Mei memperhatikan pangeran dari kejauhan. Mei akui pangeran sangat tampan dan gagah dengan tubuh yang atletis sangat memukau para kaum hawa tak kalah dengan kaum adam di zaman modern.
Walaupun dari kejauhan, Mei dapat melihat wajah tampan pangeran serta matanya yang tajam membuat Mei sedikit, terpana.
Tunggu! Apa yang aku pikirkan? Aku tidak pernah berpikir seperti ini sedikitpun dulu. batin Mei Ling.
Cih berisik sekali! gumam Quan Wu.
Tak secara sengaja mata Quan Wu berpas pasan bertemu dengan mata seorang gadis yang menggunakan baju tebal nan aneh.
Siapa itu? Aneh sekali batin Quan.
Quan Wu mengacuhkan semua para gadis dan naik ke kursi kebesarannya beserta pendampingnya, Kin Mi.
"Kin, apakah Ayah Kaisar ada di kediaman?" tanya Quan Wu.
"Tidak Pangeran. Baginda Kaisar pergi berkunjung di kerajaan tetangga." jelas Kin Mi.
Quan hanya bisa mengangguk anggukkan kepalanya lega. Sebab kalau Baginda Kaisar ada di pemilihan calon istri ini pasti Baginda Kaisar lah yang memilihnya bukan Quan yang.
"Kakak, aku penasaran seperti apa gadis pilihanmu hari ini." bisik Qin Wu.
"Entahlah." jawab Quan dengan malas.
Quan merasa tak bersemangat. Pasalnya dirinya belum memikirkan istri atau apa pun itu karena pikiran Quan penuh dengan tahta, tahta, dan tahta.
"Jangan seperti itu kakak. Nanti kau akan diejek oleh kakak pertama, dan kakak kedua oh ya jangan lupa aku hehe." cengir kuda Qin.
"Diamlah anak kecil!" geram Quan.
Mendengar ejekan Quan membuat Qin memasang wajah masam.
"Aku bukan anak kecil lagi kakak! Kau lah yang seperti anak kecil!" elak Qin berlari sebelum Quan mengejar serta memenggal kepalanya.
"Huaaammmm....lama sekali? Aku ingin cepat pulang dan tidur." keluh Mei.
Tiba tiba
GONG....GONG...GONG...
Bunyi Gong menandakan pemilihan calon istri beserta bakat untuk pangeran segera di mulai.
"Penampilan bakat resmi di mulai. Silahkan masing-masing Nona mempersiapkan acara bakatnya!" ucap si prajurit utama.
"Peserta pertama Putri Cuang Yarou dari penasehat Yarou dengan keahliannya bermain kecapi!"
Putri Cuang Yarou mulai naik ke atas panggung dan mulai bermain kecapi dengan angun dan lembut.
"Huaaa....bagus sekali!" kagum Mei sambil bertepuk tangan seperti menonton sebuah konser membuat seluruh peserta menatapnya dengan tatapan tajam.
"Nona jangan bersuara." bisik Wanqi.
"Hehe." hanya cengir yang bisa Mei sampaikan.
Setelah penampilan Cuang Yarou, giliran peserta kedua.
"Peserta kedua Putri Mang Bie dari keluarga Chengxiang dengan keahliannya melukis!"
.........
"Peserta ketiga putri Shou Mian dari keluarga Mian dengan keahliannya menari!"
........
Begitulah seterusnya dari putri menteri petinggi, sampai putri anak bangsawan.
Quan Wu sangat tidak bersemangat. Bagi Quan semuanya sama saja tidak ada yang spesial apalagi membuatnya tertarik.
"Membosankan." gumam Quan Wu.
Dan akhirnya sampai pada giliran Mei Ling untuk menampilkan bakatnya.
Huaaa aku tak sabaran! Batin Mei riang.
Jujur saja Mei gugup saat ini tapi menginggat bagaimana dirinya menunjukkan bakat saat di zaman modern membuat Mei kembali bersemangat.
"Peserta ke dua puluh putri Mei Ling dari keluarga Ling perdana menteri dengan bakatnya Sains!"
Mei Ling mulai melangkahkan kakinya untuk menaiki panggung.
_______
Semoga pertunjukan bakatnya berjalan dengan lancar ya Nona Mei
KAMU SEDANG MEMBACA
Princes (M) Einstein - [Open Po]
Historical FictionTERSEDIA VERSI CETAK / BUKU, YANG BERMINAT SILAHKAN HUBUNGI 0831 7015 2745 (Nanad) ~ Di lengkapi beberapa eksperimen sains kecil yang aman dan mudah untuk kalian coba di rumah~~~ :)) ______📋📌 Jenica Natalie adalah siswi SHS yang sangat menyukai Sa...