Chapter 16

1.3K 131 5
                                    

Warning! Mature content. Wise to choose what you read please...

_________________________________________

Sebastian tidak susah menemukan Vincent karena Vincent bersembunyi tidak jauh dari manor karena terus mengintai Kaito.

Vincent menatap Sebastian yang hanya melihat auranya saja sudah menggambarkan bagaimana kuatnya dia sekarang. Sebastian juga menatap Vincent dengan dingin.

"Aku tidak menyangka kamu akan meminum darahnya dan menjadikannya vampir. Kalau kamu tidak berteman dengan iblis, itu tidak akan bisa terjadi."

"Aku tidak peduli. Untuk melindungi pasanganku, aku akan melakukan apapun. Apa kamu masih ingin melawanku sekarang? Masih ingin mengincar Kaito?" Tanya Sebastian datar.

Vincent bingung karena Kaito sudah berubah menjadi vampir. Namun rasa kesal dan merasa direndahkan membuatnya ingin menyerang Sebastian tanpa basa-basi.

Sebastian berhasil menangkap Vincent yang ingin mencengkeram jantungnya. Sebastian mencekik leher Vincent dan menghempaskannya ke tanah. Vincent mendorong dan menendang Sebastian dengan kuat namun Sebastian tidak melepaskannnya sedikit pun. Mereka berguling-guling sampai membuat beberapa pohon tumbang dan keduanya sampai di atas air terjun yang tinggi.

Keduanya terjatuh dari air terjun tinggi itu dan masuk ke air dengan bunyi yang sangat keras. Sebastian kembali menarik Vincent yang ingin lari karena merasa tidak sebanding lagi dengan Sebastian yang sangat kuat. Sebastian menekan tubuh Vincent sampai ke dasar air yang sangat dalam dan menancapkan pisau perak di jantungnya. Sebastian harus menikamnya dengan pisau perak agar Vincent benar-benar mati. Kalau mencabut jantungnya, Vincent masih bisa hidup walau tidak sadar lagi. Dan itu membuatnya perlu dua kali untuk membunuh Vincent.

Sebastian menatap Vincent yang tidak bergerak lagi. Kemudian berenang ke permukaan. Sebastian berteleportasi ke kamar Kaito dan mendapati Kaito masih berbaring.

"Dia belum juga bangun?" Tanya Sebastian mendekati Kaito.

"Belum, dia bahkan tidak bergerak sedikit pun kecuali dadanya yang bernafas," jawab Everlyn.

"Kamu berhasil membunuhnya?" Tanya Benedict.

"Ya, walau aku akui dia memang sangat kuat. Tapi ternyata dengan darah Kaito, aku memang menjadi tidak bisa terkalahkan," jawab Sebastian dan mengusap kepala Kaito. "Aku tidak menyangka dia mempunyai ide sehebat ini."

Benedict dan Everlyn tersenyum. "Kalau begitu, kamu tunggulah pangeranmu bangun. Kami akan keluar," kata Everlyn.

"Terima kasih, Ayah, Ibu," kata Sebastian tersenyum lembut pada orang tua mereka.

Benedict dan Everlyn tersenyum bersamaan dan keluar dari kamar itu.

Sebastian menatap Kaito yang terlihat lebih tampan dan memiliki pesona yang jauh berbeda dari sebelumnya. Sebastian lega walau Kaito sudah menjadi vampir, perasaan Sebastian padanya masih tetap sama. Sebastian masih tetap mencintainya dan menginginkannya.

Sebastian mendekati wajah Kaito dan mengecup bibir Kaito dengan lembut. Dan mata Kaito terbuka. Sebastian agak kaget karena tiba-tiba saja Kaito bangun tepat saat Sebastian menciumnya.

Sebastian berdiri dan menatap mata Kaito yang tidak lagi gelap namun merah. Kaito bangun dan menatap Sebastian. Mereka saling pandang tanpa kata.

"Kaito?" Panggil Sebastian pelan.

Kaito menoleh ke jendela dengan cepat. "Sebastian... kita akan bicara nanti. Aku sangat lapar sekali," kata Kaito dengan suara yang datar dan pelan dan tiba-tiba saja melesat keluar dari kamar

Enchanted Things (Yaoi)  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang