DUA PULUH TUJUH : KEMERAHAN EDGAR

71.1K 2.6K 1.5K
                                    

Apa ini kenapa hati Samudra sakit sekali mendengar kata-kata Metta. Samudra tau apa salahnya tapi kenapa Metta mengeluarkan kata kehancuran buat Samudra. Samudra juga mau lihat anaknya nanti tapi kenapa Metta melarangnya?


"apa? Lo sakit hati dan mau marah sama gue atau mau bunuh gue sama anak gue iya—"

"enggak, lebih baik aku yang dibunuh dari pada aku bunuh orang yang aku cintai"kata Samudra dengan suara pelan tapi membuat siapapun akan tersentuh

Panji yang dari tadi diam, ternyata rasa sakit Metta sangat hancur. Wajar Metta bakal benci sama Samudra. Samudra brengsek ngelukai hati Metta, tapi Panji yakin Samudra pasti akan kuat ngehadapinya

"Metta, kamu udah berapa bulan—"

"bukan hurusan lo Sam, lo jangan banyak nanya. Mending lo pulang sama teman-teman lo. Gue capek mau tidur"Metta mau melangkah pergi tapi Samudra menahan tangan Metta

Samudra melirik mereka berenam untuk pergi meninggalkannya. Mau tidak mau mereka mengangguk dan pergi begitu aja tanpa pamitan kemereka berdua

Kepergian mereka semua. Samudra membawa Metta kebelakang halaman rumah Metta. Disana ada ayunan untuk didudukan. Samudra perlahan naik ke-ayunan dan dikutin Metta

"tuhan adil ya Mett. Aku kira jika kamu mengtahuin ini semua bakal maafin aku tapi aku salah dugaan. Tuhan kasih aku hukuman berat buat aku"Samudra menatap bintang dimalam hari. Tetesan air matanya tertunpah

Samudra kira bakal hujan lagi tapi suasana awan sangat terang walapun kelihatannya gelap. Diatas sana ada bintang sama bulan nerangin bumi dan juga hati Samudra

"kira-kira anak kita cewek apa cowok ya? Aku sih pengennya kembar. Cewek cowok biar lucu gitu apa lagi nanti aku gendong anak aku sendiri pasti aku bahagia banget"Samudra menatap kesamping dimana Metta menatapnya dengan air matanya menetes

Samudra tersenyum, menghapus air matanya Metta. Samudra paling benci kalo Metta nangis, gatau deh dari dulu Samudra banci perempuan nangis

"janji ini air mata terakhir kamu keluarin ya—"

"Sam, gue benci banget sama lo. Lo bisa gak sih gausah sok manis"tekan Metta dengan suara isaknya

Samudra mengangguk sambil menghapus air mata Metta. Gak pa-pa Metta benci sama dirinya, yang penting Samudra sayang sama Metta. Samudra menghapus air mata Metta lagi, tangannya sekarang merahi keperut Metta mengelusnya penuh kelembutan

'hei sayang, papa yakin kita bisa bersama lagi, sabar ya anak papa' batin Samudra

Samudra mengelus perut Metta lalu kepalanya ia tundukan mencium perutnya Metta. Satu kehobian Samudra hanya mencium perut siapun itu. Rasanya mencium perut orang hamil membuatnya nyaman

"JIJIK—AAHHH awwws perut aku.. Aahhh SAKIT SEKALI... AAHH SAKIT"Metta meringis kesakitan karena perutnya

Samudra yang begitu panik langsung mengelus perut Metta tapi bukannya baikan malah makin sakit

"apa yang sakit sayang, kita kerumah sakit ya—"

"JAUHIN TANGAN KAMU AWW... SAKITT PAPI HIKSS SAKIT..."Metta meringis kesakitan. Metta menyentuh tangan Samudra dengan erat membuat Samudra terkejut karena tangannya terkoplek kulitnya karena Metta

Tidak masalah ini luka kecil yang terpenting keselamatan Metta. Samudra berusaha buat terbangun menggendong Metta tapi tiba-tiba Edgar datang lalu menendang punggung Samudra sampai Samudra terdubrak tembok yang disananya ada paku besar

'ah anjing...'ringis Samudra

Samudra berusaha buat maju melangkah tapi punggungnya terasa tancap sesuatu membuat Samudra sulit berjalan. Mata Samudra melirik mata Edgar yang meninju wajahnya lalu menendang perut Samudra sampai Samudra terasa tergeser kebelakang

"awww...Oomm---toolong bawa Metta keerumaah sakit"Samudra berusaha untuk berjalan maju agar benda berbahaya yang menancap dipunggungnya bisa terlepas

Samudra terjatuh dikaki Metta. Mata Metta melirik punggung Samudra yang berdarah. Matanya beralih kepaku yang ada ditembok

"Sam.. Kamu... Awwww sakitt papi sakitt banget"saat Samudra menyentuh perut Metta malah rasa sakit itu bertambah membuat Edgar mendorong tubuh Samudra lalu mengusirnya

"PERGI KAMU!"murka Edgar yang melihat Samudra berjalan mendekat kearah Metta

"om izinin aku nemanin Metta, aku khawatir om—"

BRUKKK

"HEI KALIAN SEMUA. HURUS BAJINGAN INI.!"teriak Edgar kepada anak buahnya

"baik boss"bales mereka semua

"OM TOLONG HIKS TOLONG IZININ AKU BUAT NEMANIN METTA.. METTA ANAK KITA—AWW"Samudra diseret lalu dibawa begitu aja sama anak buah Edgar

'SAMUDRA HIKSS.. JANGAN LUKAI SAMUDRA AWWW!!!' batin Metta

Secara tiba Metta terpinsan didada Edgar. Edgar-pun membawa putrinya masuk dan menelepon dokter untuk segera kerumahnya

 Edgar-pun membawa putrinya masuk dan menelepon dokter untuk segera kerumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2k komen

2k vote

Baru up

BABY BOY (21+) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang