Princes (M) Einstein - [Open Po]

Chapter 17

Mia merasakan harus melakukan sesuatu agar panas di tubuhnya menghilang.

Tiba tiba Mia langsung memeluk pelayan pria itu dan langsung melumat bibirnya dengan ganas.

Bukan hanya pelayan pria itu yang terkejut, melainkan beberapa pelayan yang lewat pun turut terkejut.

Pelayan pria tersebut langsung melepaskan lumatan Mia dan menjauhkan dirinya dari Mia.

"Nona apa yang Anda lakukan?" tanya pelayan pria gelagapan.

"A..aku...aku udh...engak tahan...lagi....panas....gerah..." keluh Mai.

Terjadi keributan antara Mia dan pelayan pria. Sedangkan pelayan yang lain turut membantu menahan Mia Ling membuat keributan semakin menjadi sehingga menggundang kekepoan Mei Ling dan Zhao Ling.

"Ada apa ini? Apa yang terjadi?" tanya Zhao Ling.

Mei menyaksikan semuanya dengan senyuman penuh kemenangan.

Mei sudah memperkirakan semua itu.
5 menit bukanlah waktu yang lama untuk menunggu.

Sebuah kejutan yang sangat spesial dan sayang untuk di lewatkan.

Manli datang bersama Zhang Ling dan Huo Ling, tidak lupa pula Tan Ran turut hadir menyaksikan kelakuan istrinya.

"Mia! Apa yang kau lakukan?!" bentak Zhang Ling melihat hanfu Mia yang hampir terbuka di bagian atas.

"Mia! Ada apa ini?!" tanya Tan Ran.

Bukannya menjawab, Mia malah mengeluh.

"Panas....aku...aku sudah tidak tahan lagi..." jerit Mai.

Manli terkejut bukan main. Seharusnya posisi ini Mei yang mengalaminya bukannya Mia Ling.

"Dasar kurang ajar!"

Plak!

Zhang Ling tak segan segan langsung menampar Mia yang sudah membuat keributan dengan kelakuannya yang tak senonoh.

Darah segar mengalir di sudut bibir Mia Ling di iringi isakan tangis serta keluhan Mia.

"Tan Ran! Didik istrimu! Dan kau Zhao Ling, ikut aku!"

Zhao Ling menuruti perintah kakaknya sedangkan Tan Ran menyeret Mia membawanya ke kamar.

Semua pelayan bubar karena perintah dari Huo Ling.

"Sayang sungguh aku... Aku sangat terkejut dengan kejadian yang mengalami adik Mia. Aku tidak tau siapa yang membuat adik menjadi seperti itu. Tolong...kau cari pelakunya sayang." rengek Manli.

Manli menyadari sesuatu kalau Mei lah yang melakukan semuanya tapi rasanya agak mustahil dengan kebodohan yang Mei mikiki, Mei tidak akan bisa berpikir sejauh itu.

Manli berharap Huo Ling menuduh Mei Ling sebagai pelakunya tapi semaunya tidak sesuai harapannya, Huo Ling malah menyuruhnya kembali ke kediaman.

Huo yang sedari tadi menyaksikan semuanya hanya bisa terdiam. Huo menatap Mei dengan tatapan tajamnya ke arah Mei. Bukannya takut Mei malah membalasnya dengan sebuah senyuman manis yang menginsyaratkan...

Aku menang!

*******

Sudah dua hari sejak kejadian memalukan Mia Ling dan sudah dua hari itu lah Huo Ling selalu meneror Mie Ling serta mengancamnya agar tidak berbuat lebih jauh lagi untuk menghancurkan keluarga Ling.

Lagi pula apa untungnya aku menghancurkan keluarga Ling? Tidak ada gunanya sama sekali!

Zaman ini sunguh tidak ada menariknya sama sekali. Semua orang hanya bermulut besar berbeda dengan orang di zaman modern yang membalas semuanya dengan prestasi bukannya perbuatan jahat atau omong besar.

Cih memalukan sekali Decih Mei Ling.

Mei yang sedang duduk dengan tenang di pingir kolam ikan pun terganggu karena suara toa milik Zhang Ling yang memanggil namanya.

"Mei Ling! Sayang. Ada berita bagus!" teriak Zhang Ling yang hampir membuat gendang telinga Mei pecah.

"Iya ayah ada apa - Aaa...." pekik Mei Ling.

Zhang Ling tiba tiba mengendong Mei Ling dan mengayunkannya seperti anak kecil.

"Ayah lepaskan aku!" rengej Mei Ling.

Saking senangnya Zhang Ling terus mengendong Mei Ling menarik perhatian penghuni kediaman Ling.

Zhang Ling menurunkan Mei dan mulai memeluk Mei dengan erat sehingga tubuhnya yang gemuk mengepit tubuh Mei yang kecil membuat Mei Ling sesak napas.

"Sayang ada berita besar." ujar Zhang Ling dengan senyuman yang lebar.

"Iya ayah tapi... Lepaskan aku...dulu... Sesak...."

Zhang Ling melepaskan pelukannya dan memberikan Mei sebuah gulungan emas.

"Ini, bacalah!" titah Zhang Ling.

_____