Please, Love Me

1.7K 134 112
                                    

Ada beberapa gif mendukung, jadi nyalakan data ya..
.
.
.

Lagi-lagi Chanyeol hanya bisa menatap nanar pintu berwarna putih yang berdiri menjulang dihadapannya. Pintu yang membuatnya merasa begitu ketakutan. Seolah-olah pintu itu akan mengantarkan Chanyeol kejurang kematian. Begitu ironi, karena nyatanya pintu itu menyembunyikan sesosok malaikat. Ya, Malaikat yang saat ini terlihat begitu rapuh.

Chanyeol memegang erat-erat nampan berisi makanan yang dia bawa. Mencoba menarik kedua sudut bibirnya. Menyiapkan diri dengan sebaik mungkin agar dirinya terlihat baik-baik saja ketika melihat gadisnya. Karena Chanyeol sudah tahu ekspresi seperti apa yang akan dia keluarkan ketika melihatnya.

Melihat gadisnya…

Malaikatnya…

Chanyeol mulai mengetuk beberapa kali benda berbentuk persegi panjang itu.

"Saatnya makan malam, Anna-ah…" ucap Chanyeol sekilas seraya membuka papan kayu itu dengan perlahan, menimbulkan suara berderit pelan ketika dirinya mulai mendorong pintu itu.

Mata Chanyeol langsung terfokus pada sosoknya yang kini sedang menatap ke arah jendela besar yang hanya menampilkan pemandangan gelap di malam hari. Seperti biasa, sibuk dengan dunianya sendiri dan tidak pernah menyadari kedatangan Chanyeol sama sekali.

Chanyeol ingin sekali mengetahui apa yang selama ini difikirkannya. Chanyeol ingin sekali merengkuh tubuh kurusnya. Mengatakan bahwa ia tidak sendirian, masih ada dirinya yang bersedia menemaninya. Menjadi penyokong hidupnya. Bersedia menjadi peta ketika ia tersesat dan tak tahu kemana arah jalan pulang. Bersedia mengulurkan tangannya kapanpun saat gadis itu membutuhkan bantuan.

Namun, seolah ada pembatas kasat mata yang membuatnya begitu sulit Chanyeol rangkul. Seolah memang ia sengaja membuat pembatas itu. Tidak membiarkan siapapun untuk menjamah kehidupannya. Bersikap seolah ia mampu hidup dengan kedua kakinya tanpa membutuhkan uluran tangan dari orang lain. Mampu menyimpan segala beban hidupnya seorang diri.
Tetapi pada kenyataannya Chanyeol sudah menjadi bagian dari kehidupannya.

Dia gadisnya. Malaikat itu istrinya. Dan dia berada dibawah tanggung jawab Chanyeol. Terkadang Chanyeol cukup berbangga hati ketika memikirkan hal itu. Karena setidaknya, gadis itu miliknya, kan?

Chanyeol menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya, sebelum akhirnya Chanyeol berjalan menghampirinya. Menampilkan senyum terbaik Chanyeol meskipun rasanya begitu sulit. Seperti disetiap sisi bibir Chanyeol dipasangi paku yang begitu kuat, sehingga Chanyeol harus berusaha dengan keras hanya untuk sekedar menarik kedua sudut bibirnya.

"Aku tidak lapar." Ucapnya singkat ketika Chanyeol mendudukkan tubuhnya di atas ranjang milik gadis itu.

Milik gadis itu? Ya mereka memang tidur di kamar yang terpisah. Chanyeol hanya ingin gadis itu merasa nyaman dengan kehidupan barunya bersama Chanyeol.

"Kau harus makan, Anna-ah. Setidaknya untuk mengisi perutmu. Aku tidak ingin jika melihatmu sakit." Bujuk Chanyeol seraya mengaduk-aduk makanan yang dia bawa untuknya.

"Kau tahu, Jung ahjuma membuatkan makanan kesukaanmu. Bagaimana jika aku yang menyu…."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•Oneshoot Series• [M] Season 1✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang