21. Konsultasi Skripsi

2.5K 297 3
                                    

Dua minggu kemudian.

Waktu liburan kampus yang panjang telah berakhir. Kampus yang dua bulan sepi, kini menjadi lebih hidup dengan kehadiran staff, dosen dan berbagai macam jenis mahasiswanya. Yah, bisa dikatakan berbai macam karena mereka memang beragam. Dari segi kepribadian, gaya berpakaian sampai kelakuan. Beberapa mahasiswa terlihat lebih modis dengan penampilan barunya. Ada juga yang memanfaatkan momen kembali ke kampus sebagai ajang pamer barang branded baru. Ada juga yang kembali dengan penampilan seperti biasanya.

Beberapa mahasiswa terlihat berjalan bergerombol sambil berbincang membahas sesuatu. Mereka hanyut dalam obrolan yang seru hingga sesekali tertawa terpingkal hingga membuat teman di sekitarnya melihat dengan tatapan aneh. Mungkin mereka tengah bercerita tentang pengalaman mereka semasa liburan, tentang pacar baru, atau hal-hal lain yang bagi mereka seru untuk dibahas. Beberapa mahasiswi juga terlihat bergerombol di depan gedung fakultas mereka. Saling tegur sapa dan cipika-cipiki atau berteriak histeris karena terlalu senang bertemu lagi setelah dipisahkan oleh waktu liburan yang panjang. Yah, salah satu kebiasaan cewek yang paling lumrah: Nggak seru kalo ketemu nggak ngerumpi, nggak seru kalo nggak heboh. Motto andalan cewek.

Freya berjalan sendiri di tengah-tengah orang yang tengah tenggelam dengan rutinitasnya masing-masing. Tangannya memeluk lembaran skripsinya di depan dada. Ia baru saja memarkirkan mobilnya, berjalan ke arah selatan, menuju fakultasnya. Tujuannya adalah ruangan Andra untuk konsultasi skripsinya, lagi.

Freya melihat sekeliling. Ia merasa sedikit aneh setelah pergi sendirian dari kos. Masa liburan telah habis, tapi ia mendapati belum ada anak kos yang kembali selain ia dan Lizzy. Lizzy bahkan sebenarnya tidak bisa dihitung penghuni kos tetap karena ia hanya akan tinggal sementara sambil mencari apertemen baru dekat tempat kerjanya sekarang. Freya sedikit bingung, tapi tak jua menemukan jawaban dari pertanyaannya sendiri. Atau jangan-jangan, ada yang nggak beres dari kos-kosan itu, dan hanya dia yang nggak tau. Mungkin kos-kosan itu ada hantunya, atau yang lebih seram, kos-kosan itu sebenarnya digunakan untuk pembunuhan dan semua orang yang menghuni di situ telah dibunuh secara bergiliran. Freya jadi begidik sendiri membayangkannya. Ia cepat-cepat menyadarkan diri dari pikirannya ketika kakinya menginjak tangga menuju pintu fakultas.

Tok tok tok... Freya mengetuk pintu kantor Andra dengan sopan.

"Masuk," jawab seseorang dari dalam.

Freya pun segera memutar gagang pintu dan membukanya pelan-pelan.

Ruangan kosong, hanya ada Andra di sana, padahal ada tiga meja di sana. Mungkin dosen yang lain ada jam mengajar. Awal semester, semua orang masih rajin dan semangat. Terlebih bagi para mahasiswa-mahasiswi baru. Selalu menjadi hal yang menarik untuk mengenal kampus baru mereka. Padahal kalau lama-kelamaan, kampus bisa saja menjadi hal yang tak ingin mereka kenal. Karena setiap ingat kampus, mereka akan dihantui oleh deadline, tugas, dan momok seram dosen-dosen killer.

"Duduk," ujar Andra menyuruh Freya. Ia pun segera memberikan skripsinya yang telah direvisi kepada Andra.

Andra pun segera mengambilnya dan membuka-buka lembaran skripsi Freya.

Freya memperhatikan Andra yang tengah duduk sambil membaca lembar demi lembar skripsinya. Ia diam-diam menelisik penampilan Andra. Memang ada yang berbeda dari penampilan Andra. tapi Freya masih belum menemukan apa. Secara keseluruhan memang berbeda. Freya mencoba mengamati sekali lagi. Ah, benar, penampilannya terlihat lebih rapid an wajahnya terlihat lebih santai. Pada keningnya, ia tak melihat kerutan yang banyak seperti sebelumnya. Dari segi penampilan juga ia lebih memilih warna yang lebih terang dari yang sering ia kenakan.

Kosan In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang