Flower 18

100 15 7
                                    

Suara pintu terbuka terdengar dan dengan senyuman lebar Sehun berseru dengan tatapan yang berbinar. Menatap ke arah pintu kamar Luhan yang kini telah terbuka dan menampilkan sosok Luhan yang terlihat siap untuk pergi bekerja.

"Luhan, aku sudah membuatkan saraㅡ" Luhan hanya melewati Sehun dan di sana Hyeon yang tengah duduk di meja makan pun hanya bisa menatap kepergian Luhan dengan begitu khawatir.

"Kak, aku berangkat" berpamitan hanya kepada Hyeon seorang dan membuat Sehun menautkan alisnya, cukup sedih dengan perlakuan Luhan.

"Tidak sarapan berㅡ"

"Aku tidak lapar. Sampai jumpa" pintu tertutup, tanda bahwa Luhan sudah benar-benar pergi. Pergi meninggalkan menu sarapan yang sudah Sehun siapkan. Pergi dengan raut dinginnya dan entah kapan akan kembali dengan senyuman di wajahnya.

"Hahㅡ aku benar-benar tidak mengerti dengan dirimu. Aku bahkan ragu bahwa diriku memiliki sifat sepertimu" alis Sehun menukik tajam "apa? Ah kau tidak suka dengan perkataanku?"

"Tutup mulutmu. Aku sudah memintamu untuk menjaganya, tapi kemarin dia bahkan pulang dengan lelaki lain. Apa hanya sampai sejauh itu tanggung jawabmu?" Hyeon hanya menatap dingin ke arah Sehun dan berdiri dari tempat duduknya.

"Lantas bagaimana denganmu? Kau bahkan menyembunyikan semuanya pekerjaanmu, kau bahkan tidak memberikan kabar kepada Luhan. Apa kau tahu bagaimana terpuruknya Luhan selama ini. Cukup menyiksanya dan segera sadari kesalahanmu"

"Seharusnya dia senang saat aku datang, bukankah dia yang menungguku?" Hyeon hanya membuang napasnya kasar.

"Apakah begini sifatmu setelah mendapatkan tempat tertinggi di dunia bawah? Kau benar-benar sampah. Aku tahu aku adalah dirimu, tapi aku tidak percaya kau bisa berkata seperti itu. Benar, memang benar Luhan menunggumu, tapi apa kau tahu sesakit apa Luhan? Dia tidak tahu apa yang kau lakukan, dia tahu bahwa kau ingin menyembunyikan semua hal darinya, tapi dia tetap diam. Sekarang apa? Di saat kau datang, kau memberinya tatapan dingin, kau bahkan masih menyebut nama orang lain di hadapannya yang saat itu sangat merindukanmu. Kau seharusnya berpikir, Sehun"

Sehun bungkam, namun tangannya mengepal dan di sana Hyeon yang melihat bagaimana reaksi Sehun pun hanya bisa memijat pelipisnya dan menghela napasnya.

"Pikirkanlah dengan baik sebelum kau menyesal lagi. Kau hanya akan menyakitinya dan hal terburuknya Luhan tidak akan pernah bersamamu lagi, Luhan akan menghilang selamanya dari dunia ini"

.

.

.

.

.

"Luhan kau terlihat pucat, sebaiknya kau beristirahat" Luhan hanya menggeleng dan memilih memberikan senyuman tipisnya pada pemilik toko tempatnya bekerja.

"Aku baik-baik saㅡ"

"Luhan!" Terdengar seseorang memanggilnya. Seseorang yang belakangan ia kenal memanggilnya dengan suara yang begitu ceria dan di sana Luhan pun langsung mengarahkan pandangannya ke arah pintu masuk. Melihat seseorang berjalan dengan melambaikan tangannya, tersenyum ke arahnya, hal itu membuat Luhan tersenyum lembut.

"Bian, selamat datang. Ingin memesan apa?" Suaranya begitu lembut, namun Bian hanya menggeleng singkat di sana.

"Aku tidak ingin memesan, aku hanya ingin menemanimu" senyuman Bian berikan pada Luhan dan tidak lupa pada pemilik toko "boleh kan, bos?" Sambil tertawa renyah dan membuat pemilik toko tertawa mendengar pertanyaan Bian.

"Tentu. Tapi bukankah sebaiknya kau istirahat, Luhan? Kau benar-benar pucat, aku takut keadaanmu bertambah buruk. Bian, sebaiknya kau antar Luhan pulang. Dia sangat keras kepala" pandangan Bian pun mengarah ke dahi Luhan, tangannya bergerak meraih dahi itu dan menempelkannya pada dahi Luhan. Panas Bian rasakan dan di sana Bian langsung menarik tangan Luhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

綺麗な花 (Kirei na Hana) [HunHan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang