🥀 H - 2🥀

73 30 24
                                    

🎼Ost || Cookie - New Jeans

🎼Ost || Cookie - New Jeans

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari menuju ultah Biarkan undangan yang berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari menuju ultah
Biarkan undangan yang berbicara.

Ding dong
Suara bel yang dipencet menandakan ada orang diluar sana.

Aku menyusuri tangga untuk turun kebawah,
Siapa pagi pagi begini sudah mampir kerumah.

Biar ku tebak pasti Jihan, kalau bukan Jihan berarti kurir paket.

Tapi kenapa kurir paket datang sepagi ini, dan siapa yang sudah mesan online, perasaan bukan aku tuh mungkin saja Mamah.

Aku terus berkutat dengan pikiranku sendiri sampai aku sudah tiba didepan pintu memastikan siapa yang sudah merusak pagiku hari ini.

Aku memutar knop pintu dan membukanya.
Sungguh betapa terkejutnya aku ketika mendapati orang yang semalam aku pikirkan kini berada didepanku.

"Juna"

Seperti biasa Juna selalu menyambutku dengan senyuman ramahnya.

"Ngapain lu pagi-pagi kerumah gue?"

"Ini udah mulai siang Na, jam setengah sepuluh" jelasnya dengan raut wajah polos menyebalkan.

"Serah lu, ngapain lu kesini? Dari mana tau rumah gue?" tanyaku bertubi-tubi

"Gue gak disuruh masuk?" tunjuknya kedalam rumah.

"Jawab dulu pertanyaan gue"

"Kalau gue jawab boleh masuk dong"

"Ngak" judesku padanya.

rasa kesalku akan dirinya yang mulai aku lupakan kini muncul lagi setelah melihat wajah menyebalkannya.

"Gak baik tau ngobrol diluar"

"Bodoamat"

"Lu masih kesel sama gue?" tanya Juna yang hanya kubalasi dengan mengalihkan pandangan

"Okeh, gue minta maaf. Waktu itu nyokap gue nelpon dia nyuruh gue buat cepat pulang kalau gue telat beberapa menit aja hukumannya gue gak dibolehin tidur dirumah. Parahnya nih yah nyokap gue malah nyuruh gue buat tidur di kolong jembatan. Apa lu tega gak maafin gue?" Jelasnya panjang lebar yang tercium bau bau kebohongan.

Temporary [Jun-Sana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang