🥀24. Keputusan🥀

61 34 5
                                    

🎼HAPPIER - OLIVIA RODRIGO
moon maaf banget Flouly Readers, gue salah update semalem. gue gak fokus mata gue nonton flim tangan gue ngetik wp jadi gitu deh main langsung publish aja padahal yang diketik bagian 25. pantesan tulisan terpublikasinya cuma 24 bagian :\

ya udah nih happy reading

ya udah nih happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek

Terdengar suara pintu yang baru terbuka ayah serta ibu Tzoya segera menghampiri sumber suara, melihat sang dokter keluar dari dalam sana lalu menanyakan bagaimana keadaan putrinya setelah cukup lama menunggu.

"Bagiamana keadaan Anak saya dokter" tanya Dara pada sang dokter yang sudah menutup kembali pintu ruangan.

"Lukanya cukup parah, mengakibatkan pendarahan hebat dikepalanya. tapi  tenang saja anak kalian selamat."

Dara yang mendengar penuturan sang dokter bernafas lega, karena mengetahui anaknya terselamatkan atas apa yang menimpanya.

"Dokter apa kami bisa masuk untuk melihat putri kami" tanya Vandra

"Untuk saat ini belum bisa, karena pasien masih dalam perawatan dan butuh istirahat"

Vandra tersenyum getir kearah dokter karena tidak bisa melihat putrinya lebih dekat. "Baiklah terima kasih dokter"

Dokter itu mengangguk dan berlalu pergi.

Walaupun tidak bisa masuk untuk melihat sang putri dari dekat kedua orang tua ini masih bisa melihat anaknya dari kejauhan.

Dari sini mereka bisa melihat, terdapat ventilator dan kepala yang diperban pada sang putri.

"Tzoya, Mama menyayangimu" gumam Dara pada anaknya yang jauh di sana.

🥀

Juna memasuki pekarangan rumah, yang banyak terdapat penjaga disamping pintu menuju jalan masuk.

Dirinya disambut oleh banyaknya pelayan yang membungkukan badan ketika ia melewatinya.

Dengan langkah terserat akhirnya sampai jua ia kedalam  rumahnya.

"Tuan Juna, kenapa dengan bajumu, apa itu noda darah?" Tebak Bi Laksmi yang sangat tepat sekali saat ia sudah berada diruang tamu.

Bibi laksmi adalah ketua pelayan dirumah ini maka dari itu jangan heran jika ia yang paling dekat dengan Juna dan Mamahnya.

Raut wajah Bi Laksmi tak sama seperti biasanya terlihat wajah risau dibalik muka yang sudah tua itu

Juna tidak menghiraukan ucapan Bi Laksmi dia hanya diam sembari menatap bajunya yang sangat kotor.

"Apa yang telah Tuan Juna lakukan, sehingga baju ini.." tanya Bi Laksmi lagi tapi tertahan ketika melihat raut wajah Tuan mudanya itu yang terlihat lelah.

"Maaf Tuan Juna Bibi sudah berkata yang tidak tidak akan dirimu" Lirih Bi Laksmi menundukkan pandangan.

"Tidak papa Bi, aku lelah. Permisi" tinggal Juna pada Bi Laksmi.

Sesampainya Didepan pintu kamar Juna melihat siluet bayangan Mamahnya yang sedang berdiri di balkon.

Tangan yang seharusnya ia gunakan untuk membuka ganggang pintu sekita terhenti lalu menyusul Mamahnya.

"Kamu sudah pulang?" tanya Sofia yang merasakan keberadaan anak semata wayangnya.

Juna tidak menjawab, membuat Sofia berpaling untuk melihat wajah sang anak.

"Bagaimana keadaan Tzoya?" Tanyanya lagi

"Juna gak tau" jawab Juna singkat

"Bukankah kamu yang membawanya ke rumah sakit"

"yah, tapi Juna gak tau keadaannya sekarang"

"Tidak mungkin" ucap Sofia mendengar jawaban sang putra.

"Juna disuruh pulang sama ayah Tzoya tanpa tau keadaannya"

"Semoga gadis itu baik baik saja" gumam Sofia dan berlalu hendak pergi.

"Mah" panggil Juna disela langkah kakinya

Sofia berbalik melihat anaknya yang ternyata membelakanginya.

"Apa Tzoya seperti ini karena Juna?"

"Menurut mu"

"Menurut Juna ini salah Mamah" baliknya yang juga sudah menatap sang Mamah

"Apa kamu bilang"

"Ini salah Mamah bukan salah Juna"

"Apa maksud kamu heh"

"Mamah kan yang ngenalin Nana ke Tzoya?"

Sofia terdiam ditempat melihat sang anak yang mulai menuduhnya.

"Kalau saja Mamah gak ngenalin Nana ke Tzoya. Tzoya gak akan tau soal hubungan Juna sama Nana, dan di caffe itu Juna denger Mamah buat maksa Tzoya dapatin Juna, Mamah itu jahat, hanya karena Mamah gak suka Juna sama Nana. Mamah manfatin kepolosan Tzoya. Mamah adalah penyebab kecelakaan Tzoya bukan Juna"

"JUNA!!" teriak Sofia akan tuduhan anaknya barusan.

"Apa Mah, Juna gak salah ngomong Juna bener"

"Juna jangan coba coba untuk nuduh Mamah" tunjuk Sofia pada putranya itu yang terlihat sangat emosi.

"Apa kamu tau mamah ngelakuin ini untuk kebaikan kamu dan kebaikan Tzoya. Mamah cuma nyuruh Tzoya buat rebut kamu dari anak sialan itu bukan untuk ngecelakain dia" jelas Sofia yang sekarang juga sedang tersulut emosi.

"Mamah itu egois, demi kepentingan Mamah sendiri, Mamah sampai berbuat---"

"Cukup Juna, Mamah gak mau denger omongan kamu lagi. Mulai detik ini mamah putuskan dihari ulang tahun kamu nanti, itu juga bakalan jadi hari pertunangan kamu dengan Tzoya. Jika kamu membantah ucapan Mamah. Mamah akan ngelakuin hal yang sama seperti yang terjadi pada Tzoya ke Nana" tegas Sofia menekankan nama Nana dan meninggalkan putranya yang membulat kan mata tak percaya atas ucapan yang orangtuanya katakan barusan.

Bersambung

ayo readersku berikan masukan
kalian lagi untuk part ini.

Kalau ada kalimat yang kurang tepat atau yang lainnya jangan lupa berkomentar.

Karena komentar kalian itu sangat bermanfaat bagi saya untuk bisa menjadi yg lebih baik dicerita cerita lainnya.

Oh yah jangan lupa berikan banyak cinta untuk diriku, eh maksudnya untuk cerita aku gitu.

Temporary [Jun-Sana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang