"Akhirnya, sahabat kita bisa ngumpul lagi, ya, Bro," ucap seorang pria jangkung bule yang duduk dekat kaca. Pria itu diketahui bernama Anthoni."Yoi, setelah hampir beberapa bulan menghilang," timpal pria lainnya yang berambut ikal.
"Udah gak papa kali. Ido kan lagi fokus ngejar jodoh ya, gak, Do?" sahut pria bermata sipit yang hanya dibalas senyuman kecut oleh Ridho.
Untuk pertama kalinya setelah hampir beberapa bulan menghilang, Ridho kembali berkumpul bersama sahabat-sahabatnya.
Anthoni, Alex, Jordi, Fauzi dan Ridho adalah lima sekawan yang tak sengaja bertemu ketika mereka sama-sama berkuliah di luar negeri. Berasal dari negeri yang sama, membuat mereka mau tidak mau menjadi teman akrab. Bagaimana pun juga tinggal di negeri orang itu bukanlah hal yang mudah.
"Btw, gimana? Dapet, gak?" tanya Alex---pria berambut ikal.
Minuman yang tengah Ridho telan pun terasa kecut. Mengingat bagaimana Livia yang menggandeng mesra tangan pria itu membuat perasaan Ridho tersentil.
"Jangan bilang gak dapet, Do?" tebak Jordi yang langsung mendapat anggukan dari Ridho.
Anthoni menyemburkan tawanya meledek. Pria itu mengusap bahu Ridho pelan. "Seorang Ridho, pewaris At Expres, gak bisa dapetin cewek tukang jahit?"
Ridho tersenyum kecut. Ingin sekali ia menghajar wajah meledek Anthoni. Hatinya mendadak panas ketika mendengar Anthoni yang menyepelekan Livia. Padahal mereka tidak tahu wanita yang sedang ia perjuangkan adalah pewaris tunggal GZ Shop.
"Lo mesti banyak belajar dari Alex, Do," saran Jordi yang tidak Ridho tanggapi sama sekali.
Ridho kembali meneguk jus jeruk di tangannya. Ia menatap ke arah jendela yang menampilkan hamparan kebun bunga. Kafe itu memang didesain khusus dengan tema alam. Biasanya ketika sedang sedih, gundah dan banyak pikiran, pergi ke kafe itu adalah solusi terbaik. Tapi semua itu pupus ketika tatapannya menangkap siluet dua pasang manusia yang tengah berjalan ke arah mereka.
"Woy, gue wa gak dibales-bales, gak punya kuota, lo!" ledek pria yang baru saja tiba ke tempat itu.
Pria itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan sedikit berisi. Rambutnya dicepak rapi yang membuat dirinya berkali-kali tambah tampan.
"Ck, lo kayak gak tahu aja, Zi. Kita kan kalo lagi ngumpul jarang buka hp," sahut Alex yang kini tengah bertos ala-ala geng mereka.
"Weh, siapa tuh, Zi? Cakep bener, oy," ucap Alex yang kini tengah menyodorkan tangannya ke arah wanita di samping Fauzi.
Ridho yang melihat itu pun berusaha menghalanginya. Ia tidak akan pernah membiarkan miliknya disentuh orang lain.
"Gak usah pegang-pegang, Lex, bukan muhrim," ucap Ridho acuh.
Alex yang mendengar itu pun mendengus tak suka. "Posesif banget. Emang lo kenal sama dia?"
Mendapat pertanyaan itu lantas membuat Ridho bungkam. Ucapan Alex seolah menjadi tamparan bagi Ridho. Benar, memangnya Livia siapa Ridho? Bukankah di antara mereka sudah tidak ada apa-apa? Tapi mengapa hati Ridho seolah tak ikhlas?
Fauzi yang melihat itu pun tersenyum misterius. Ia menarik Livia ke dalam rangkulannya.
"Gak papa kali, Lex, Ido kan memang selalu ngehargain perasaan wanita dan gak pernah nyakitin wanita. Ya, gak, Do?"
Entah mengapa, ucapan Fauzi seperti sebuah sindiran bagi Ridho. Ridho hanya mengangguk kikuk.
"Kenalin ini Livia, pewaris GZ Shop," ucap Fauzi sambil menatap mesra ke arah Livia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurir Pengantar Jodoh (Revisi)
RomanceCerita ini akan saya revisi secara bertahap. Mohon maaf apabila alur dirasa tidak nyambung. *** Ridho tidak pernah menyangka, jika pekerjaan yang ia anggap sepele justru membawa dampak besar baginya. Pertemuannya dengan seorang customer judes dan b...