Missing You

825 97 28
                                    

"Kau menangis?"

"Tidak."

"Lalu kenapa matamu memerah?"

Yoona menunduk. "Karena debu."

Chanyeol mendesah pelan. "Ini sudah malam, tidak ada debu. Dan lagi, aku datang ke rumahmu bukan untuk melihatmu menangis di depan pintu."

Yoona menunduk semakin dalam, lalu menjawab dengan suara yang terdengar pelan. "Sudah kukatakan aku tidak menangis."

Chanyeol diam, memandangi Yoona hingga beberapa saat kemudian sebelum akhirnya kembali bersuara. "Kita sudah tidak bertemu selama lebih dari dua bulan, apa kau tidak merindukanku?"

Yoona tidak menjawab, wajahnya masih menunduk.

"Yoona-ya."

Yoona tetap diam.

"Baiklah." Chanyeol mendesah sekali lagi. "Kalau begitu aku akan pergi."

Chanyeol kemudian berbalik, Ia baru mengambil satu langkah untuk pergi saat merasakan kedua tangan Yoona memeluknya dari belakang. Lalu, Chanyeol merasakan gadis itu menyandarkan kepala di permukaan punggungnya.

"Yoona?"

Yoona bukannya tidak mau menjawab, Ia hanya tidak ingin Chanyeol mendengar suaranya yang tercekat lantaran menahan isakan.
Chanyeol menunduk, memperhatikan tangan Yoona yang bertaut di depan perutnya, merasakan gadis itu memeluknya semakin erat membuat Chanyeol akhirnya berusaha menoleh ke belakang.

"Yoona-ya."

"Jangan pergi." Gumam Yoona pelan.

Chanyeol diam, namun bibirnya kini menahan senyuman. "Kau tidak ingin aku pergi?"

Yoona mengangguk.

"Kenapa?" Chanyeol masih berusaha menahan senyuman saat Ia melanjutkan.

"Aku bertanya apakah kau merindukanku atau tidak, tapi kau hanya diam. Kupikir kau memang tidak merindukanku."

"Aku merindukanmu." Sahut Yoona cepat. "Aku.. sangat merindukanmu."

Chanyeol tidak bisa lagi menahan senyumannya. Kali ini, senyumannya benar-benar lepas dan tampak tergambar indah di parasnya yang tampan. Kedua tangan Chanyeol kemudian menggenggam pergelangan tangan Yoona. Melepaskan dekapan gadis itu dari perutnya, Chanyeol kemudian beralih untuk berbalik hingga kini mereka saling berhadapan.

Yoona masih menundukkan wajah, membuat Chanyeol mengulurkan kedua tangannya untuk kemudian menangkup pipi Yoona dengan hangat. Mengangkat wajah Yoona dan memaksa gadis itu agar menatapnya.

"Kau benar-benar menangis karena terlalu merindukanku?" Gumam Chanyeol sembari memperhatikan mata Yoona yang memerah.

Meskipun tidak sampai meneteskan air mata, tapi Chanyeol bisa melihat dengan jelas ada air bening yang menggenang di pelupuk mata gadis itu.

"Sudah kukatakan aku tidak menangis." Yoona menjawabnya dengan nada setengah kesal.

Ia menggenggam pergelangan tangan Chanyeol, berniat menyingkirkan tangan pria itu dari wajahnya namun Chanyeol menolak. Chanyeol justru mengambil satu langkah mendekat hingga tidak ada lagi jarak diantara tubuh mereka. Hanya wajah mereka yang kini dipisahkan oleh jarak yang tak lebih dari empat senti.

Teras rumah Yoona masih diselimuti cahaya lampu yang tidak terlalu terang. Masih berada tak jauh dari pintu, mereka kini hanya saling memandang dalam diam.

"Maafkan aku."

Chanyeol tersenyum lembut seraya kedua ibu jarinya mengelus permukaan pipi Yoona dengan lembut. Sorot matanya yang hangat itu menatap Yoona dengan penuh kasih sayang, dengan tatapan yang dalam.

"Maaf karena aku pergi mendadak saat itu. Aku tidak tahu Ayah akan mengajakku ke Jepang secara tiba-tiba. Dan maaf, aku baru bisa menemuimu setelah sekian lama."

Yoona mengerjap pelan. "Apa gadis di Jepang cantik-cantik?"

Sungguh, pada awalnya Chanyeol sangat berharap Yoona akan sungguh-sungguh menanggapi permintaan maaf yang ia utarakan dari hatinya yang terdalam. Ia berharap Yoona akan memeluknya dengan erat, atau bahkan menciumnya. Tapi pertanyaan yang terlontar dari bibir gadis itu benar-benar membuat Chanyeol harus kembali menahan senyuman saat ini.

"Ya.." Chanyeol mengangguk-angguk pelan.

"Lumayan. Gadis-gadis di Jepang cantik-cantik dan.. mereka cukup seksi."

Yoona mulai menatap Chanyeol dengan tatapan tidak suka. Dan Chanyeol tahu itu. Maka sebelum Yoona memberi tanggapan, Chanyeol segera melanjutkan.

"Benar, mereka cantik, tapi mereka tidak menawan seperti dirimu. Mereka seksi, tapi tubuh mereka tidak memiliki aura hangat dan menenangkan seperti dirimu."

Chanyeol tersenyum lembut. "Aku merindukanmu, Yoona-ya."

Lalu menutup mata, mempertemukan bibir mereka dan mencium Yoona lamat-lamat. Yoona turut menutup kelopak mata saat Chanyeol mulai memiringkan kepalanya. Kedua tangan Yoona pun bergerak perlahan, melingkar di pinggang Chanyeol seraya bibirnya mulai membalas perlakuan pria itu padanya.

Setelah beberapa saat kemudian, Chanyeol memisahkan bibir mereka dengan hati-hati. Kedua mata mereka pun terbuka bersamaan dan Chanyeol melihat Yoona menahan senyuman setelah itu.

"Kenapa?" Tanya Chanyeol dengan wajah mereka yang masih berjarak sangat dekat.

"Ada yang lucu?"

Yoona menggeleng. Menurunkan tangan Chanyeol dari wajahnya, lalu Yoona menyandarkan sisi kepalanya di dada bidang Chanyeol dan memeluk pria itu erat-erat. Senyum Chanyeol mengembang. Ia membalas pelukan Yoona seraya satu tangannya mengelus rambut gadis itu dengan lembut.

"Aku mencintaimu." Kata Chanyeol.

"Dan aku merindukanmu sampai-sampai aku ingin gila rasanya."

"Aku juga mencintaimu. Dan aku merindukanmu, tapi aku tidak ingin gila karena terlalu merindukanmu."

Chanyeol memejamkan mata sembari menghembuskan napas yang terdengar berat.

"Apa kau tidak bisa bersikap sedikit romantis padaku?"

Yoona mendongak menatap Chanyeol. Ketika Chanyeol membalas tatapannya, Yoona berkata. "Apa yang tadi itu tidak romantis?"

Chanyeol menggeleng. "Tidak." Lalu mendaratkan kecupan singkat di bibir Yoona, lalu berujar. "Itu baru romantis."

Yoona tersenyum. Ia pun turut mendaratkan kecupan singkat di bibir Chanyeol lalu berkata. "Seperti itu?"

Chanyeol menahan senyuman seraya mengangguk. "Ya, seperti itu. Ini baru kekasihku."

Yoona kembali menyandarkan sisi kepalanya di dada Chanyeol disertai senyuman yang semakin mengembang. Chanyeol pun kembali memeluknya, dan pria itu menutup mata setelah itu.

"Aku merindukanmu. Aku benar-benar merindukanmu sampai ingin gila rasanya, Yoona.."

"Hm, aku juga, Chanyeol-ah. Aku merindukanmu.. sampai aku ingin gila rasanya."

.
.
.
End

Emang pengen update yang ringan ringan dulu ya 😊

•Oneshoot Series• [M] Season 1✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang