Musim di mana semua bunga dengan berani menampilkan semua warnanya. Musim di mana bunga-bunga bermekaran satu sama lain. Seolah saling menyapa dan saling bercana dalam indahnya warna mereka. Namun berbeda dengan bunga milik Sehun. Miliknya seolah tidak diperbolehkan untuk mekar dengan sempurna, miliknya seolah tidak diperbolehkan untuk tersenyum dengan bahagia.
"Bukan tahun ini juga" saat melihat tanaman nemophila juga ikut memperlihatkan kecantikannya, Sehun menatap tanaman itu dengan wajah terlukanya. Menatap bunga kecil dengan warna biru itu dengan sangat kecewa. Kemudian dirinya menatap langit dan berbisik dengan begitu putus asa di sana. "Apa sangat sulit untukku bisa bersamanya?" Untuk kesekian kalinya, Sehun terlihat begitu lemah di manapun dan kapanpun dirinya mengingat bagaimana perjalanan cintanya yang akan selalu berakhir dengan tragis dan terulang kembali.
Sehun harus kuat, tapi bagaimanapun Sehun juga kini memiliki perasaan. Walau iblis, Sehun sudah mengerti dengan jelas bagaimana mencintai, bagaimana sakitnya kehilangan orang yang dicintai untuk berulang kali. Dalam keegoisannya, Sehun memohon agar orang itu tetap mengingat dalam kelahiran kembalinya, walau begitu sulit dan walau proses itu diperlukan, namun Sehun tidak pernah memohon untuk tetap menempatkan ingatan buruk itu saat orang yang sangat ia cintai terus terlahir kembali. Sehun hanya memohon agar ingatan yang tersisa hanya semua ingatan bahagia, namun sayangnya itu tidak mungkin terjadi.
Sebuah ingatan layaknya sebuah pita dalam kaset. Jika terputus, semuanya akan kacau dan membuat orang itu semakin tersiksa.
Setidaknya Sehun harus berterima kasih. Permohonan seorang iblis masih bisa dikabulkan.
"Bagaimana keadaannya?" Sehun berbicara dengan seseorang yang ada di seberang sana. Wajah khawatirnya terlihat dengan jelas, mengingat bagaimana Luhan yang histeris akibat seseorang terus datang untuk mengganggunya.
Mengingat malam itu, Sehun tidak bisa berbuat apapun. Melihat bagaimana Hyeon yang datang atas permintaannya membuat Sehun hanya bisa melihat Luhan dari kejauhan. Akibat satu janji yang masih harus ia laksanakan. Pertemuan yang tidak boleh terjadi, namun satu dekade lalu membuat takdir bodoh itu terjadi. Sehun bertemu dengan Luhan serta Baekhyun dan semua itu membuat Sehun harus benar-benar pergi selama satu dekade.
Bagaimanapun Sehun tidak bisa menyalahkan seorang anak kecil yang masih tidak mengerti apapun saat dirinya bertemu Baekhyun di rumah sakit, namun kini berbeda, Baekhyun seakan terus menempel pada Luhan dan itu cukup membuat Sehun geram, dan semakin geram pada dirinya sendiri karena tidak mampu menangani Baekhyun secara langsung.
"Terima kasih karena sudah datang, aku sangat menyesal karena tidak mampu melindunginya"
"Kau sudah melindunginya. Sayangnya Luhan kini lebih banyak terdiam dari biasanya" Sehun mengeratkan kepalan tangannya saat mendengar perkataan itu.
Di saat semua bunga mekar dengan sempurna, bunga miliknya tidak bisa seperti itu. Bunga miliknya hanya bisa terdiam dengan warna yang berbeda dari lainnya. Tidak secerah lainnya.
"Baiklah" pembicaraan mereka berhenti sampai di sana.
Sehun kembali menatap hamparan bunga nemophila yang mekar dengan sempurna. Lautan bunga berwarna biru itu seolah mengejeknya. Mencibir ketidakmampuannya, mencibir kebodohannya, mencibir kelemahannya karena tidak mampu ada di sisi Luhan dengan waktu yang lama.
Semuanya terjadi ketika malam itu menghampiri. Sehun hendak datang menemui Luhan. Hanya sekedar bercakap ringan seperti biasanya, namun saat matanya menangkap satu orang lain yang tengah berdiri di hadapan Luhan, Sehun hanya bisa menjadi pengamat dari jarak yang cukup aman.
"Cukup!" Sehun mendengar suara tinggi Luhan. Bahkan Sehun bisa melihat Luhan yang menunduk dan mengepalkan tangannya begitu kuat.
"Luhan, aku mohon maafkan aku...aku tidak bermaksud menganggumu, tapi sungguhㅡ"
![](https://img.wattpad.com/cover/224609316-288-k144407.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
綺麗な花 (Kirei na Hana) [HunHan]
FanfictionHanya sebuah kisah di mana sebuah bunga indah tidak selamanya megah terlihat. Sebuah kisah di mana bunga indah pun memiliki sisi rapuhnya. Hanya mampu memohon untuk tetap hidup untuk esok hari ataupun mati di tangan iblis baik hati. HunHan story