Chapter 7

12.5K 1.2K 30
                                    

Mia mengepalkan kedua tangannya saat mendengar ucapan Mei membuatnya ingin sekali mencakar wajah Mei saat ini juga.

"Wah aku mendukung itu. Aku menunggu siapa yang menang antara kedua adik manis ku ini." timpal Huo Ling.

Mei dan Mia menatap tajam ke arah Huo membuat Huo seperti ingin diterkam hidup-hidup oleh dua macan.

"Baiklah aku terima tantanganmu! Bagaimana pun kau tak kan bisa merebut hati pangeran. Kalau pangeran benar tidak menerima mu aku bersumpah akan menendang bokongmu dari kediaman!" ucap Mia sambil pergi meninggalkan Mei.

Begitupula Huo Ling pergi mengekori Mia Ling di belakang.

Setelah keduanya jauh Mei Ling berlari keluar ruangan.

"KENAPA AKU TIDAK MEMBUAT BOM NUKLIR SAJA BIAR SEMUANYA MELEDAK!" teriak Mei Ling membuat para pelayan serta penjaga menatapnya ngeri.

"Dasar orang-orang di zaman ini licik sekali persis seperti di komik-komik. Sepersen pun aku tidak tertarik untuk menjadi istri pangeran tapi karena kau yang mengatakan itu maka aku akan membuat pangeran tertarik kepadaku setelah itu aku lah yang akan menendang bokongmu dari kediaman." gumam Mei dengan kesal.

Emosinya saat ini sudah di luar batas. Pasalnya Mia mengancam akan menendang bokongnya keluar dari kediaman yang artinya Mia akan mengusirnya.

Tidak boleh di biarkan!

"Nona... Apakah Nona baik-baik saja?" tanya Wanqi cemas.

"Kenapa aku dulu tidak belajar cara membuat bom nuklir ya? Kalau aku tau aku pasti sudah belajar dari dulu dan meledakkan zaman licik ini!" omel Mei.

Mei Ling pergi meninggalkan Wanqi yang menatap Mei dengan tatapan binggung.

Saat ini mood Mei benar-benar sangat buruk karena Mia dan Huo Ling.

Mei menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur guna untuk meredam amarahnya, ya walaupun tak senyaman kasur di zaman modern tapi sukses membuat mata Mei terpejam.

Setelah menikah dengan pangeran apa yang harus aku lakukan ya? Batin Mei Ling sebelum tidur.

********

Tak terasa setelah melewati hari yang melelahkan nan menyebalkan, Mei sekarang sudah berdiri di dalam kerajaan Yucheng.

Dan sudah selama itu pulalah Mei Ling menyiapkan diri untuk mengikuti pemilihan calon istri pangeran.

Suasana di kerajaan sangat ramai, bisa di bilang dipenuhi dengan para gadis yang cantik serta berpakaian mewah.

Semua gadis di dalam kerajaan sangat cantik dan anggun berbeda dengan Mei Ling yang hanya menggunakan jas yang dipesannya membuatnya menjadi sudut perhatian.

"Nona, apa Nona yakin menggunakan baju ini?" tanya Wanqi khawatir.

"Kenapa tidak? Kalau aku menggunakan hanfu nanti hanfuku bisa kotor tidak dengan ini dibuat dengan bahan khusus." jawab Mei Ling dengan bangga.

Wanqi hanya bisa menghembuskan napasnya gusar melihat penampilan Mei Ling seperti bukan seorang putri bangsawan saja.

Ya lebih tepatnya seperti gadis biasa.

Tiba tiba terjadi sebuah kerumunan serta suara sorak para gadis memanggil nama pangeran.

"Pangeran!"

"Pangeran!"

"Pangeran. Aku mencintaimu!"

"Pangeran kau tampan dan gagah sekali."

"Pangeran aku akan menjadi istrimu."

"Lihat saja pasti aku yang terpilih."

"Tidak bukan kau tapi aku."

"Apa yang kalian bicarakan tentu saja aku."

"Mimpi! Jelas aku, secara aku sangat cantik di sini."

Begitulah ocehan para gadis yang membuat Mei sukses merasa mual dan ingin muntah sekarang juga.

Mei memperhatikan pangeran dari kejauhan. Mei akui pangeran sangat tampan dan gagah dengan tubuh yang atletis sangat memukau para kaum hawa tak kalah dengan kaum adam di zaman modern.

______

Princes (M) Einstein - [Open Po]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang