Chap4-Tuduhan demi tuduhan•
"Kalian kenapa?" tanya Renjun yang heran melihat perubahan raut wajah kedua temannya."Aku dan Soobin tidak sengaja bertemu. Ternyata kau juga, Renjun." Haechan tersenyum simpul. Mengalihkan rasa panik yang sangat kentara dari mimik wajahnya. Soobin hanya diam, tak bergeming.
"Oh, em.. kalau begitu baiklah. Ada yang harus aku beli." Renjun tersenyum hangat, lalu berlalu dari sana.
Haechan dan Soobin saling tatap. Seperti menyiratkan pesan-pesan tersembunyi yang sulit di baca. Soobin menggelengkan kepalanya, artinya ia tidak dapat memberitahu soal informasi yang ia dapat tentang kematian Hyunjin. Ini bukan waktu dan tempat yang pas.
Soobin mengambil dua makanan ringan lalu mengangkat tangannya, menunjuk ke arah kasir.
Mereka berdua berlalu dari market setelah membayar. "Jadi, bagaimana?" tanya Haechan.
"Ke rumahku saja, pasti aman." usul Soobin, lalu di setujui Haechan. Mereka berjalan cepat menuju kediaman Soobin dengan pandangan was-was.
"Apakah permainannya sudah di mulai?" laki-laki itu tersenyum. Lalu berbalik badan meninggalkan tempat ia berdiri dalam kesunyian malam.
•••
Mereka berdua merebahkan diri di kasur Soobin. Tidak, hanya Haechan saja. Soobin memilih duduk di kursi belajarnya setelah melepas jaket dan masker hitam.
"Bukan Renjun, kan?" tanya Haechan setelah mendudukkan dirinya.
"Sepertinya bukan, orang itu lebih tinggi--kurasa?" Soobin menjawab tidak yakin.
Haechan menghela nafas berat. "Apa yang ingin kau katakan, Soobin? Ini sudah jam delapan lewat empat belas menit, aku harus pulang. Ada pekerjaan rumah yang harus aku selesaikan." Keluhnya.
Hening beberapa menit, sebelum Soobin menaruh kembali handphone yang ia mainkan.
"Tentang Hyunjin, ada beberapa bukti yang aku temukan--sebenarnya bukan aku, tetapi kakak ku."
"Kakak mu?" beo Haechan.
"Ya, dia salah satu polisi yang menangani kasus Hyunjin." jelas Soobin.
Haechan mengangguk paham "lalu?"
"Ada beberapa bukti, salah satunya tas Hyunjin yang tergeletak cukup jauh dari TKP"
Haechan membeku. "Lalu, apa yang mereka temukan?"
"Handphone Hyunjin, itu di dalam tasnya. Anehnya hanya satu nomor yang terakhir kali Hyunjin hubungi. Setelah di selidiki lagi, ternyata ada yang menghapus data dan pesan dari ponsel Hyunjin," jeda Soobin sesaat. "Tapi anehnya lagi, tidak terdapat sidik jari orang asing di handphone atau tas nya. Hanya sidik jari Hyunjin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Feign/Lee Haechan
FanfictionHaechan tidak menutup mata, tidak pula menutup telinga. Dia hanya menutup mulut. Mengubur segala fakta dan hidup seperti apa adanya. _____ #thriller#semiformal#blood Triger warning:Post traumatic -blood.depression.pain.personality disorder.mental il...