-17:00-

592 89 8
                                    


Chap9-

Stop helping

[Sistem Error]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Sistem Error]

.
.

Ceklek!

"Kalian dari mana?" Tanya langsung Chenle yang sedang membereskan sisa minumannya.

Haechan yang ditanya begitu hanya memutar otak untuk mencari alasan.
"Aku mengangkat telfon lalu tidak sengaja melihat orang kecelakaan. Jadi ya-"

"Haechan di kejar pembunuh." Sela Jaemin cepat, yang membuat Haechan terbelalak kaget.

"Sudah ku duga." Ucap Renjun sembari membereskan sisa pizza mereka.

"Tunggu, apa ka-"

"Ya, kami tahu." Jeno berdiri dari duduknya.

"Dari mana?" Tanya Haechan lagi, heran.

"Ini sangat mudah di tebak, Haechan. Soobin yang ingin memecahkan siapa pembunuh dari sahabatnya dan mencari si pelaku. Sedangkan, si pelaku masih berkeliaran di mana-mana. Ia juga pasti mempunyai telinga di mana-mana, wajar jika ia menargetkan kau dalam black list nya selain Soobin. Mereka tidak mau di tangkap. Lebih tepatnya, mereka tidak akan membiarkan kalian mencari pelakunya." Jelas Jaemin panjang.

Haechan sedikit bergidik ngeri dengan penjelasan itu. Ia bodoh, tidak memikirkannya sejauh itu. Yang dia pikirkan hanyalah membantu soobin dan masalah selesai dengan mulus.

"Sudah kami katakan, Hyung. Jangan membantu Soobin lagi." Ucap Chenle.

"Tapi, bagai mana aku mengatakannya? Aku terlanjur," kata Haechan tertahan. Ia benar-benar bingung dengan situasinya. Di sisi lain ia tidak mau lagi membantu Soobin, tetapi di sisi lainnya juga ia terlanjur basah.

"Tidak, tidak. Katakan saja kau berhenti membantunya, Hyung. Kami tidak mau kau terluka." Jisung merangkul Haechan, menepuk punggung hyungnya itu sekilas. Menyalurkan rasa semangat kepadanya yang terlihat kebingungan.

Haechan menghembuskan nafas berat. Ia mengurut pelipisnya yang mulai terasa berat dan pening. "Ini memusingkan, ah sial." Keluhnya.

"Bagaimana dengan Yangyang?" Tanya Haechan yang membuat teman-temannya menatap bingung.

"Kenapa dia?" Tanya Jeno.

"Bukankah kalian bilang semua bukti menagarah kepadanya? Apa dia yang mengirim pembunuh bayaran itu?" Jelasnya yang masih ragu.

"Haechan, kau bilang tidak ingin terlibat lagi dengan hal ini. Tetapi kau masih memikirkannya." Kata Renjun khawatir. "Aku benar-benar tidak akan membiarkan mu terluka hanya gara-gara ini, Haechan. Pakai otak mu." Lanjutnya.

Haechan tertegun. Sungguh!
Ia berfikir, sejak kapan ia mempunyai teman perhatian seperti ini. Semua teman lama di sekolah awalnya adalah orang-orang yang tak pantas di sebut manusia. Tempat itu adalah neraka bagi Haechan.

Feign/Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang