Bercintalah Denganku (Part 5)

179K 1.2K 7
                                    

Pram pov

Vanya menghilang. Raib bak ditelan bumi.

Pagi itu, aku terbangun dengan perasaan bahagia karena bisa menjadikan Vanya milikku seutuhnya.

Senyum itu masih bertengger di wajahku ketika membuka mata, namun berubah menjadi kerutan dahi ketika tempat tidur di sebelahku kosong dan dingin.

Kucoba mencari Vanya di sekitar apartemen, mungkin dia sedang di kamar mandi atau membuat sarapan di dapur. Tapi hasilnya nihil. Jejak Vanya sama sekali tak ada di apartemenku. Bahkan aromanya pun memudar.

Aku hampir mengira bahwa malam terindah dalam hidupku hanyalah sebuah mimpi, dan kenyataan sebenarnya Vanya tak pernah datang dan itu cuma khayalanku saja.

Tapi kemudian, SMS darinya masuk ke ponselku. Yang membuat duniaku seakan runtuh.

Pram, Aku sedang dalam perjalanan pulang sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pram,
Aku sedang dalam perjalanan pulang sekarang.
Terimakasih untuk apa yang kau berikan padaku semalam. Aku takkan pernah melupakannya.
Tapi kumohon padamu, rahasiakan hal ini. Cukup kita berdua saja yang tahu.
Aku akan menyelesaikan masalah rumah tanggaku dengan Adnan, dan aku tidak ingin kau terlibat. Karena segalanya akan bertambah rumit.
Setelah semua masalahku dengan Adnan selesai. Aku akan menghubungimu.
Sementara ini tolong jangan menghubungiku dengan cara apapun. Aku butuh waktu untuk mengurus masalah pernikahanku.
Kuharap kau mengerti.
Vanya.

Karena aku mencintainya, maka kuturuti permintaannya. Tidak menghubunginya sama sekali, tidak mencoba mencarinya.

Meski hal itu sangat menyiksa bagiku. Setelah tahu bagaimana rasanya surga ketika dia berada di dalam pelukanku, aku tak bisa lagi berpura-pura tidak mendambanya.

Setelah tahu bagaimana rasanya mencium Vanya, aku tak bisa lagi mencium gadis lain. Setiap saat wajah dan suaranya saat mendesahkan namaku terbayang.

Oleh sebab itulah aku berhenti berkencan sama sekali sejak hari itu. Menenggelamkan diri dalam pekerjaanku, berusaha menepis bayangnya yang selalu menari di benakku.

Akan tetapi, tetap saja, setiap aku hendak tidur, dialah yang kupikirkan. Begitupun ketika aku bangun tidur, dialah yang pertamakali terlintas di pikiranku.

Berulangkali aku mencoba berusaha untuk menghubunginya, namun berungkali pula niat itu kuurungkan.

Aku harus menghormati keinginan Vanya. Dia masih berstatus istri orang, aku tak mau menambah masalah dalam hidupnya.

Tapi sungguh, penantian ini sungguh menyiksaku. Aku merindukan suaranya, wajahnya, rasa kulitnya di bawah sentuhanku. Aku ingin sekalo bertemu dengannya, memeluknya, menciumnya, menyatakan cintaku padanya.

Tuhan, aku benar-benar merindukannya!

_bersambung

Unpublished 18 Oktober 2020
Republished 9 Oktober 2022

Follow IG author @elfijani

Kumpulan Cerpen : Aku Milikmu (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang