Bab 19

901 280 21
                                    

NUNGGUIN YAW??


---------------------------


Bukan terlambat. Namun waktu yang tidak mendukungku hadir di waktu yang tepat.

+62813 xxxx xxx

Assalamu'alaikum, Hawa. Ini aku, dokter Shafa. Kalau kamu ada waktu, besok mau datang ke acara amal?

Sebuah ajakan tidak terduga masuk ke dalam ponsel Hawa. Pikiran Hawa mulai bertanya-tanya, mengapa bukan Adskhan yang mengundangnya langsung. Mengapa harus dari dokter Shafa, kakak perempuannya?

Sebenarnya akhir-akhir ini Hawa sedang merasakan gundah yang tidak tertahankan. Entah itu mengenai bang Chan, ataupun dengan Daiyan Fidai. Jika kemarin ini bang Chan menyerangnya dengan kalimat segenap perasaan yang dirasakan oleh laki-laki itu, kini pikiran Hawa tertuju kepada Daiyan. Dia sesungguhnya kasihan dengan Daiyan. Mungkin saja laki-laki itu tidak pernah berpikir untuk menghentikan pernikahannya bersama Ida. Namun karena dugaan tidak beralasan dari mantan asistennya itu, posisi Daiyan menjadi orang yang paling mengenaskan.

Sebenarnya Hawa tidak berharap waktu bisa terulang, tetapi jika semuanya bisa diperbaiki, Hawa ingin Ida dan Daiyan jujur sejak awal mengenai hubungan mereka. Karena sedikit banyak Hawa merasa bersalah pernah berharap memiliki suami setanggap Daiyan ketika membantunya kala itu.

+62813 xxxx xxx

Kalau kamu bisa, nanti aku jemput, ya.

Terlambat memberikan balasan, dokter Shafa kembali mengirimkan pesan yang mengatakan dirinya akan datang ke rumah Hawa.

Akan tetapi masalahnya memang dia tahu di mana letak rumah Hawa?

"Enggak mbaknya, enggak adeknya, bikin jantungan mulu!" gumam Hawa sembari menghubungi dokter Shafa.

Dalam sambungan telepon itu, Hawa mengatakan dia bisa datang ke acara amal tersebut tanpa perlu repot-repot dijemput oleh Shafa. Lagi pula memangnya siapa dia? Artis? Bintang tamu? Sampai harus dijemput ke rumah. Selama alamatnya jelas, Hawa akan bisa sampai ke sana dengan sendirinya.

***

Hampir satu jam mereka bercerita panjang tentang banyak hal, akhirnya harus dengan berakhir karena ada rengekan dari anak dokter Shafa, akhirnya Hawa memahami orang seperti apa dokter Shafa ini.

Dari baiknya dokter Shafa yang mau mendengarkan, sampai bagaimana dia mengatakan beberapa nasihat kepada Hawa, menambah kagum perasaan Hawa kepada dokter muda itu.

Bermula dari cerita Hawa mengenai pertemuan mereka di kamar rawat ayahnya Ida, dokter Shafa sempat bertanya apa hubungan Hawa dengan Ida.

Awalnya Hawa ragu menceritakan hal-hal buruk yang dilakukan ayahnya, namun seperti mendapatkan sosok seorang kakak baru baginya, entah kenapa cerita itu mengalir begitu saja. Dimulai dari dirinya menemukan bayi, sampai akhirnya dia tahu dari mana bayi itu berasal, tidak ada satu hal pun yang ditutupi oleh Hawa.

Hingga diakhir pembicaraan mereka, Shafa mengatakan sesuatu hal yang membuat Hawa tertegun dan menyetujuinya.

Kadang rasa cinta Allah itu bukan hanya dari rasa bahagia yang kamu rasakan, namun juga dari luka dan air mata. Karena Dia mau, kamu mengenalNya dengan baik. Seperti sebaik apa Dia mengenal dirimu.

Benar-benar mengagumkan. Hawa yakin sepintar apa kedua orang tua Shafa dan Adskhan sampai anak-anaknya berhasil menjadi sosok manusia yang sukses. Tidak hanya di dunia, tapi memiliki banyak bekal kesuksesan di akhirat kelak.

ADAM PILIHAN HAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang