𝐋𝐀 𝐂𝐀𝐒𝐀 𝐃𝐄 𝐏𝐀𝐏𝐄𝐋

800 59 4
                                    


"lapor komando. terjadi perampokan di Bank Nasional."

"pasukan komando segera ke posisi."

"team A bangun tenda segera."

"panggil inspektur Raquel!"

---

"SEMUANYA BERKUMPUL, DAN BERGANDENGAN TANGAN!!"

"jangan ada yang membantah perintah kami atau kami akan tembak!!"

Dada ku sesak, sulit untuk bernafas ketika aku panik. seumur hidup aku belum pernah berada di kejadian seperti ini, menjadi tawanan para perampok.

"heii, tenang lah nak. teruslah bernafas, kami tak akan melukaimu." ucap salah satu perampok yang berusaha menenangkanku.

"bernafas lah, ikuti ucapanku. tarik lalu lepaskan, tarik lalu lepaskan." sambungnya berusaha membuatku tetap bernafas tenang.

aku tak bisa berpikir jernih lagi, yang ada dipikiran ku hanya nasibku selagi menjadi tawanan perampok. apa aku akan mati atau tetap hidup dan kembali hidup normal.

"RIOO... TOKYOO... KEMBALI KE TEMPAT!!!"

suara sirine polisi dan suara tembakan peluru mulai berdatangan dari pintu masuk bank.

salah satu perampok tertambak, dan dibawa masuk lagi. mereka menutup pintu baja Bank.

"karna kita akan tinggal beberapa saat, bagaimana kalau kita memperkenalkan diri. sekarang ku persilahkan kalian membuka penutup mata kalian."

kami semua dipersilahkan membuka penutup mata, lalu diberikan topeng, dan seragam yang sama seperti yang mereka kenakan.

"PAKAI SEKARANG JUGA."

"shhtt, bukan begitu memperlakukan mereka Denver." balas perampok yang kelihatannya lebih tua.

"dengar yang pria ini katakan? ganti baju kalian sekarang juga."

setelah para tawanan ganti baju, kami diberi topeng dan pistol mainan satu per satu.

Ibuku selalu bilang kalau aku suka melawan, tapi sepertinya tidak untuk yang satu ini.

"kalian bisa memanggilku Berlin, pria galak disana Denver, wanita berambut pendek itu tokyo, wanita yang satu lagi nairobi." dan dia memperkenalkan semuanya, satu per satu

"SEMUA ANGGOTA PERGI KE KANTOR BOSS SEKARANG JUGA. KECUALI RIO, kau jaga mereka."

mereka semua pergi ke lantai atas, kecuali pria yang bernama rio itu.

"hey, apa kau baik-baik saja?" tanya lelaki yang berada tepat di sampingku.

"not really, hanya agak sulit untuk mengatur nafas."

"aku merasakan betapa paniknya dirimu, tanganmu bergetar sangat kencang."

"itu karna aku tak pernah ada di situasi seperti ini sebelumnya."

"kau pikir aku pernah berada di situasi seperti ini? aku, kita semua mungkin belum pernah berada di situasi ini."

"entahlah, kau begitu tenang."

𝐖𝐇𝐀𝐓 𝐈𝐅...? || ᵃⁱᵈᵃⁿ ᵍᵃˡˡᵃᵍʰᵉʳ ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang