Kaito menatap Hiro yang duduk di depannya. Mereka berada di ruang tengah rumah Hiro yang mewah sekali. Rumah yang didesain dengan warna putih keseluruhannya.
Kaito masih menunggu Hiro menjelaskan apa yang sebenarnya sudah terjadi. Hiro pasti punya alasan kenapa dia mencium Kaito seperti itu.
"Kaito, aku harap kamu tidak terkejut dengan apa yang akan aku sampaikan," kata Hiro menatap Kaito dengan serius.
"Aku sudah mengalami hal ajaib dari cerita Naoki, jadi aku tidak akan terkejut dengan cerita sensei," jawab Kaito percaya diri.
Hiro menelengkan kepalanya. "Begitukah? Baiklah. Begini, aku ini adalah vampir, bukan manusia."
"APA!!??" Kaito langsung berdiri tiba-tiba sampai kursinya terjatuh. Hiro hampir tidak bisa menahan tawanya melihat wajah Kaito yang sangat, sangat terkejut.
"Kamu bilang tidak akan terkejut," kata Hiro menahan senyum.
"T-tentu saja aku terkejut, sensei adalah vampir. Aku adalah makananmu. Dan tadi sensei menciumku, aku tidak akan bisa apa-apa kalau tadi sensei mengigit leherku dan meminum darahku," kata Kaito gemetaran sambil mencoba berjalan mundur perlahan.
"Kembali lah ke kursimu. Aku tidak akan menyerangmu dan meminum darahmu semudah itu. Karena aku punya alasan. Jadi aku ingin kamu mendengarkanku baik-baik. Duduklah," kata Hiro mencoba meyakinkan Kaito yang masih gemetaran.
Hiro tau tidak akan semudah itu Kaito percaya padanya. Dan Hiro tidak bisa melakukan sihir apapun padanya. Hiro hanya bisa bicara pada Kaito.
"Kaito, aku janji tidak akan menyerangmu. Aku ingin kamu mendengarkan alasanku. Ayo duduklah," pinta Hiro lembut.
Kaito menatap Hiro dan mengingat selama bersama Hiro, Kaito tidak pernah melihat Hiro seperti orang kelaparan saat melihatnya. Hanya saja tadi, saat Hiro menciumnya, Kaito merasa seperti Hiro sangat merindukannya. Padahal Kaito tidak pernah kenal sebelumnya dengan Hiro. Dan tidak punya hubungan apa-apa.
Kaito menarik kursi tadi ke posisi semula dan duduk tanpa melepaskan tatapannya dari Hiro.
"Aku paham kamu takut. Tapi aku ingin kamu percaya dengan semua yang akan aku katakan. Kaito, kamu mau percaya padamu kan?"
Kaito terdiam dan mengangguk pelan. "Ya, sensei."
"Baiklah. Aku adalah keturunan vampir murni yang sudah hidup selama 330 tahun. Aku bangsawan yang hidup di London dan berbaur dengan manusia. Aku hanya meminum darah manusia sekali enam bulan. Dan beberapa vampir murni mempunyai takdir tidak bisa jatuh cinta sesuka hatinya. Aku adalah salah satunya. Beberapa vampir murni memiliki takdir untuk memiliki pasangan seorang manusia. Dan harus mencari manusia itu sampai ditemukan dan dinikahi. Untuk mencarinya tidak semudah yang diharapkan. Manusia yang wanginya bisa dicium dan tidak mempan terhadap sihir dan kekuatan vampir serta pesonanya."
Kaito menatap Hiro tak percaya. "Jangan bilang kalau manusia yang sensei maksud itu adalah aku."
Hiro mengangguk pelan. "Ya, tentu saja dirimu. Aku mencarimu tiga ratus tahun lamanya. Tidak menyangka akan menemukanmu di sini, di Jepang. Aku sudah berkeliling dunia untuk mencarimu. Walau aku ingin menyerah, kakiku terus membawaku untuk mencarimu. Kaito, aku tidak akan memaksamu untuk menerimaku tapi aku mohon izinkan aku untuk mencoba menarik hatimu. Membuatmu jatuh cinta padaku..."
Kaito merasakan jantungnya sangat hangat sampai matanya berkaca-kaca mendengar kata-kata Hiro.
"Tapi sensei... aku ini laki-laki..." kata Kaito pelan.
"Sepertinya pasangan yang ditakdirkan untukku tidak ditentukan jenis kelaminnya," jawab Hiro tersenyum lembut.
Kaito menatap Hiro lembut namun dia ingin bertanya lagi. "Apakah sensei mencintaiku? Atau hanya karena aku yang ditakdirkan untukmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted Things (Yaoi) [Completed]
RomanceKaito diangkat menjadi asisten dosen yang baru mengajar di jurusannya. Kaito diam-diam terpukau dengan ketampanan dosen itu namun dia yang yakin dirinya straight dan mempunyai pacar, mencoba mengalihkan perhatiannya. Namun semua menjadi di luar kend...