🎼Mansae | Seventeen
"Totalnya jadi berapa Bu?"
"25 ribu aja Neng"
"Nih, uang pas yah Bu"
Aku pergi meninggalkan toko ATK itu membawa belanjaanku beserta sayuran pesanan Mamah.
Aku berhenti sebentar karena merasa lelah, melihat kesisi kiri dan kanan siapa tau ada Taksi.
Sampai kedatangan seseorang mengagetkanku.
"Woy!!. Ketemu lagi nih, sendirian aja?" Tanyanya
Aku tidak peduli, dan melewatinya begitu saja. Bukannya pergi dia malah membuntutiku.
"Ngapain?" Tanyaku berbalik kearahnya
Bukannya menjawab tuh orang malah celingak-celinguk kek maling yang bersiap mau ngambil motor depan rumah orang.
"Gue?" Tunjuknya pada diri sendiri
"Hm, emang siapa lagi"
"Oh itu. hm gak sih, gue gak ngikutin lu ge-er banget jadi orang"
"Yaudah kalau gitu duluan aja" suruhku padanya menggunakan tangan yang penuh dengan belanjaan.
"Lu aja, keliatannya lagi buru buru"
"Serah" sahutku dan berjalan tanpa mempedulikan dia.
"Kalau boleh tau nama lu siapa? Kemarin gue tanyain lu gak jawab malah pergi gitu aja" tanyanya yang masih juga ngikutin dibelakang
"Buat apa lo tau?"
"Pengen kenalan lah"
"Pergi sana, jangan ganggu gue sama pertanyaan - pertanyaan gak penting Lo"
"Baru juga gue nanya"
"Oh" jawabku malas dan mempercepat langkah agar tidak beriringan.
"Bener yah ucapan gue tempo hari, kita bakalan ketemu lagi"
Bodoamat sama omongannya tempo hari.
Risih, itu yang aku rasaain saat ini. Aku ga kenal sama dia
Dia darimana?
Siapa?
Terus kenapa ngikutin?
Aku tersentak kaget dari jalanku, karena tiba tiba tuh orang tepat berdiri didepanku sekarang untung gak ketabrak.
"Apaan sih?"
"Tau gak ini pertemuan kedua kita, kalau sampai tiga kali kita ketemu berarti kita jodoh." Senyumnya kearahku yang membuatku jijik.
"Minggir, gue mau lewat"
"hm, silahkan hati hati dijalan"
Dia kira lagu tulus hati hati dijalan?
Aku menarik nafas jengah karena merasa terbebas dari orang tadi, tapi sepertinya dugaanku salah.
Baru beberapa meter jauh dari orang ngeselin kek dia tiba tiba ada Abang Abang yang tampangnya kek preman berjalan mendekat kearahku.
Aku berusaha tenang berfikir positif kali aja mareka cuma mau lewat, tapi semakin dekat nampak seringai menyeramkan dari raut wajah mereka.
Aku berbalik badan dan berjalan cepat meninggalkan tempatku agar tidak dihadang tapi sepertinya kebaikan tidak berpihak padaku.
"Mau kemana neng?, Sendirian aja nih?" Tanya salah satu dari mereka yang menghalang jalanku.
Tidak ada yang bisa ku lakukan sekarang karena sudah dikepung mereka.
"Tolong biarin saya pergi" ucapku dalam kepanikan.
Aku menggenggam erat barang belanjaanku, menunduk tanpa bisa melihat kearah dua preman itu.
"Gak usah takut neng, kita gak ngapa-ngapain kok kalau Eneng ngasih duit ke kita" lirik salah satu premen yang banyak tato dikedua lengannya kepada salah satu rekannya.
Tidak tinggal diam, aku berteriak minta tolong walaupun kecil kemungkinan didengar karena disini sangat sepi.
"Tolong... Tolong siapapun, tolongin saya"
"Teriak aja neng, gak akan ada yang denger"
"To-tolong biarin saya pergi"
"Gak bisa sebelum elu kasih uang kekita" bentaknya semakin membuatku takut.
"Sikat aja bro" suruh preman yang pake tato untuk mengambil dompetku
"Jangan, jangan ambil uang saya" aku terus berusaha untuk mempertahankan dompetku yang hendak diambil alih
Tapi mungkin karena rekannya gak segercap itu preman yang pake tato menghampiriku dan langsung menepis tanganku untuk merebut dompetku
"Ah lama lu cuma ngam--"
Bughhh
Sebelum preman itu mengambil paksa tiba tiba ada seseorang datang dan langsung menghajar mereka.
Hanya beberapa kali pukulan preman itu pergi terbirit-birit ketakutan.
"Heleh baru beberapa pukulan aja udah kabur" tepuk pria itu pada tangannya setelah selesai menghajar dua preman.
"Lu gak papa?"
Gimana udah suka belum?
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary [Jun-Sana]
De TodoCerita pertama aku, yang terinsipirasi dari salah satu author yang sangat ku senangi. Dari orang itu aku punya mimpi pengen jadi penulis hebat kaya dia. Tapi yang pasti apapun akhirnya mungkin itu yang terbaik, aku tidak memaksa diriku untuk menjadi...