"Maaf aku terlambat," kata Kaito sambil membungkuk di depan Miki yang menatap Kaito dengan marah.
"Kaito-kun, apa akan sering begini?" Tanya Miki dengan suara tinggi.
"Miki, maafkan aku. Aku benar-benar sibuk sampai tidak bisa memegang ponsel untuk mengabarimu. Maaf sudah membuatmu menunggu lama. Kamu jangan marah lagi ya? Kita pergi makan sekarang?" Kaito meraih lengan Miki namun Miki menariknya lengannya sendiri dengan emosi.
"Aku mau pulang. Aku bahkan tidak berselera lagi untuk makan."
"Tidak, Miki. Jangan begitu..."
"Aku pulang dulu." Miki berbalik dan pergi dari sana.
Namun Kaito langsung memeluknya dari belakang. "Jangan pergi... aku benar-benar menyesal. Aku akan berusaha mengabarimu setelah ini."
Miki terdiam dan berbalik. Kaito menatapnya dengan lembut dan tersenyum.
"Aku sebenarnya sudah lelah dan ingin istirahat. Tapi kamu mengajakku malam ini untuk bertemu. Dan ternyata kamu telat. Kalau kamu memang tidak bisa bilang saja. Aku mengerti," kata Miki dan menunduk. "Aku mau pulang."
"Baiklah, aku antar sampai stasiun."
Miki mengangguk dan berjalan lagi. Kaito mengiringi langkahnya sambil berusaha mengajak Miki bicara. Namun mood Miki benar-benar tidak bagus.
###
"Gien! Kembalikan laptopku!" Ichiro mengejar Gien yang membawa laptopnya dan mereka berkeliling ruang kerja yang besar itu.
"Waktu kerja sudah selesai. Sekarang waktunya denganku," kata Gien sambil terus berlari.
"Sedikit lagi! Gieen!!" Ichiro berhasil menangkap rambut panjang Gien dan menariknya membuat Gien berhenti dan merebahkan tubuhnya ke belakang.
"Uwah!" Ichiro menangkap Gien dan memeluknya dari belakang.
"Nii-chan!" Naoki membuka pintu dan tertegun melihat kakak tercintanya memeluk si iblis rambut perak dan keduanya menatap Naoki dengan polos.
"Ah kebetulan ada Gien, aku ingin bertanya sesuatu." Naoki mengabaikan pose absurd mereka dan Ichiro melepas pelukannya dengan pelan.
"Kamu mau tanya apa?" Tanya Gien sambil merapikan rambutnya yang tersangkut di jemari Ichiro.
"Di kampusku ada dosen baru. Tapi, auranya berbeda dari manusia biasa. Maksudku, seperti melihat dirimu."
Gien menatap Naoki bingung. "Iyakah?"
"Memangnya ada iblis yang bercita-cita jadi dosen?" Tanya Ichiro.
"Tidak, memangnya ada iblis yang mau repot begitu? Hmm... besok aku akan coba lihat ke kampusmu," kata Gien.
"Tapi kenapa kami bisa menyadarinya ya? Kalau auranya berbeda?" Tanya Naoki.
"Karena kalian ada dalam perlindunganku. Makanya kalian tidak bisa terhipnotis dan bisa merasakan auranya," jawab Gien.
"Eh?? Benarkah?" Tanya Naoki tak percaya.
"Iya, Ichiro memintaku untuk melindungi adik iparku dan adik iparnya," jawab Gien membuat Ichiro terkekeh.
"Adik ipar?" wajah Naoki memerah dan tertawa.
"Di mana dia sekarang?" Tanya Ichiro.
"Di kamarnya. Mengejar deadline komiknya malam ini."
"Kamar 'nya'? Kalian masih beda kamar??" Tanya Ichiro heran.
"Nii-chan, Eiji sudah mau pindah ke sini aku sudah sangat senang. Jadi tidak apa kalau dia mau kamar sendiri, tengah malam pun aku bisa merayap ke kamarnya," jawab Naoki dan mendengar bel berbunyi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted Things (Yaoi) [Completed]
RomanceKaito diangkat menjadi asisten dosen yang baru mengajar di jurusannya. Kaito diam-diam terpukau dengan ketampanan dosen itu namun dia yang yakin dirinya straight dan mempunyai pacar, mencoba mengalihkan perhatiannya. Namun semua menjadi di luar kend...