BLACK NEVEELAŚ adalah sebuah nama julukan untuk mafia berbahaya dan terkaya di Korea Selatan. Bahkan pemerintah atau kepolisian tak mampu menghentikan aksi mereka karena uang. Bos besar dari BLACK NEVEELAŚ bernama Kim Taehyung a.k.a Veen. Pria yang...
Tangan Ryn reflek mencengkram jas Jeykey saat melihat para pengawal Veen menyeret mayat tersebut. Bahkan rasanya membuat Ryn mual saat mencium bau amis darah.
Jeykey menatap dalam penuh arti tangan Ryn yang mencengkram jas hitamnya. Tidak ada yang pernah menyentuhnya seperti ini sebelumnya.
Veen pun menoleh dan ekspresi wajahnya langsung dingin saat melihat kedekatan Ryn dan Jeykey. Ia langsung mencengkram tangan Ryn lalu menariknya.
"Awh..." Ryn meringis kesakitan saat Veen mencengkramnya kuat lalu menariknya terburu-buru. Tapi Ryn hanya bisa menahan sakitnya sampai dibawanya ke dalam mobil.
Sesampainya di rumah, Veen mengajak Ryn ke sebuah ruangan yang di lengkapi dengan pintu besi seperti brankas. Disana Veen menunjukan gudang yang berisikan uang-uang dollar dan juga won miliknya.
"Aroma yang sangat nikmat bukan?" ucap Veen sambil menghirup aroma uang kertas disana.
Tapi Ryn justru heran, bagaimana bisa ada manusia yang menyimpan uang sebanyak ini. Tidak hanya uang, ada juga beberapa batang emas dan berlian disana.
"Sebenarnya ada satu yang ingin kumiliki dan kusimpan disini..." ucap Veen sambil menepuk sebuah kotak kaca kosong.
Ryn pun berjalan mendekat dengan tatapan penasaran. Apa yang membuat Veen tidak bisa mempunyainya sampai kotak itu masih kosong.
"Kau tahu.... aku ingin sekali menaruh kepala ayahmu di dalam kotak ini." ujar Veen santai walau sebenarnya ucapan Veen begitu melukai perasaan Ryn.
Ryn menganga tak percaya. Kini ia kembali teringat dimana dirinya menyaksikan kematian kedua orang tuanya di depan matanya sendiri.
"Kau... kau kejam." gumam Ryn lalu ia meneteskan air matanya.
"Iya aku memang kejam... sekejam ayahmu yang sudah membunuh ayahku... tapi... menyanderamu disini cukup untuk menggantikan kepala ayahmu yang keparat ituㅡ"
#PLAK! Ryn memberanikan diri menampar Veen yang menurutnya sudah keterlaluan.
Setelah menampar Veen, ia seperti sadar telah melakukan kesalahan yang fatal. Tangan kanannya gemetar karena sebenarnya ia takut jika Veen akan meluapkan kekesalannya dengan menyiksanya lagi.
"Kau menamparku? KAU BARUSAN MENAMPARKU?!"
"Akh!" Ryn meringis saat Veen mencekik lehernya lagi.
"TIDAK ADA SATU ORANG PUN YANG BERANI MENAMPARKU! KAU PIKIR KAU SIAPA JALANGSIALAN!"
"A-aku... aku anak Y-yujong." ucap Ryn terbatah karena cekikan kuat Veen di lehernya.
Ryn memejamkan matanya menahan sakit dan sesak di lehernya saat Veen semakin kuat mencekiknya. Ia pasrah dan tentu saja siap jika hanya beberapa detik lagi saja mungkin ia akan pergi menyusul kedua orang tuanya.
Namun Veen melepas cekikannya lalu mendorong Ryn hingga terjungkal di atas lantai gudang.
******
Pagi di dalam hutan yang jauh dari perkotaan dan jarang dijamah manusia, disitu ada sebuah rumah tua kecil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.