Hai hai, makasih ya untuk semua ucapannya kemarin. Sesuai janjiku akan update di hari ultah. Kalian gencar banget komennya sampe ada yang komen berkali kali. Haha.
FYI, author ultahnya tanggal 22 hari ini ya, bukan tanggal 21 kemarin.
Ini bagian terakhir dari cerpen Perempuan Hitam, mau dibikin epilog atau tidak. Tergantung sama tanggapan kalian terhadap part ini.
Happy reading :)
****
Gerimis membelai tubuhku dengan lembut, tetesannya beradu dengan deru air terjun di hadapanku. Sejuk dan damai yang kurasakan tak mampu tergantikan.
Aku melangkah perlahan, membiarkan setiap senti tubuhku terendam air sungai yang tak begitu dalam. Aku ingin memeluk air terjun itu, merasakan dinginnya yang menyegarkan.
Suara-suara itu sudah tidak ada lagi. Suara Dika yang memanggil namaku, yang menyuruhku untuk bertahan. Juga suara alat pacu jantung yang di fungsikan ke tubuhku, seruan perawat dan dokter yang berusaha membuat nadiku berdenyut, bekerja keras agar aku tetap bernapas, semuanya kini tak terdengar lagi. Hanya ada aku dan air terjun ini.
Hidup memang harus memilih. Tapi saat aku tak memiliki kesempatan untuk memilih karena terperangkap dalan jeratan nasib, takdir memilihkannya untukku. Bersama kedamaian yang abadi.
_Tamat_
Published on 22nd April 2021
Pendek ya?
Emang pendek.
Aslinya emang segini.
Mau epilog?
Coba sini kasih author ide isi epilognya apaan.
Author lagi males mikir soalnya. Hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen : Aku Milikmu (21+)
RomanceKumpulan cerita pendek dewasa. Yang belum dewasa tak usah pura pura udah dewasa. Menyingkir saja. Part nggak berurutan, hanya orang yang cerdas dan mau berusaha lah yang bisa memahami semuanya. ***