Kaito berjalan ke arah Miki yang masih duduk di bangkunya ketika kuliah mereka selesai. Dengan jantung tak tenang, Kaito masih berusaha meyakinkan hatinya pada Miki.
"Miki, apa kita bisa bicara?" Tanya Kaito.
Miki menoleh pada Kaito dan menatapnya bingung. "Mau bicara apa?"
"Ayo kita pergi dulu." Kaito menarik tangan Miki dan membawanya keluar ruangan.
Hiro yang berjalan menuju parkiran terhenti ketika Kaito berjalan melewatinya sambil memegang tangan Miki. Hiro hanya termenung menatap Kaito sebelum kembali melanjutkan perjalanannya ke tempat parkir.
Miki memandangi Kaito yang menyeruput cola dingin di depannya. Walau Kaito bilang ingin bicara, tapi hampir 10 menit mereka duduk di cafe itu Kaito tak juga mengajaknya bicara.
"Ada apa Kaito-kun? Kenapa kamu diam saja? Katanya ada yang ingin dibicarakan?" Tanya Miki sambil menopang dagu.
Kaito menatap Miki lama sebelum menarik nafas dengan pelan. "Kapan kamu terakhir kali senyum kepadaku?"
Miki menautkan kedua alisnya heran. "Apa maksudmu? Aku tidak pernah tersenyum padamu?"
"Bukan tidak pernah, tapi sudah tidak lagi. Kamu tau kalau aku sangat menyukai senyummu?"
Miki menghela nafas. "Kaito-kun, aku masih tidak mood, jadi aku kalau senyum akan terpaksa. Kamu bisa mengerti kan?"
"Kenapa kamu hanya ingin aku yang mengerti dirimu?"
Miki menatap Kaito sebal. "Apa maksudmu? Aku tidak pengertian padamu, begitu?"
"Ya, kalau kamu pengertian. Kamu tidak akan marah selama ini. Aku sudah minta maaf karena telat. Aku diminta menjadi asisten dosen. Dan aku harus bertanggung jawab. Kalau kamu menyukaiku, kamu setidaknya mengerti dengan bebanku sekarang."
"Apa salahnya dengan tidak mood sampai sekarang? Tidak akan mengurangi nilaimu kan?"
"Bukan itu maksudku. Kenapa kamu harus berlama-lama marah dan kesal padaku. Padahal aku tidak seperti itu padamu. Miki, kenapa kamu tidak seperti awal kita pacaran dulu?"
"Apa maksudmu aku berubah dan tidak sebaik dulu, begitu?"
"Ya, kamu berubah Miki. Aku menyayangimu. Tapi aku tidak bisa melewati hari-hari seperti ini denganmu. Aku ingin seperti awal kita pacaran dulu."
"Memangnya kamu pikir kamu tidak berubah?"
Kaito terdiam. Apa? Apa dia yang berubah duluan makanya Miki berubah? Kaito menyentuh kepalanya yang sakit. Miki benar-benar membuatnya bingung.
"Kamu hanya mencari kesalahanku saja. Seakan kamu tidak bersalah sama sekali," kata Miki menghempaskan gelas minumannya membuat Kaito kaget.
"Kalau begitu katakan padaku, apa kesalahanku yang membuatmu kesal? Dan katakan apakah aku tidak meminta maaf atas kesalahanku?"
Miki terdiam. Dan bingung mau mengatakan apa. Kaito selama ini tidak pernah melakukan kesalahan fatal. Kaito selalu meminta maaf bila tidak bisa memenuhi permintaan Miki. Namun selagi dia bisa, Kaito akan memenuhinya. Kaito selalu ada untuknya. Kaito juga sudah memberi tau bahwa Naoki dan Eiji juga penting baginya jadi dia meminta pengertian bila Kaito juga menghabiskan waktu bersama mereka. Namun itulah yang membuat Miki kesal karena Kaito juga memberi waktu pada yang lain, tidak hanya pada dirinya.
"Aku tidak suka kamu memberi waktu yang sama banyak denganku dan sahabatmu," kata Miki pelan.
Kaito terdiam. Tidak bisa. Kalau Miki mulai meminta mengurangi hubungan pertemanan dia dengan Naoki dan Eiji, Kaito tidak akan bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted Things (Yaoi) [Completed]
RomantikKaito diangkat menjadi asisten dosen yang baru mengajar di jurusannya. Kaito diam-diam terpukau dengan ketampanan dosen itu namun dia yang yakin dirinya straight dan mempunyai pacar, mencoba mengalihkan perhatiannya. Namun semua menjadi di luar kend...