Perempuan Hitam (Epilog)

17.2K 713 28
                                    

"Revalina!"

Sebuah suara yang memanggil namaku membuatku menoleh. Dari balik percikan dan gemuruh suara air terjun, aku melihatnya melambai padaku.

"Sudah sore, matahari sebentar lagi tenggelam, ayo kita pulang." Ucapnya dengan suara keras agar ucapannya sampai kepadaku.

Aku tersenyum sambil mengangguk, lalu mulai melangkah keluar dari sungai di bawah air terjun yang menjadi tempat favoritku. Dia membantuku naik ke tepian sungai, lalu langsung menyampirkan handuk di bahuku.

"Kamu ini kayak anak kecil, kalau sudah main di sungai suka lupa waktu. Kalau aku tak datang menjemput, kamu pasti akan sampai malam di sini." Dia mengomel pelan.

Aku hanya tersenyum mendengarnya. Dia sudah sering mengomel seperti ini, namun aku tahu ia tak benar benar marah, dia hanya khawatir padaku.

"Maaf, Jeff. Aku selalu merepotkan mu." Ucapku.

"Sudahlah, ayo kita pulang. Sebelum kamu masuk angin." Jeffry merangkul bahuku lalu kami melangkah bersama meninggalkan air terjun yang selalu menjadi tempatku menenangkan diri.

Jarak air terjun dan rumah yang kami tinggali hanya berjarak 20 menit berjalan kaki. Maka kamipun berjalan beriringan pulang.

Jeffry adalah salah satu pelanggan di tempat Mami Irma saat aku masih menjadi Nancy. Dia seorang mantan narapidana, pernah tinggal di balik jeruji besi selama 5 tahun akibat merampok toko emas.

Dia mengaku jatuh cinta padaku sejak ia melihatku di apartemen Mami Irma, namun ia hanya mampu mengagumiku dari jauh, karena ia takkan pernah sanggup membayar tarifku sebagai pelacur kelas tinggi.

Akan tetapi, rupanya takdir memilih Jeffry sebagai penyelamatku. Ketika aku dinyatakan meninggal oleh dokter, suasana di sekitarku menjadi chaos, Dika dan Virna ditahan polisi untuk diinterogasi, Mami Irma meninggalkan jasadku begitu saja sambil menggerutu karena mesin penghasil uangnya telah tiada.

Tinggallah aku yang terbujur kaku di pembaringan rumah sakit, tanpa keluarga ataupun teman yang bisa mengklaim jenazahku. Hingga akhirnya Jeffry yang saat itu sedang mengobati cideranya akibat jatuh dari motor melihatku.

Tanpa ragu ia memutuskan untuk mengaku menjadi suamiku di depan petugas rumah sakit hingga mereka mengijinkan Jeffry membawa jasadku pergi.

Jeffry berniat untuk menguburku di dekat tempat tinggalnya, meski hidupku berkubang dosa, ia merasa aku tetaplah manusia yang berhak dimakamkan dengan layak. Saat aku sedang dimandikan, tiba-tiba saja mataku terbuka mengagetkan semua orang.

Semua orang yang melihatku bangkit dari kematian lari kocar kacir, hanya Jeffry yang tetap diam di tempatnya. Memandangku tak percaya, memanggil namaku, memastikan bahwa aku benar benar hidup kembali.

Aku sendiri hampir tak percaya bahwa aku mengalami mati suri, aku hanya merasa baru saja bangun dari tidur panjang dengan mimpi indah. Namun ketika Jeffry menceritakan semua yang terjadi selama aku tak sadarkan diri, akhirnya aku mempercayainya.

Dan fakta bahwa semua orang menganggapku telah meninggal, membuatku melihat jalan keluar dari lingkaran setan ini.

Aku meminta Jeffry membawaku pergi sejauh mungkin dari kota ini, meninggalkan semua orang yang mengenalku, mengubur masa laluku sebagai Nancy dan memulai hidup baru di tempat yang jauh dimana tak ada seorangpun yang mengenalku sebagai Nancy.

Dan lagi lagi Jeffry memberiku sebuah titik terang, ia menawariku menjadi istrinya, dan akan membawaku pulang ke kampung halamannya, memulai hidup baru di sana.

Karena dia satu satunya orang yang masih peduli padaku di saat semua orang yang mengenalku, meraup keuntungan dariku, sama sekali tak menghiraukan nasibku, meninggalkan jasadku terbengkalai di kamar mayat, hanya Jeffry yang peduli dan memanusiakanku, maka aku pun menerima tawarannya.

Kumpulan Cerpen : Aku Milikmu (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang