Aku terus berlari melupakan keberadaan Juna.
Aku pikir dia akan menyusulku tapi lihat, sampai sekarang tidak ada keberadaannya. kemana anak itu apa dia melupakan acara menonton hari ini.
Jika memang benar begitu aku tidak akan segan segan untuk memarahinya jika dia ada didepanku nanti.
Sambil menunggu kedatangannya aku duduk disalah satu bangku yang kebetulan tak jauh dari tempat aku berdiri, dan cukup lama aku menunggu tapi anak itu tak kunjung datang.
Karena merasa cemas takut dia kenapa napa saat menyusulku aku menghampiri tempat yang terakhir kali kita bersama tadi.
Tapi tidak ada seorangpun disini, apa Juna sungguh pergi meninggalkanku? Apa Juna melupakan acara menontonnya?.
Haish
Aku mendengus sebal dan memilih untuk ikut pulang juga, mungkin hari ini memang tidak diperuntukkan padaku untuk nonton berdua dengannya.
Saat perjalanan pulang aku terus mengingat kejadian yang sudah setengah jam berlalu, aku terus tertawa dengan sendirinya mungkin orang orang yang melihatku akan mengatakan aku seperti orang gila.
Tapi memang benar, mengingat kejadian itu benar benar membuatku sudah seperti orang gila.
Debuggh
Disaat aku sedang berpikir tentang pria itu, lagi lagi aku tersandung dengan seseorang.
Apa hidupku memang selalu bertabrakan dengan pejalan kaki lainnya, ini sudah ketiga kalinya untukku.
Pertama dengan mbak mbak, kedua dengan kak Jeffran dan sekarang...
"Narana?" Aku melihat kearahnya yang ternyata mengenalku.
Siapa dia aku tidak pernah bertemu dan pertemuan ini untuk pertama kalinya.
Tapi dia tau namaku
"Lo siapa?"
Dia bangkit berdiri disusul denganku
"Lo siapa?" tanyaku lagi disaat kita berdua sudah berdiri tegap saling berhadapan
"Kamu Narana kan?" Aku mengangguk sebagai jawaban.
"Senang bisa kenal kamu" senyumnya kearahku dengan mengulurkan tangannya untuk saling berjabat, tapi yang ku lakukan hanya diam ditempat merasa bingung
"Kenalin Aku Tzoya" kenalnya, dia terus tersenyum tanpa lelah mengingatkanku akan Juna yang juga selalu tersenyum.
Setelah sudah cukup puas dengan rasa keherananku aku menyambut jabatan tangannya dan tersenyum padanya.
"Narana"
"Udah tau, hehe"
"Tapi panggil Nana aja"
"Okeh!"
"Dari mana lu tau nama gue?" tanyaku ketika kita sudah melepaskan jabatan tangan masing masing
"Dari orang" jawabnya dengan gampangnya
"Siapa orangnya"
"Adalah"
"Lu temannya Jihan yah?, Kalau bukan teman Jihan teman Willo?"
Aku bukan asal ngomong yang tau aku cuma mereka dan tau nama lengkapku juga mereka dan teman teman sekolah, luar sekolah orang orang taunya aku itu Nana bukan Narana.
Tapi dia tau nama aku Narana, dimana dia tau nama lengkapku.
Dia kembali tertawa sebelum menjawab ucapan asalku tadi.
"Bukanlah, aku gak kenal sama mereka"
"Yang bener?"
"Iya"
Aku berpikir sejenak, entah apa yang aku pikirkan sampai suara Tzoya mengehentikan aktifitas berpikirku.
"Nana aku pergi duluan yah, hati hati"
"Hm" jawabku yang hanya berdehem.
Coba katakan padaku, apa aku sosok yang terkenal? Sampai orang yang gak aku kenal, bisa kenal sama aku.
Tolong jawab yah, aku butuh jawaban.
Dan disisi lain didapati Tzoya yang berhenti dari langkahnya melihat kearah Nana dari kejauhan yang masih berdiri ditempatnya sembari kebingungan.
"Dari sini aku tau kalau kalian memang saling mencintai, aku tidak tau apa hubungan kalian sekarang tapi yang pasti aku tidak mungkin bisa menggantikan posisi kamu dihati Juna"
"Kamu memang berhak akan kebahagiaan Juna" Gumam Tzoya menyerah sebelum memulai dan kembali pergi meninggalkan tempat ini.
Bersambung
teruntuk tzoya lu adalah wanita baik hati yang pernah gue temui.
lu relain si Arjuna buat Nana padahal lu gak tau aja mereka belum jadian masih temenan wkwk.
Jangan lupa berkomentar readers yg paling baik sejagat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary [Jun-Sana]
De TodoCerita pertama aku, yang terinsipirasi dari salah satu author yang sangat ku senangi. Dari orang itu aku punya mimpi pengen jadi penulis hebat kaya dia. Tapi yang pasti apapun akhirnya mungkin itu yang terbaik, aku tidak memaksa diriku untuk menjadi...