Ryn hanya bisa menangis pelan di atas ranjang setelah siksaan yang Veen berikan pada dirinya. Terlihat wajah Ryn babak belur penuh luka lebam dan luka yang berdarah. Veen menyulut rokoknya dengan santai di atas ranjang dengan wajah tanpa dosa.
"Sialan... berhenti membuatku muak! kau dan ayahmu yang berengsek itu sama saja!" ucap Veen namun Ryn hanya terdiam tidur memunggunginya.
"Melihat tatapanmu itu hanya mengingatkanku pada tatapan memelas ayahmu!" sambungnya.
Merasa seperti di abaikan oleh lawan bicaranya. Veen pun menarik paksa rambut Ryn hingga menghadap ke dirinya kemudian menghembuskan asap rokok yang pekat ke wajah Ryn.
"Uhuk! uhuk!"
"KAU MENGABAIKANKU HAH?!" Bentak Veen.
Ryn hanya bisa menangis ketakutan hingga akhirnya ia berteriak melengking saat Veen menyulut ujung rokok yang masih membara ke dada wanita itu. Ryn meringis kesakita sambik memegangi dadanya sambil menangis.
Tanpa dosa, Veen bangkit dari ranjang lalu memakai kembali pakaiannya dan pergi meninggalkan Ryn. Veen pergi bersama pengawalnya ke sebuah klub untuk melampiaskan lagi amarahnya.
******
Keesokkan malamnya, Ryn keluar dari kamar Veen lalu menuruni anak tangga menuju halaman belakang rumah. Dimana beberapa pengawal Veen pun di tugaskan untuk mengawasi Ryn kapanpun itu karena Veen pun belum kembali hingga saat ini.
Ryn duduk di tepian kolam renang sambil menatap langit malam yang penuh bintang. Ia teringat kembali masa kebersamaannya dengan ayah dan juga ibunya. Semua terasa penuh warna dan begitu hangat. Hingga ia teringat melihat kedua orangtuanya meregang nyawa di depan mata.
"Hiks... aku lelah... appa eomma... aku ingin bersama kalian." ucap Ryn lalu ia meneteskan air matanya.
Di belakang Ryn, Jeykey dengan langkah tertatih pun memukul kedua pengawal Veen yang mengawasi Ryn dengan sebuah tongkat kasti. Setelah berhasil melumpuhkan mereka, Jeykey pun mendekati Ryn.
"Kau menangis?"
Ryn langsung mengusap air matanya.
"Aku... aku hanya merindukan kedua orang tuaku.""Aku bisa membantumu... membantu bertemu dengan ayahmu."
Sontak ucapan Jeykey pun berhasil membuat Ryn penuh dengan pertanyaan, apa maksudnya? Apa dia akan membunuh Ryn?
"Apa maksudmu? apa kau ingin membunuhku?" tanya Ryn lesu.
"Ayahmu masih hidup... aku bisa membantumu kabur dari sini kalau kau mau." ujar Jeykey.
Mendengar penuturan Jeykey soal ayahnya pun ia langsung bangkit berdiri dengan wajah penuh harapan.
"Benarkah? aku mau... aku mau bertemu dengan ayahku... hiks tolong bantu aku."
"Tunggu aba-aba dariku..."
Jeykey pun menghubungi Veen jika tuan Yujong dan Yisang pergi ke Gwangju kembali. Bermaksud agar Veen pergi tidak kembali ke rumah dalam waktu dekat. Ia juga meretas sistem keamanan di rumah itu. Jeykey memasang alarm bahaya sehingga beberapa pengawal berkumpul sesuai alarm berbunyi. Yaitu kamar Ryn.
Sesuai aba-aba dari Jeykey, Ryn pun mulai keluar dari rumah. Ia berlari menuju gerbang yang cukup jauh di depan. Ryn sudah tahu dimana sang ayah sekarang sesuai info dari Jeykey. Sedangkan Jeykey pun kabur melalui pintu belakang. Saat Ryn baru saja keluar dari gerbang, tepat saat itu ia berpapasan dengan mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK NEVEELAŚ
FanficBLACK NEVEELAŚ adalah sebuah nama julukan untuk mafia berbahaya dan terkaya di Korea Selatan. Bahkan pemerintah atau kepolisian tak mampu menghentikan aksi mereka karena uang. Bos besar dari BLACK NEVEELAŚ bernama Kim Taehyung a.k.a Veen. Pria yang...