DUA PULUH LIMA : MAU BERTANGGUNG JAWAB

70.5K 2.5K 668
                                    

Tengkaran Edgar dengan Arga membuat Metta terkaku diam. Metta cuma bisa mundur meninggalkan mereka berdua, apa ini hanya tipuan Edgar agar dirinya makin hancur?

Metta terus berlari sampai hujan deras turun membasahi kota Jakarta. Metta memeluk tubuhnya. Berlari sekencang mungkin dari mereka berdua

TIN TIN TIN SRETTT...

Metta membulatkan matanya saat tubuhnya terlindung dari badan besar kekar dari sosok lelaki. Bau farfumnya yang Metta rindukan selama ini

"Kamu enggak terlukakan?"Samudra mengeratkan pelukannya. Samudra tau apa yang Metta rasain saat ini

Metta diam saat sentuhan hangat Samudra ada didekapnya, elusan Samudra ada dirambutnya makin hati Metta sakit. Sentuhan ini bukan hanya untuknya saja tapi wanita lain juga

Pesan yang dikirim Vina menghantuinya bahwa Samudra benar-benar memiliki anak dari Vannesa. Untuk apa Samudra bertanggung jawab kepadanya kalo dia lakukan cuma buat ngehancurin Metta

"anak kita gimana—"

PLAKKKK

Metta mendorong tubuh Samudra. Menamparnya penuh kemarahan apa lagi sakitnya tidak main-main saat Samudra mengatakan ANAK KITA. Ini hanya anak Metta bukan anak Samudra

"bukan! Ini bukan anak kamu"tegas Metta dengan suara isaknya

Samudra diam, cuma diam yang bisa Samudra lakuin. Samudra tau rasa sakit yang Metta alamin saat ini sangatlah perih

Bisa waktu diputar lagi. Samudra mau kembalikan semuanya, Samudra gamau ngelukai Metta seperti dulu

"Jangan Mimpi kalo ini anak lo Sam hikss.. STOP NGEHALU!"teriak Metta didepan wajah Samudra

Samudra mengakat kepalanya. Menyentuh tangan Metta. Apa alasan Metta mengumpatkan ini semua darinya, nyatanya Metta memang hamil anaknya bukan

"kesalahan aku begitu besar buat kamu Mett, tapi sekali ini kamu maafin aku dan nerima aku lagi karena. Aku mencintai kamu"

"BASI SAM BASI HIKSS.. cinta lo! Cinta lo enggak berguna buat gue"

Samudra menumpahkan air matanya. Tubuhnya merosot memeluk kaki Metta. Tangisan rintih Samudra mungkin tidak terdengar karena hujan tapi hati Metta merasakan bahwa Samudra sedang menangis

"maafin aku, aku mohon maafin kesalahan aku yang pernah aku lakuin kekamu"Samudra memeluk lutut Metta. Bibirnya terasa sakit berbicara maaf kesalahnnya kepada metta

Metta mendorong tubuh Samudra. Memaafkan mungkin bisa Metta maafkan tapi terluka dan kecewa sulit buat Metta melupakannya

"stop Sam ganggu gue, gue mohon!"murka Metta dihadapan Samudra

Katakanlah Metta orang yang jahat, jahat hanya kepada Samudra karena Samudra telah menghancurkan hatinya begitu besar

"aku harus bertanggung jawab karena kamu hamil dan itu anak aku—"

"GUE GAK SUDI LO JADI AYAH ANAK INI KARENA! BUKAN GUE DOANG YANG LO GINIIN TAPI VANNESA HIKSS VANNESA PUNYA BAYI DAN BAYI ITU ANAK LO!"Marah Metta

Dimana Edgar yang berdiri diarah samping mereka berdua. Jantung Edgar terluka mendengar semuanya. Samudra terlalun jadi anak itu melakukan hal sialan itu kesemua perempuan

"SIALAAN.."

Edgar berlari kearah Samudra menandang tubuh Samudra. Menginjak kaki Samudra sampai terdengar suara patahan. Saat ini bibir Samudra penuh kemerahan dan darah

"mungkin saya dibilang ayah yang kuangjar tapi saya tidak mungkin melukai anak saya sesakit kamu melukai putri saya!"murka Edgar yang langsung menghajar wajah Samudra

Samudra cuma diam. Biarkan Edgar memukul wajahnya sampai sepuasnya. Mungkin ini caranya menembus kealahannya dengan Metta

Samudra batuk-batuk darah, air matanya ia tahan karena menahan sakitnya. Dia tidak bisa menahan lagi. Samudra menumpahkan air matanya

"Metta.. Aku bisa jelasin itu bukan anak ak—"

Brukkk...

Edgar menendang wajah Samudra lagi. Kesabaran Edgar tidak bisa ia tahan lagi. Malam ini adalah malam kehancuran Samudra

"om stop om—hukk om"Samudra menyentuh lehernya yang sangat sakit terkena tendang oleh Edgar

Samudra mencoba menahan tubuhnya agar tidak terluka parah. Kini Samudra mendapatkan udara karena Edgar berhenti menghajarnya

Samudra melirik Metta. Tubuhnya ia ngesotin untuk menunju kekaki Metta. Samudra memeluk kaki Metta penuh tangisan air matanya

"izinkan aku bertanggung jawab—"

BRUKK

samudra terjungkal karena seretaan Edgar sangatlah keras. Samudra meringis. Batuk-batuk sampai keluar darah dari mulutnya. Samudra melirik Metta tetesan air matanya masih tertumpah mengenai manik pipinya

"Metta kita pulang ya nak, maafin papi yang selalu memarahimu. Maafin papi nak—"

Metta memeluk tubuh Edgar. Metta percaya Edgar sudah menyesal atas perlukan Edgar kepadanya. Mata Metta melirik kearah Samudra. Senyuman Samudra membuatnya makin terluka

'mungkin terbaik adalah melupakan cinta kita Sam. Aku yakin kamu bahagia tanpa aku' batin Metta

Edgar melepaskan pelukannya. Ia menontong tubuh Metta untuk naik keatas mobilnya tetapi saat mau pergi Samudra memanggil nama Metta

"aku cinta kamu, aku sayang kamu, aku kangen sama kamu—"

"DIAM!"Edgar meninju wajah Samudra sampai meringis pelan

Mereka meninggalkan Samudra sendirian dengan hujan derasnya malam hari. Mungkin harapan untuk kembali sama Metta sia-sia, tapi Samudra enggak akan biarkan Arga ngeluki Metta

"sakit bro?"Arga yang sedang terduduk dengan motornya langsung terhenti disamping Samudra

Arga turun dari motornya. Berjalan menunju Samudra lalu menepuk pipi Samudra begitu pelan. Sakitnya pasti enggak main-main bukan?

"mending lo ngalah buat malam minggu nanti. Metta buat gue aja—"

"gue enggak akan biarin Metta sama lo. Lo harus lenyap didunia ini!"

"hmm kita liat siapa yang menang, gue apa lo?"Arga menepuk pundak Samudra lalu meninggalkan Samudra begitu aja

"apa mungkin cinta sejati dateng cuma sekali?"gumam Samudra

"apa mungkin cinta sejati dateng cuma sekali?"gumam Samudra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arga nih.. Ada yang kesal?

 Ada yang kesal?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

800KOMEN UP

1,7 VOTE UP LAGI

BABY BOY (21+) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang