3

32.4K 2K 16
                                    

.

.

.

Baru bangun tidur, El masih berada di gendongan sang ayah. Kepalanya dia senderkan ke bahu Max, matanya belum terbuka sepenuhnya nampak memang jika masih mengantuk. Max membelai pipi mulusnya, membangunkan penuh kelembutan.

"Hei, ayo bangun..."

"Baby, sudah dulu tidurnya. Kita berenang dulu ya," ujar Max lagi. Mereka sudah berada di area kolam renang pagi ini, menemani El berenang setiap dua kali seminggu sudah menjadi kewajiban. Berenang adalah bentuk terapi lain untuk El supaya dia terbiasa menggerakkan seluruh anggota tubuhnya.

"Sayang, kita berenang dulu ya," bujuk Ellen sambil berusaha mengangkat kepala putranya.

"Belenang?"

"Diddy...Diddy ikut ?" Tanya El.

"Iya, kita berenang ditemani Diddy. Ayo anak Mimmy, semangat sayang..." El pun langsung kelihatan bersemangat, dia menarik-narik piyamanya tanda ingin digantikan dengan baju renang seperti biasa. Ellen tersenyum dibuatnya, lalu Ellen pun mengganti piyama anaknya dengan baju renang lalu memakaikan pelampung di kedua lengannya. Sebelum masuk ke kolam, El diberikan minum susu terlebih dahulu supaya dapat energi walaupun belum sarapan. Setidaknya perutnya tidak kosong. Susu adalah satu-satunya hal yang tak pernah ditolak oleh El.

Max dan Ellen menemani El berenang, El memang sudah terbiasa dengan renang tapi belum terlalu mahir. Mereka berenang sekitar 30 menit saja, karena El sudah menggigil terlalu lama di dalam air.

...

Selesai berenang, Ellen yang masih memakai bathrobe mengurus putranya dahulu sebelum mengurus dirinya sendiri. Tidak ingin El menunggu terlalu lama dan berakhir masuk angin.

"Dak mau, Mimmy," kepala anak itu menggeleng dengan cepat, sambil sesekali menatap pada pria tampan yang berdiri di dekat ranjang sejak tadi.

"Ayolah, sayang. Nanti mengompol loh, pakai diaper- nya ya."

"Dak..." Ujarnya setengah merengek sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Kenapa?" Tanya Ellen bingung.

"Kak Io, dak boleh katana. Malu...Dak mau pakai pempes itu." Cashio yang sedari tadi memang ada di sana jadi tertawa dibuatnya. Adiknya begitu lucu saat merengek seperti ini.

"Tidak usah pakai diaper , kalau ingin pipis bilang saja pada Kakak supaya diantar ke kamar mandi. Malu..."Ujar Io.

"Mimmy, dak mau." El kembali merengek dan mencoba untuk menjauhkan tangan Ellen yang memegangkan diaper-nya.

"Baiklah, kalau ingin pipis kasih tahu ya." Ellen menuruti keingin putra bugsunya itu, kemudian memakaikan dia baju yang tebal dan hangat. Setelah El beres berpakaian dia pun bermain dengan Cashio sementara ibunya mandi.

...

El duduk dipangku Kak Io sambil menonton video dari tabletnya. Video aneka macam hewan yaitu video kesukaan adik mereka.

"Aaa... takut." El menjauhkan tabletnya dan langsung memeluk kakaknya itu. Cashio jadi terkejut tapi tetap membalas pelukan adiknya.

"Baby, ada apa? Apa yang membuatmu takut?" Ujar Cashio dengan pelan.

"Itu, dicana ada haimau mulutnya beldalah. Dalah mulutnya, Kak." El menunjuk tabletnya, Cashio melihat ternyata video itu memperlihatkan harimau yang sedang memangsa hewan buruannya. Mulut penuh darah si harimau yang membuat El jadi takut.

"Tidak usah takut, baby. Kita ganti ya, kita tonton video ikan yang berenang di laut."

Io kemudian menggantinya dengan video ikan hias kesukaan si baby, El sangat antusias sambil menunjuk tabnya. Io sendiri juga ikut senang, karena jarang El seceria ini. Beberapa bulan terakhir, El memang jarang sakit jadi dia semakin aktif karena rutin berenang. Dulu setiap pergantian musim anak itu pasti sakit, bahkan cuman karna mencicipi sedikit makanan luar El bisa sakit. Makanya keluarganya begitu overprotektif pada El.

Lagniappe (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang