🎼Light a flame | Seventeen
Bayangan kejadian tadi sore sepulang sekolah mengganggu konsentrasiku, bukan tentang kak Jeffran tapi Soal Juna.
Aku bangkit dari meja belajar menuju tempat tidur, mungkin tidur adalah satu satunya cara untuk terbebas dari ingatan tentangnya.
06.00
Pagi yang cerah, secerah wajah...
"Aish, Nana" dengusku entah berpikir apa.
Aku bangkit dari tempat tidur, merentangkan seluruh otot tubuhku. Mematikan Alarm lalu menuju kamar mandi.
Tidak butuh banyak waktu, aku keluar dari kamar, dalam keadaan sudah rapi dan siap untuk berangkat sekolah.
"Pagi Mah, Pah" sapaku kepada mereka yang sudah lebih dulu sarapan.
"Tumben banget anak Mamah gak kesiangan"
Yeh Mamah kayak gak pernah ngeliat anaknya gak telat aja, yah emang sih lebih sering telatnya.
"Bukannya bagus mah?" Lirik papah ke mamah, mamah cuma nyengir.
"Yaudah Na mau berangkat bareng papah gak?" Wah lumayan nih irit ongkos.
Aku menggaguk mengiyakan ajakan papah "Iyah Pah Nana mau"
"Mah, papah sama Nana berangkat yah" pamit papah yang hendak memasuki mobil sedangkan aku lebih dulu masuk.
"Hati hati Pah" lambai Mamah.
Mamah masih terus berdiri diteras rumah memandangi kepergian kami.
.....
"Pagi Nana sahabat gue, tumben gak telat adapakah gerangan" rangkul Jihan kepundakku dilorong kelas, yang tiba tiba muncul.
Bisa gak sih mainnya jangan kepundak udah berat bawa tas sekolah ditambah beban tangannya yang kebanyakan dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary [Jun-Sana]
RandomCerita pertama aku, yang terinsipirasi dari salah satu author yang sangat ku senangi. Dari orang itu aku punya mimpi pengen jadi penulis hebat kaya dia. Tapi yang pasti apapun akhirnya mungkin itu yang terbaik, aku tidak memaksa diriku untuk menjadi...