𝐃 𝐄 𝐍 𝐕 𝐄 𝐑

1.1K 77 1
                                    


"MOMM..... DADD...." teriakku yang tak tau lagi harus berbuat apa.

aku sendirian dikamarku, berharap ada seorang penyelamat datang. asap memenuhi seluruh rumah, aku tak bisa bernafas dan tergeletak di lantai kamarku.

tak lama mobil ambulan, dan pemadam kebakaran datang, beberapa petugas damkar menemukanku yang pingsan di dalam kamar, dan membawaku keluar.

"y/n, astaga." bibi lauren berlari kearahku dengan cemas dan panik.

"[name] are you hear me? are you ok?" tanyanya cemas.

"where's mom and dad?"

ia tak menjawab, dan langsung memelukku dan menangis, aku tak mengerti apa-apa karna baru tersadar.

"aunt? where's they are? why are u crying? what's wrong? tell me." lagi-lagi ia tak menjawab dan hanya bisa menangis.

"aidan, what's wrong? where's my parent?"

aidan terdiam menatap tanah, lalu bergantian menatapku, kedua tangannya memegang pundakku dan mulai berbicara

"maaf aku harus menyampaikan berita ini, your parent are death. petugas menemukan mereka ditangga, terjebak, dan tertiban reruntuhan."

"no, ini bukan sungguhan. bibi, aku sedang bermimpikan? ini mimpi kan? aidan, ini mimpikan?" bibi lauren dan putranya menggeleng

"no.no.no.no"

***

"[NAME], hei. wake up."

"mimpi itu datang lagi? it was happened 3 years ago, and you still stuck in there? c'mon." sambungnya

"no i'm not dan, terakhir aku memimpikannya itu setahun yang lalu"

"and?"

"aku tak tau kenapa aku memimpikannya lagi, aku berusaha tak memikirkannya lagi, but--"

"aidan.... y/n.... ayo turun, kami sudah siap untuk sarapan." kata² ku terputus karna bibi lauren memanggil kami untuk segera turun.

"yeahh we are coming mom, ayo cepat, nanti saja membereskan kamarnya." suruhnya dan menarik lenganku sambil berlari ke bawah.

"good morning aunt, and uncle."

"morning honey, apa kau mengigau lagi?" tanya bibi lauren

"yes mom, dia mengigau lagi. untung ada aku."

"tapi kau tidak sopan, masuk ke kamarku seenaknya saja."

setelah kejadian itu, aku tinggal dengan keluar aidan. kami sudah berteman sejak kecil sekali. paman dan bibi menerimaku seperti anak mereka sendiri. bibi melarang ku untuk tinggal sendiri, jadi aku tinggal bersama mereka.

rumah lama ku dan rumah aidan tak jauh, malah berhadapan. jadi aku bisa tau keadaannya. rumah lamaku dijual 2 tahun yang lalu, dan memiliki pemilik baru. itu bagus, ada yang mau merenovasi dan merawatnya.

"aidan, women have a big privasi. jadi kau tak boleh masuk seenaknya saja. apalagi kalau y/n masih tertidur." ceramah bibi lauren, aku hanya tertawa kecil melihat wajah aidan yang sedikit kesal.

"tak apa bibi, tak ada rahasia besar dikamarku."

"dengar itu mom."

"tetap saja, wanita punya privasi tersendiri." oceh bibi lauren lagi

"sudah lah aidan, lelaki memang tidak boleh masuk ke kamar wanita tanpa se izin wanita tersebut." paman rob melempit korannya, dan mulai angkat suara.

"baiklah aku yang salah, maaf."

𝐖𝐇𝐀𝐓 𝐈𝐅...? || ᵃⁱᵈᵃⁿ ᵍᵃˡˡᵃᵍʰᵉʳ ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang