-20:00-

559 88 4
                                    

Chap15-

•Di saat penyesalan datang

•Di saat penyesalan datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Not regret
It's destiny

[Cerita cukup panjang!]

-

Haechan meremas kuat sudut bajunya. Remaja itu menahan kesal yang sangat-sangat membuatnya prustasi, sampai wajah yang tampak ceria sebelumnya menjadi tertekuk dan kusam. Siapapun yang melihat Haechan dalam keadaan begini mungkin tidak akan berani untuk menyapa atau mengajaknya berbicara.

"Beraninya dia mengungkit masalah itu lagi. Aku menaruh kepercayaan kepada si tua itu untuk di rahasiakan, dan dengan seenaknya dia menjadikan itu sebagai kelemahan ku? Apa dia gila!" Haechan menendang bangku penonton di depannya.

Dia sedang berada di ruang basket sekarang. Entah kenapa, tetapi setelah dia pergi begitu saja dari kantin, tubuhnya membawa nya untuk berdiam sesaat di ruang tempat Hyunjin gantung diri ini. Tidak ada rasa takut atas fakta itu, yang Haechan rasakan hanyalah marah dan kesal.
"Dan.. kenapa Beomgyu bisa melihat aku saat kejadian itu." Haechan bergumam kepada diri sendiri. Dia menatap lapangan luas di depannya dengan mata yang bergulir tidak jelas, kuku pada jarinya ia gigit gelisah.
"Bagai mana jika dia mengatakan hal itu kepada orang-orang? Bagaimana kalau Beomgyu mengatakan ini kepada keluarga Jay dan Jake? Apa aku akan terkena masalah?" Haechan bermonolog gelisah.

Haechan mengusap wajahnya dengan gusar. Ia kembali mengingat kejadian itu, kejadian yang membuat nya merasa menyesal.

Flashback
(7 Bulan sebelumnya.)

SMA Neo Zen, Kota Jeju, Jeju

Remaja yang baru mengalami kenaikan ke kelas 11 itu berjalan menyusuri kelas yang berada di lantai dua sekolahnya. Wajahnya tampak cerah pagi ini, banyak murid yang berlalu lalang juga di koridor yang ia lewat. Tidak banyak yang mengenal remaja ini, ia cukup tertutup dan lebih sering duduk di kelasnya di banding keluar dan bergaul dengan teman-teman selain dari kelasnya. Tapi ia mempunyai tujuan baru di kelas ke sebelasnya ini.
Yaitu; mempunyai lebih banyak teman. Karena pada kelas sebelas ini, teman sekelas mereka akan di acak.

Itulah mengapa, pagi ini ia terlihat bahagia dan siap menjalani hari-hari yang panjang.

Kaki jenjangnya berhenti tepat pada pintu dengan papan yang bertuliskan 2-A di pojoknya. Mata bulatnya mengintip ke dalam kelas yang masih lengang itu.
"Ini kelas baru ku?" Gumamnya pelan. Kakinya kembali berjalan memasuki kelas itu.

Hanya ada enam murid yang sudah duduk di tempat masing-masing. Haechan memilih duduk di tempat nomor dua dari belakang. Setelah menaruh tasnya di samping meja, haechan kembali meneliti kelas barunya ini. Sangat asing bagi remaja itu saat melihat beberapa siswa/wi bercanda dan saling berkenalan dengan teman sebangku mereka.
"Kira-kira, siapa ya teman sebangku ku nanti?" Tanyanya di dalam hati. Karena bosan hanya mengamati kelas yang semakin ramai, remaja itu  lebih memilih bermain ponsel dan mengirimi pesan kepada teman kecilnya.

Feign/Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang