26 - Jealous.

91 9 0
                                    

Tekan bintang terlebih dahulu sebelum kalian membaca cerita ini.

Terima kasih ><

_____

"Good job, terima kasih semuanya."

Semua Dokter disini pada berpelukan lalu keluar dari ruangan operasi ini. Kecuali gue, masih beresin dan cuci peralatan medis disini.

"You doing well," tiba-tiba Kak Nandra berdiri disamping gue. "Aku bangga sama kamu." Ucapnya lagi.



Bangga apaan? gue cuma sekedar bantu dikit doang.
Ya yang notabenya perawat lain juga bisa melakukan ini.
Tapi apa ya, gue agak terharu ketika Kak Nandra ngomong gitu.




Kak Nandra mengelus kepala gue. "Aku tunggu diluar, sayang. Kita makan dulu,"

Hadeuh hobi banget tuh orang manggil sayang ketika masih di Rumah Sakit. Kalau ketahuan gimana?
Iya soalnya dikit yang tahu kalau gue dan Kak Nandra dating. Staf RS paling tahunya gue sahabat dekatnya Kak Nandra.




Gue cepat-cepat mencuci peralatan dan membuang rasa salting yang daritadi membuat gue senyum-senyum sendiri kayak orang gila.
















"Lama banget," Kak Nandra mengerucutkan bibir ketika gue baru masuk di dalam mobilnya. "Kangen, tau."

Gue diam aja dan nggak menjawab gombalannya yang absrud.

Dia kenapasih?

Padahal kita baru aja ketemu tadi. Dan ketika dipagi hari juga dia nggak kayak gitu sifatnya.
Kerusupan kah?





"Kita baru ketemu 10 menit yang lalu, kak."

"Tetap aja beda," Kak Nandra memegang tangan gue. "Itu kan pas praktik tadi, aku ngga bisa manja sama kamu."

WTF.
Beneran kesurupan kayaknya.


Kak Nandra menyalakan mesin mobil, kita pergi dari parkiran Rumah Sakit ini.

Gue menatap Kak Nandra yang lagi menyetir mobil. Damn, he so perfect. Kok bisa ya dia mau pacaran sama cewek kayak gue? Jadi insecure.




"Kakak ngga salah minum obat, kan?"

Dia memicingkan mata. "Ck, kurang ajar ya kamu." Dia mengalihkan pandangan. "Cowoknya lagi mau manja-manjaan malah dibilang sakit,"


Gue tersenyum, nggak tahan melihat kelakuannya yang lucu. Ternyata gini kalau Kak Nandra lagi jatuh cinta, sifatnya lucu dan kayak anak-anak.

"Maaf ya Dokter," gue menepuk kepalanya pelan. "Habisnya kamu nggak biasanya begini, aku kan jadi kaget." Ucap gue jujur.

"Jangan panggil aku dokter. Kamu bukan pasienku, kamu pacarku Anandara Iryanna."

Too sweet right?
Bye world aku mau melayang dulu.




"Mau makan dimana?" tanya Kak Nandra kemudian.

Gue diam sejenak, bingung.
"Kakak maunya dimana? aku lagi nggak terlalu lapar."

"Sushi?" dia menatap mata gue. "Kamu mau?"

Gue menangguk sebagai jawaban. "Nah gitu dong kan jadi enak," ujar gue.

"Enak gimana?" tanyanya kebingungan.

"Kakak kalau misalnya lagi pengen makan sesuatu tuh bilang aja, nggak harus tanya ke aku dulu." Jelas gue.

Asisten Dokter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang