Chapter 14

1.1K 129 1
                                    

Sudah lima hari sejak Kaito dibawa ke manor orang tua Sebastian. Selama lima hari itu Everlyn berusaha menyembuhkan Kaito yang masih tidak sadarkan diri secara perlahan. Sebastian tidak pernah meninggalkan Kaito satu detik pun. Selalu di sana menunggu Kaito sampai bangun. Dan di pagi hari keenam. Kaito membuka matanya.

"Ini di mana?" Tanya Kaito bingung melihat desain kamar seperti kamar raja di film-film histori Inggris.

"Kaito?" Panggil Sebastian yang menyadari Kaito yang sudah terbangun.

"Sebastian?" Kaito mengulurkan jemarinya pada Sebastian. Sebastian meraih jemari Kaito dan langsung memeluknya.

"Akhirnya kamu bangun Kaito!" Sebastian menangis memeluk Kaito dengan erat. Sebastian tidak bisa menggambarkan bagaimana panik dan bingungnya dia selama Kaito tidak sadar. Sebastian selalu takut kalau tiba-tiba saja nafas Kaito berhenti. Walau Everlyn dan Benedict sudah mencoba menenangkannya, tapi Sebastian tetap tidak tenang dan hampir stres karena selalu takut Kaito tidak akan bangun lagi.

"Sebastian... apa aku sudah lama tertidur?" Tanya Kaito memeluk erat Sebastian.

"Ya, sudah enam hari. Kamu benar-benar membuatku takut, Kaito. Aku akan membunuh diriku kalau kamu pergi selamanya dariku," ucap Sebastian mulai menangis di bahu Kaito.

Air mata Kaito juga mengalir mendengar kata-kata Sebastian. "Tapi kamu sudah membangunkanku. Terima kasih sudah menyelamatkanku, Sebastian..."

Sebastian menciumi kepala dan dahi Kaito dan kembali memeluk Kaito dengan erat. Everlyn dan Benedict yang memperhatikan mereka hanya menatap dengan haru.

###

Kaito masih belum bisa bangun untuk duduk karena kondisi tulang punggungnya yang masih lemah. Sambil terbaring Kaito memandangi ayah dan ibu Sebastian yang jauh lebih mempesona dari bayangannya.

Benedict, ayah Sebastian, wajahnya seperti lelaki berumur tigapuluhan dengan rambut yang berwarna sama dengan rambut Sebastian yang panjangnya sampai sebahu. Mata yang berwarna hijau keemasan serta wajah tampan yang lembut dan ramah. Beda dengan wajah tampan Sebastian yang dingin dan tenang.

Lalu ibu Sebastian yang memiliki rambut berwarna perak lurus dan panjang melewati pinggangnya. Dia memiliki wajah seperti wanita berumur dua puluh lima-an dengan mata yang berwarna sama dengan Sebastian. Wajahnya juga lembut dan ramah seperti Benedict. Apalagi saat tersenyum Everyln terlihat semakin cantik.

Keduanya memakai pakaian zaman victorian. Kaito bisa melihat bagaimana bangsawan zaman dulu sekarang. Dengan wajah dan penampilan yang mempesona.

"Selamat datang anakku. Aku senang sekali akhirnya Sebastian bisa menemukanmu. Walau sekarang ada yang mengincarmu, tidak hanya Sebastian, kami juga akan melindungimu. Kamu jangan khawatir ya?" Kata Benedict sambil tersenyum.

"Ya, paman..." jawab Kaito yang tidak tau ingin memanggil apa.

"Hahaha,, panggil saja Ayah, sekarang kami tinggalkan kalian berdua dulu," kata Benedict sambil tersenyum.

"Istirahat yang banyak ya anakku, kamu pasti akan cepat sembuh," kata Everlyn mengusap rambut Kaito.

"Terima kasih, Ibu," jawab Kaito menatap Everlyn takjub

Everlyn tersenyum kemudian mengikuti suaminya keluar kamar.

Sebastian meraih jemari Kaito dan menciumnya sambil menatap Kaito yang juga menatapnya dengan lembut.

"Maafkan aku yang tidak tau apa-apa, Kaito. Aku hanya mencarimu tanpa tau apa konsekuensinya kalau kita bertemu," kata Sebastian pelan.

"Kalau saja kamu tidak selamat. Aku akan mati dalam rasa bersalah selamanya..." lanjut Sebastian menutup matanya yang berkaca-kaca

Enchanted Things (Yaoi)  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang