Tahun-tahun yang telah berlalu, bahkan semuanya terasa cukup berbeda dengan Luhan yang telah berpindah dari tempatnya dahulu. Kini Luhan sudah tumbuh menjadi seorang yang lebih dewasa. Bahkan Luhan sudah bisa melakukan beberapa pekerjaan di berbagai toko. Untuk sekedar menambah uang sakunya dan untuk mengembalikan semua uang yang telah ia gunakan kepada orang yang telah mengasuhnya selama ini, Chanyeol.
Banyak hal yang telah terjadi. Sepuluh tahun sudah Luhan menanti, bahkan Luhan tidak pernah lupa siapa yang sebenarnya menyelamatkannya. Luhan ingat betul suara itu. Luhan sangat ingat senyuman itu, bahkan Luhan sangat ingat kekhawatiran yang orang itu berikan. Mirip dengan orang yang kini tinggal bersamanya.
"Kak, aku harus pergi sekarang" memanggil Hyeon yang mungkin sekarang sedang bekerja di kamarnya. Tentu sejauh ini mereka masih tinggal di tempat yang sama, hanya saja beberapa tempat mereka ubah dan ada yang sedikit mereka persempit. Maklum saja, sekarang Hyeon sudah bekerja di suatu perusahaan, walau tidak besar, tapi mereka bersyukur tidak pernah kekurangan dalam apapun.
Sesekali Luhan akan sendiri di rumah. Luhan tahu Hyeon pergi ke suatu tempat, namun Hyeon tidak pernah mengatakannya. Bahkan hingga saat ini, Luhan tidak tahu alasan Hyeon menggunakan masker jika di luar rumah atau bertemu dengannya.
"Apa kau pulang larut?" Luhan tentu menghampiri Hyeon dan kemudian mengangguk di sana. Kini lelaki yang menolongnya terlihat lebih dewasa dari sebelumnya. Bahkan ketika berkas-berkas itu menumpuk, aura Hyeon terlihat cukup berbeda. "Aku akan menjemputmu. Berbahaya pulang sendiri saat larut malam" kembali Luhan mengangguk dan kemudian Hyeon tersenyum di sana.
"Aku berangkat sekarang, kak" Hyeon mengangguk dan kemudian Luhan melambai padanya. Menuju pintu dan menutupnya perlahan.
"Ya, dia memang bekerja sangat keras. Bahkan dia ingin mengembalikan semuanya" di sana Hyeon berkomunikasi dengan seseorang di seberang sana. Memulai semua pembicaraan dan sesekali melirik ke arah pintu kamarnya.
"Maaf, aku tidak bisa percaya dengan orang itu lagi. Dia bukan teman, dia sudah ingkar" tatapan tajam di sana terlihat. Bahkan saat Hyeon menatap keluar jendela, Hyeon masih bisa melihat Luhan yang berjalan di sana. Melihat Luhan yang kini berhenti tepat di bawah sana dan mendongak. Mata mereka bahkan bertemu. "Kau melihatnya? Dia sangat antusias" senyuman Hyeon berikan dan kemudian Luhan tersenyum di sana dan melanjutkan langkahnya. "Tidak, perlahan akan berubah, kita tidak bisa terus seperti dulu. Kau sudah melakukan langkah yang berbeda"
Di sana Hyeon kembali pada berkas-berkasnya. Membaca semua laporan yang akan ia serahkan besok pagi. Sejauh ini pekerjaannya tidak terlalu membuatnya lelah. Hyeon adalah orang yang cerdas. Memilih bekerja di perusahaan kecil adalah karena dirinya ingin merintis dari bawah dan agar lebih leluasa, jauh dari tekanan yang semena-mena.
"Pekerjaanku baik-baik saja. Kau yang menurunkannya padaku, kepintaran dan banyak hal yang kau miliki" mendengar orang di seberang sana tertawa membuatnya tersenyum simpul.
Tidak ada yang mengerti dirinya selain orang yang ia ajak berkomunikasi saat ini. Mereka bahkan begitu dekat, mereka tidak dapat terpisahkan sampai kapanpun. Namun keberadaan Hyeon untuk orang lain masih tidak ada yang mengetahuinya. Keberadaannya yang sebenarnya, posisinya yang sejatinya, tidak ada yang tahu.
"Ya, aku akan selalu seperti itu. Menjaganya" hingga berakhir pembicaraan mereka dan Hyeon pun kembali pada pekerjaannya.
Perasaan yang telah menjadi satu, rasa sayang yang tidak pernah terganti, rasa sayang yang mengalir menjadi satu, begitulah dia dan orang di seberang sana.
.
.
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/224609316-288-k144407.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
綺麗な花 (Kirei na Hana) [HunHan]
أدب الهواةHanya sebuah kisah di mana sebuah bunga indah tidak selamanya megah terlihat. Sebuah kisah di mana bunga indah pun memiliki sisi rapuhnya. Hanya mampu memohon untuk tetap hidup untuk esok hari ataupun mati di tangan iblis baik hati. HunHan story