05 - Asuhan Keperawatan.

168 18 0
                                    

Harus klik bintangnya 😡





°°°°°


"Ra, lo udah paham tentang asuhan keperawatan belum?"

Gue yang tadinya lagi damai melamun jadi panik pas Wafa dan Yuna ke meja gue.

"Emang dites? ngga kan?" tanya gue.

Seinget gue sih ya, ga bakal dites tapi ya emang harus udah paham.

"Lu goblok apa gimana sih?" kata Wafa.

Hehe yaa gue emang goblok sih, wajar Wafa bilang gitu.

"Asuhan keperawatan sama kaya dokumentasi keperawatan kan?" tanya gue. Wafa dan Yuna ngangguk.

"Coba-coba kita review," Yuna ngeluarin buku asuhan keperawatan.

Ini gue di review sama mereka kayak keliatan paling bodohnya, iya ga sih? tapi ya gue emang begitu.

"Apa aja yang ada di dokep?" tanya Wafa sambil ngebuka permen.

"Kan ada implementasi, terus RS sama RO. Iya kan?"

Yuna ngangguk-ngangguk. Berarti tandanya gue bener.

"Oh yaudah, gitu aja?" tanya gue, ngangguk paham.

Yuna tiba-tiba noyor jidat gue.
"Belajar lagi, ntar pas ujian lo remedi lagi kayak waktu itu."

"Ck iya," gua nyinyirin Yuna, banyak bacot nih anak. "Yaudah sana kalian minggir, gue mau tidur."

"Sok weh berani ngusir kita nanti lo uprak ga ada yang ngajarin." Wafa mendengus, terus dia pergi dari meja gue.

"Kan," Yuna noyor jidat gue lagi. "Lu pea banget dah Ra." kata Yuna.

Sedih banget dah ditoyor mulu, padahal gue cuma mau tidur karena semalem begadang abis streaming mv Nct dream.

°°°°


Mumpung gue lagi ada kemauan buat belajar akhirnya gue memutuskan untuk pergi ke lab keperawatan sendirian.

Sebenarnya ini lab hampir mirip ruangan rumah sakit kelas 1 sih. Jujur gue paling suka di tempat ini, cuma gue ga sukanya kalau ada praktikum.


"Kamu ngapain di sini?" Lagi liat-liat tempat kapas dan kasa, gue kaget karena ada yang masuk lab.

Oh dia ini kating yang gantiin dokter Soni kemarin.

Yang namanya mirip sama gue.

Anandra nama dia. Anandara nama gue.

"Eh kak," ucap gue. "Lagi mau belajar aja kok."

Mata dia memicing, terus liatin gue dari atas sampai bawah.
"Kamu Anandara, kan?" katanya. Matanya masih ngeliatin gue. "Yang kemarin telat dan gamau ngaku?"

Ya ampun kak, kenapa diungkit terus dah?

"Hehe," gue nyengir. "Iya kak."

"Saya lihat tadi temen-temen kamu ada di rumah sakit buat survey kasus, kok kamu ada di sini? sendirian lagi."

Ya emang kenapa kalau sendirian? Gue kan di sini cuma mau belajar.

"Eemm," demi alek gue bingung mau jawab apa. "Gimana ya kak, ya gitu ... "

"Apanya yang gitu?"

"Hehehehe," udah pasrah, gue pasti ketauan begonya di depan lak Anandra ini.

"Saya heran kenapa kamu bisa masuk universitas ini. Universitas yang notabenya Negeri lagi." Dia geleng kepala.

"Ya ga tau kak saya keterima disini karena Sbmptn."


Gue tahu sih gue emang bego dan otak gue ga sepintar yang lain.
Tapi emang harus ya kak Nandra bilang gitu di depan gue?

Memangnya se ga pantes itukah gue keterima di sini?

Pas kak Nandra mau ngomong lagi, gue sela omongannya.
"Saya permisi dulu kak." Kata gue lalu keluar dari ruangan lab ini.


°°°°

"Hiks, Yuna!!"

"Ya ampun Ira lo tenang dulu, kenapa sih lo tiba-tiba ke sini?"

"Lo kenapa nangis?"

"Hikss Yuna HIKSSS."

Tambah kejerlah tangisan gue abis ditanyain gitu sama Yuna.

Gue kesel sama omongan kating sialan tadi jadinya gue mutusin buat ke kostan Yuna.


"Gue emang bego banget ya Yun?" gue ngelap air mata gue sambil ngambil tissue.

"Nggak kok, tapi kadang lo lemot jadinya keliatan bego," jawab Yuna santai. Sialan banget nih anak.

"Lo kenapasih? tiba-tiba ke sini sambil nangis. Kayak orang abis dihamilin aja lo."

Gue toyor jidat Yuna. "Sembarangan kalau ngomong!" Helaan napas keluar dari mulut gue habis itu gue ceritain kejadian yang di lab tadi.

"Ya kak Nandra emang salah sih," komentar Yuna Yuna setelah gue cerita.
"Tapi dia agak bener kok, coba lo ambil aja hikmahnya."

"Ga ada hikmahnya,"

"Ih!" Yuna mendesis. "Lo jadiin kata-kata kak Nandra itu sebagai motivasi lo buat giat belajar lagi, lo buktiin kalau anak Sbmptn juga mampu bersaing sama yang lain." Kata Yuna panjang lebar.

"Udahlah Yun," sahut gue datar. "Gue emang dasarnya bego jadi ya yaudah dah."


Gue terlalu malas untuk berubah hanya karena biar orang lain ga ngehina gue. Biarin ajalah si Nandra mau ngomong apa juga ga peduli gue.

°°°°°

Asisten Dokter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang