Maid to be... End

945 83 11
                                    

•Republish•
.
.
.

Saat sampai di rumah kediaman keluarga Park, Yoona kali ini tidak ikut ke kamar Chanyeol. Dia malah menyalakan laptopnya dan mulai membuka berkas-berkas yang harus dia tangani di ruang tamu rumah mewah itu. Yoona tidak memedulikan Chanyeol yang terus menatapnya.

"Siapa yang menyuruhmu enak-enakkan menangani berkas-berkas itu?" tanya Chanyeol.

"Menangani berkas-berkas yang sialan banyak seperti ini bukanlah enak-enakkan. Dan bukannya kau yang bilang bahwa akan mempelajarinya juga?" Chanyeol akhirnya duduk di sebelah Yoona yang mulai tenggelam ke dalam data-data rumit dalam berkas-berkas tersebut.

Chanyeol lupa akan rencananya untuk menyuruh-nyuruh Yoona dan Yoona juga lupa akan kewajibannya untuk melayani Chanyeol. Chanyeol sekarang sedang sibuk memandangi wajah serius Yoona yang membuatnya terlihat menggemaskan menurut Chanyeol. Yoona sama sekali tidak peduli bahkan mungkin tidak sadar dengan tatapan Chanyeol.

Beberapa pelayan dan bodyguard yang melihat kejadian itu hanya bisa mengulum senyum mereka. Kedua anak manusia itu sangat menggemaskan, pikir mereka.

"Yoona-ssi." Panggil Chanyeol.

Yoona tidak menggubrisnya.

"Yoona-ssi."

"Hmm?" hanya itu respon Yoona.

Dia terlalu serius dengan berkas-berkas dan laptop di depannya.

"Im Yoona!" bentak Chanyeol pada akhirnya.

Namun Yoona sama sekali tidak kaget dengan itu. Selain memang sedang serius, dari awal dia sebenarnya sengaja mempermainkan emosi Chanyeol.

"Ada apa, Tuan?" tanya Yoona dengan ketus.

"Apa kau punya pacar?" tanya Chanyeol.

"Kalau aku punya, aku tidak akan di sini sekarang. Aku juga tidak akan ada di tempat semacam itu tadi malam." Balas Yoona dan melanjutkan mengutak-atik berkas-berkas di depannya.

"Benar juga, yah. Siapa juga yang mau punya pacar yang bar-bar sepertimu."

"Benar sekali. Lalu kenapa ditanya?" Chanyeol termakan percakapan yang dia mulai sendiri.

Dia merasa harus lebih hati-hati lagi saat bicara dengan Yoona. Karena pada dasarnya mereka berdua sama-sama punya mulut yang tajam. Tapi Chanyeol lebih tidak bisa untuk menahan ketertarikannya untuk mengajak Yoona bicara.

"Di mana keluargamu?" tanya Chanyeol lagi.

"Di rumah." Chanyeol belum juga menyerah untuk mengorek informasi dari Yoona.

"Aku ingin bertemu dengan ayahmu. Di mana dia sekarang?" raut wajah Yoona berubah.

Dia menghembuskan nafas panjang-panjang. "Dia sudah meninggal."

Chanyeol merasa bersalah telah menanyakannya pada Yoona. "Lalu sekarang kau tinggal dengan siapa?"

"Dengan ibu dan yeodongsaeng-ku."

"Emm Chanyeol-ssi, bisakah kau diam sedikit? Aku sedang serius di sini. Langsung saja ke tujuanmu menanyakan semua ini padaku."

"Kau pelayanku, ingat? Jadi terserah aku ingin melakukan apa saja terhadapmu. Lagi pula berkas-berkas itu apa sangat penting?" Chanyeol mengambil paksa berkas-berkas yang ada di atas pangkuan Yoona dan membacanya. Dia hanya mengerti sedikit maksud berkas itu.

"Ugh aku tidak pernah tahan melihat berkas-berkas seperti ini." keluh Chanyeol.

"Kalau kau sudah terbiasa menanganinya, pasti kau akan langsung mengerti."

•Oneshoot Series• [M] Season 1✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang