Flower 13

124 26 44
                                    

Berharap semuanya bisa terselesaikan dengan baik, namun tiap ia berharap, Tuhan seolah menjauhkannya dari pencapaian terindah yang ia harapkan. Seolah semua usahanya sia-sia dan membuatnya ingin menyalahkan siapapun bahkan Tuhan sekalipun.

"Luhan, kau baik-baik saja?" Hyeon masuk ke kamar Luhan dan melihat bagaimana keadaan Luhan. Duduk di pinggir tempat tidur itu dan menatap Luhan dengan kekhawatiran yang sangan kentara di wajahnya.

Setelah Sehun datang untuk sekedar menenangkan dan menghibur Luhan, keadaan Luhan tidak semakin baik. Luhan bahkan mengalami demam yang membuatnya tidak bisa melakukan aktivitas apapun. Hanya berbaring dan berakhir merasa bersalah karena membuat Hyeon khawatir.

"Aku bermimpi lagi. Tapi entah itu mimpi atau kejadian di masa lalu, aku tidak mengerti lagi" kini Hyeon tahu, akibat semua yang Luhan alami, semua yang tiba-tiba muncul di kepala Luhan membuat tubuh Luhan tidak sanggup menahannya. Bukan hanya pisiknya, psikisnya pun sama, maka dari itu demam Luhan tidak kunjung membaik, bahkan terus memburuk karena tiap Luhan menutup matanya, mimpi mengerikan itu terus saja menghantuinya.

Kali ini Hyeon tidak mampu melakukan apapun, Hyeon kini hanya mampu menyerahkan semuanya kepada Sehun. Meminta Sehun untuk datang dan berharap Luhan membaik.

"Ingat dengan perkataan Sehun? Aku sudah memberitahu keadaanmu padanya. Tunggulah dia datang, maaf tidak bisa menemanimu karena aku harus segera bekerja" Luhan hanya bisa mengangguk lemah dan kemudian tersenyum lemah di sana membuat Hyeon sungguh tidak ingin meninggalkan Luhan, namun apa daya, Hyeon harus segera pergi.

"Terima kasih, maaf karena tidak bisa mengantarmu hingga pintu rumah" Hyeon mengusap pelan rambut Luhan dan kemudian tersenyum lembut kepada Luhan yang masih terbaring lemah.

"Tidak apa-apa...aku berangkat sekarang" Hyeon bangun dari duduknya dan menutup pintu kamar Luhan, segera pergi sebelum dia terlambat menuju tempat kerjanya.

"Tolong segeralah datang, keadaannya semakin memburuk" perkataan Hyeon dan di balas oleh orang di seberang sana.

"Baiklah, aku akan segera datang dan menjaganya" pembicaraan berakhir dan dalam perjalanannya Hyeon hanya bisa berharap semuanya menjadi lebih baik. Bahkan untuk Luhan maupun untuk Sehun.

Dalam waktu yang cukup singkat, Sehun datang. Seolah datang di dalam mimpi, namun pada kenyataannya Sehun benar-benar datang untuk membuat keadaan Luhan lebih baik, begitulah setidaknya harapan Sehun.

"Luhan..." suara lembut Sehun membangunkan Luhan dan di sana Luhan tersenyum dengan begitu lembut, walau Sehun tahu Luhan begitu menahan rasa sakitnya terlihat lewat wajah Luhan yang benar-benar memerah akibat demam yang begitu tinggi namun Sehun tahu senyuman Luhan benar-benar tulus kepadanya.

"Ayo kita ke rumah sakit hmm" perkataan Sehun membuat Luhan menggeleng dan kemudian Luhan pun meraih tangan Sehun. Merasakan tangan Luhan menyentuh kulitnya membuat Sehun menatap Luhan dengan raut khawatir di sana.

"Aku tidak ingin ke tempat itu, aku takut kehilangan dirimu jika aku pergi ke sana" raut wajah Luhan mendukung segalanya. Bagaimana mungkin Sehun lupa, rumah sakit adalah tempat yang paling Luhan benci karena di sanalah akhir perjumpaan mereka.

"Baiklah, aku akan menjagamu di sini" Sehun duduk di pinggir tempat tidur itu dan kemudian mengusap pelan wajah Luhan dan berangsur-angsur Luhan memejamkan matanya.

Hanya bisa memperhatikan Luhan yang sudah mulai tertidur dengan napas Luhan masih begitu berat akibat panas tubuhnya. Sehun dengan lembut mencium dahi Luhan dan dengan lembut mengusap pipi Luhan membuat Luhan sedikit meringsuk ke arah tangan Sehun mencoba mencari kenyamanannya.

"Maafkan aku, semuanya seolah tidak berubah walau aku mencoba merubahnya"

Saat Sehun dengan setia menjaga Luhan, suara bel pintu terdengar dan membuat Sehun berjalan menuju arah pintu dengan merubah wajahnya terlebih dahulu. Merubahnya dengan penampilan dan wajah yang dimiliki oleh Hyeon.

綺麗な花 (Kirei na Hana) [HunHan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang