wajah datar dan tatapan kosongnya.

Rasa cemburu dan hancur mendengar ucapan Veen barusan membuat Ryn memberanikan diri untuk membela sang ayah di depan pria yang begitu membenci ayahnya. Tak peduli resiko yang akan Ryn terima setelah mengucapkan hal itu pada Veen.

"Hentikan mobilnya!" Pinta Veen.

Mobil yang di tumpanginya pun berhenti dibahu jalan.

"Antar dan awasi Ryn!" sambungnya lalu ia keluar dari mobil.

Veen menolak beberapa anak buahnya yang berusaha mengikutinya. Sebelum mobil itu kembali melaju, Ryn menoleh ke belakang dan melihat Veen menghentikan sebuah taksi lalu pergi.

"Appa..." gumam Ryn, dan kini ia meneteskan air matanya.

Ryn menangis di dalam mobil hingga sampai di kediamannya. Sesampainya disana, Ryn langsung pergi menuju kamar. Merenung hingga tak sadar akan waktu sudah berlalu cukup lama. Tidak merasa haus maupun lapar karena perasaan hancur pada dirinya mengalahkan rasa apapun lainnya.

Kini jam sudah menunjukkan pukul 08:20pm, Ryn mulai merasakan sakit di perutnya karena belum minum atau pun makan. Ryn pun memutuskan pergi ke dapur untuk mengambil air minum dan juga mungkin beberapa potong roti untuk dibawanya ke dalam kamar.

Ketika Ryn sampai setelah menuruni anak tangga, ia dibuat terkejut melihat Veen sedang duduk mesra bersama Irene di ruang tengah. Mereka terlihat sangat akrab, bahkan Veen mengembangkan senyum kotaknya yang tidak pernah di tunjukan pada Ryn selama ini. Ryn pun berusaha acuh walau perasaannya semakin hancur.

Ryn berjalan menuju dapur lalu mengambil sebotol air mineral dan juga makanan kaleng yang ada di dalam lemari pendingin. Saat ia berbalik, dirinya dibuat terkejut hingga tak sengaja menjatuhkan makanan dan minumannya.

"Kau mengagetkanku." ucap Ryn lirih pada Veen.

Ryn pun memunguti kembali makanan dan minumannya yang terjatuh tadi. Kini berusaha untuk lebih acuh lagi, tak ingin banyak tanya ataupun berbicara pada pria itu.

BLACK NEVEELAŚTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang