🎼Same dream, Same mind, Same night
Alarm kamar terus berbunyi, tapi mataku seakan enggan untuk terbuka.
Semalam hujan deras mengakibatkan pagi hari ini dingin dan berembun, membuatku merasa nyaman untuk terus berada dibalik selimut menutup seluruh tubuhku.
"Nana bangun sayang, ingat hari kamu sekolah" teriak mamah diluar menyadarkanku.
Aku bangkit dari tempat tidur dan melirik ke arah jam.
07.05
"Astaga Narana, lu keenakan apa males heh" gumamku seorang diri.
Aku mempercepat semua aktifitas pagiku, Mandi yang cuma gosok gigi dan pake sabun, terus lanjut make baju seragam yang untungnya udah disetrika sama mamah.
Sekarang aku duduk didepan meja rias, memakaikan bedak ke wajahku, dan sedikit liptint supaya gak pucat pucat amat, dan rambut yang pastinya udah disisir rapih.
"Na sarapan dulu" suruh mamah yang melihatku hanya melewatinya.
"Nana sarapannya dikelas aja, Nana berangkat. bye mah" pamitku
"hish anak itu"
Tepat waktu, aku sampai kesekolah tepat bel tanda masuk berbunyi. Untung dijalan gak macet.
Aku menghampiri mejaku, duduk dibangkuku dan meletakkan tas sekolahku kekolong meja.
Ku ambil buku catatan ku dan mulai menulis kan sesuatu disana.
"Na lu tau" racau Jihan yang langsung menghampiriku. Asal duduk disalah satu bangku yang gak ada pemiliknya disamping tempat dudukku.
"Gak"
"Belum juga gue selesai ngomong anjir"
"Oh" jawabku yang mendapat tatapan sinis dari Jihan.
Jihan mendekatkan wajahnya padaku yang hanya berfokus pada catatan.
"Katanya nih yah, hari ini ada siswa baru dikelas kita. Denger denger juga orangnya cakep, jadi gak sabar deh pen liat" senyumnya kearahku.
Aku menyampingkan catatanku, menumpu kepalaku dengan tangan dan melihat kearahnya yang gak berhenti nyorocos dari tadi, ngerusak mood.
"Terus hubungannya sama gue apa?"
"Biar lu tau"
"Bodo amat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary [Jun-Sana]
RandomCerita pertama aku, yang terinsipirasi dari salah satu author yang sangat ku senangi. Dari orang itu aku punya mimpi pengen jadi penulis hebat kaya dia. Tapi yang pasti apapun akhirnya mungkin itu yang terbaik, aku tidak memaksa diriku untuk menjadi...