Ep. 5

537 73 5
                                    

Luka di punggung Ryn di biarkan begitu saja karena memang tidak ada obat di ruangan itu. Ryn hanya bisa meringis kesakitan saat luka terbuka itu terkena angin disana.

Ryn pun memutuskan merobek salah satu baju disana dan membalut di tubuhnya untuk menutupi luka yang cukup besar dan dalam di punggungnya.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk tidur, berharap dengan tidur bisa mengurangi rasa sakitnya. Baru saja memejamkan mata, Ryn mendengar suara pintu terbuka.

Namun Ryn tetap memejamkan mata dan berpura-pura untuk tidur. Ia hanya tidak ingin berurusan lagi kali ini dengan Veen. Namun itu bukan Veen, melainkan salah satu bodyguard yang di tugaskan untuk merapikan kaleng-kaleng bekas disana agar Ryn tidak membuat perlawanan lagi.

Bodyguard tersebut masuk karena sistem keamanan yang di pegang oleh Jeykey. Tidak hanya Veen yang bisa membuka pintu menggunakan kata sandi, namun Jeykey juga bisa membuka pintu melalui sistem keamanan di komputernya.

Ini pertama kalinya seorang bodyguard di perbolehkan masuk ke dalam ruangan tersebut. Masih dalam pengawasan Jeykey, bodyguard itu mulai mengumpulkan kaleng-kaleng bekas makanan. Namun sesekali pria itu mencuri pandang ke arah Ryn yang sedang tidur ke samping memunggunginya.

Dengan nekat dan tak peduli pengawasan CCTV. Pria itu berjalan menghampiri Ryn dengan cara mengendap.

Ryn tersontak kaget saat bodyguard itu menyentuh lengannya.

"K-kau... kau siapa..." tanya Ryn ketakutan sambil merangkak mundur.

Hingga ia meringis kesakitan saat punggungnya menabrak teralis besi di ruangan sana.

"KYAAAAAA! LEPAAASSS!" Ryn berteriak saat pria itu mencengkram Ryn lalu berusaha menciumnya.

Ryn menggeleng kuat berusaha melepaskan diri walau punggungnya sangat terasa sakit, tapi ia tidak peduli.

Pria itu menarik pakaian Ryn dan berusaha menyentuh area sensitifnya. Hingga Ryn terkejut saat mendengar suara letusan senjata.

Darah pun muncrat ke wajah Ryn saat satu peluru berhasil menembus tengkorak pria itu hingga membuatnya tewas dan tergeletak di atas tubuh Ryn.

Ryn mendorong jasat bodyguard itu dengan tatapan shock dan nafas terengah. Veen datang setelah mendapat laporan dari Jeykey. Tanpa basa basi Veen menembak kepala bodyguard nya tersebut.

Veen berjalan cepat lalu menarik rambut Ryn memaksanya berdiri.

"Beraninya kau berhubungan dengan pria lain... APA KAU INGIN BERNASIB SAMA DENGAN KELUARGAMU HAH?!" Bentak Veen.

Ryn menggelengkan kepalanya sambil menangis.
"Hiks... d-dia... dia yang salah... bukan aku... hiks."

Veen pun mendorong Ryn cukup kuat sampai membentur teralis besi. Benturannya bahkan menimbulkan luka yang terbuka lagi hingga berdarah di punggungnya.

"Hiks..."

"Aku tidak suka kelinciku di sentuh pejantan lain... hanya aku yang boleh menyentuh bahkan menyiksamu... HANYA AKUUU!"

Ryn bergerak pelan mendekati kaki Veen lalu berlutut pada pria itu.
"A-aku mohon... hiks... hentikan... j-jika kau... ingin membunuhku... bunuh langsung." ucap Ryn gemetaran.

Veen kembali menunjukan senyum miringnya lalu tiba-tiba mencekik leher Ryn.
"KAU PIKIR KAU SIAPA BISA MENGATURKU HAH?!"

Veen menyeret Ryn dengan terus mencekiknya lalu menekannya ke dinding. Ryn memukuli tangan Veen berharap saja jika Veen mau melepasnya walau itu mustahil.

BLACK NEVEELAŚTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang