Temporary [Jun-Sana]

🥀. P R O L O G

   🎼Our Dawn Is Hotter Than Day

Seorang perempuan berjalan seorang diri disekitaran taman, entah dari mana tapi terlihat kesedihan dari raut wajah cantiknya.

Dengan gaun putih panjang terseret menyentuh tanah, perempuan itu duduk disalah satu bangku yang ada di taman memandangi luasnya halaman dengan tatapan kosong.

Sampai seorang pria datang menghampirinya yang terlihat kesepian.

"Boleh gue duduk disini?"

Perempuan itu hanya diam tanpa menjawab seolah keberadaan pria itu tidak ada.

"Lagi ada masalah yak?" Tanyanya dan langsung ikut duduk disamping perempuan itu.

"Lagi liatin apasih, perasaan gak ada apa apa tuh didepan sana" jelas pria itu yang terus saja mengajaknya bicara, melihat sekilas ke sang perempuan.

Perempuan itu masih saja diam tanpa menggubris ucapan seseorang yang duduk disebelahnya.

"Kalau boleh tau, nama Lo siapa?, Terus lu darimana? Pake gaun gini, ada acara Halloween yak? Sorry banget nih yah lu kayak Kunti soalnya pake baju putih putih di siang bolong"

Kali ini perempuan itu tidak tinggal diam dan berpura pura tidak peduli, dia melirik kearah pria yang terus saja ngebacot gak jelas.

"Bukan urusan Lo" jawab perempuan itu menohok

Pria itu hanya mampu mengangguk dengan mengalihkan pandangan ke sembarang tempat.

Perempuan tadi bangkit dari duduknya bergegas untuk pergi namun...

Tertahan karena seseorang yang entah sengaja atau tidak menginjak baju putih panjangnya.

"Eh sorry gue gak sengaja, baju lu sih kepanjangan makanya ke injak" jelasnya dan mengangkat kakinya yang tanpa dosa itu dari baju perempuan yang baru dilihatnya.

Perempuan itu tidak peduli dengan kebacotan sang pria yang bersamanya entah siapa, dan sejak kapan.

Dan dia memilih pergi meninggalkan pria itu seorang diri ditempat ini.

Sebelum jauh pria itu berteriak, mengatakan sesuatu padanya.

"Lu.. kita belum kenalan kok lu main asal cabut aja, Namalu siapa? Gue Arjuna, panggil Juna aja tapi jangan Arjun, Moga kita ketemu lagi nanti yak" lambainya pada perempuan yang baru saja meninggalkannya seorang diri.

Pria itu menarik nafasnya panjang dan membuangnya secara kasar.

"Gila sih gue cakep gini dianggurin, biasanya juga gue diapelin tiap malam Minggu" Protes nya pada diri sendiri