"Yang bangun..."
"Yang"
"Yang aku laper"
Febi terus menggoyang-goyangkan tubuh bara yang tertidur pulas di sampingnya.
"Yang kepala aku sakit"ucap Febi lemas, tiba-tiba dia kebangun dari tidurnya karena kepalanya terasa sakit dan tubuhnya menggigil.
"Hm"gumam bara yang masih belum sepenuhnya sadar.
"Di-dingin yang"ujar Febi sambil meringkuk memeluk bara
Perlahan bara membuka matanya dan melihat ke arah istrinya,sontak bara langsung bangun saat mendapati wajah Febi yang terlihat pucat dan tubuh menggigil.
"Yang kamu kenapa?"panik bara sambil menarik selimut menutupi tubuh Febi.
"Dingin"jawab Febi,barapun langsung mematikan AC di kamarnya.
"Apanya yang sakit hm?"tanya bara,diapun meletakkan tangannya di kening Febi untuk mengecek suhu tubuh istrinya itu.
"Astaga kamu panas banget yang"ujar bara"ke rumah sakit ya"lanjutnya,Febi langsung menggeleng lemah.
"Tapi kamu panas banget ini ayang,aku juga bingung mau ngapain"ujar bara panik sendiri.
"Peluk aku"jawab Febi,bara langsung kembali berbaring di samping Febi dan mendekap tubuh istrinya itu dengan hangat sambil menciumi wajah Febi dengan sayang.
"Sejak kapan begini?"tanya bara yang tak lepas memandangi wajah cantik Febi yang terlihat pucat itu.
"Tadi"jawab Febi dengan mata terpejam.
"Aku buatin bubur ya abis ini minum obat"ujar bara.
"Udah malem yang udah nanti enakan sendiri"jawab Febi lirih.
"Ck enakan apaan,kamu ini lagi demam yang,udah aku ambil obat ya"ucap bara.
"Jangan tinggalin aku"rengek Febi yang memeluk bara erat.
"Bentar doang kok...biar kamu enakan,panasnya juga biar turun ya"ucap bara dengan sabar,Febi langsung menggeleng cepat.
"Aku gak mau di tinggal"jawab Febi,bara hanya menghela nafas,gimana caranya dia ngambilin obat buat Febi kalau febinya aja gak mau di tinggal,gak mungkin kan dia neriakin bik Ira tengah malam gini.
"Terus gimana yang...cuma bentaran doang"ujar bara.
"Gak mau ih"rengek Febi dengan mata berkaca-kaca membuat bara tambah bingung.
"Ya udah udah enggak,tidur ya biar aku kelonin"ujar bara akhirnya,Febi kembali menutup matanya.
"Tidur"ujar bara dengan tangan yang tak lepas mengusap kepala Febi dengan lembut.
Tak butuh waktu lama Febi mulai terlelap,bara masih belum menghentikan elusan tangannya di kepala istrinya itu,sesekali dia berhenti tapi saat ada pergerakan dari Febi sontak bara mengelus kepala istrinya itu kembali seakan bara tak ingin Febi terbangun.
*****
Tak terasa hari sudah terang,dan bara sejak di bangunin Febi gak tidur lagi,dia dengan sabar menemani Febi tidur dan tak membiarkan Febi keganggu dengan tidurnya.
"Ayang"ujar Febi lirih saat mendapati bara yang tengah duduk di sampingnya.
"Makan ya"jawab bara dengan semangkok bubur di tangannya.
"Jam berapa?"tanya Febi serak.
"Jam 6,udah ayo aku suapin habis itu minum obatnya"ujar bara,Febi hanya ngangguk pasrah dan berusaha duduk dari tidurannya di bantu bara.
"Siapa yang masakin?"tanya Febi menatap suaminya itu.
"Tadi aku nyuruh bik ira"jawab bara yang mulai menyuapi Febi.
"Kepala aku masih sakit"rengek Febi di sela makannya.
"Nanti ke dokter"ujar bara.
"Enggak ih aku gak mau pokoknya"jawab Febi.
"Jangan ngebantah"tegas bara menatap Febi intens membuat Febi terdiam dengan bibir manyun.
"Kalau enggak aku panggil dokter risky aja"lanjut bara.
TBC
Maaf banget ya aku lama gak up karena ada kesibukan,tapi mulai malam ini aku bakal sering-sering up lagi kayak dulu,untuk malam ini part-nya sedikit dulu ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE BOY 2(END)
Teen Fictionsebelum baca cerita yang ini baca dulu : possessive boy 1(17+)📍