Duduk menanti seseorang yang sudah berjanji akan datang padanya. Senyuman manis terlihat jelas menghiasi wajah manisnya. Dengan sabar Luhan menanti di sana, bahkan ketika waktu terus berlalu, angin berhembus, bunga berguguran, Luhan masih tetap menunggu kedatangan orang terkasihnya.
Janji yang telah dibuat, Luhan pikir pasti akan ditepatinya. Sudah banyak janji dan semuanya selalu mereka tepati. Semuanya baik-baik saja sampai saat ini.
"Luhan cepat masuk, udara semakin dingin" seseorang berteriak dari arah belakangnya dan di sana Luhan melihat temannya berdiri di dekat jendela dan menatapnya.
"Tidak, aku harus menunggunya" Luhan tersenyum dan membuat temannya menghela napas lelah.
"Ayolah Luhan, ini sudah hari ke tujuh kau menunggu dan dia tidak kunjung datang. Kau percaya pada janjinya? Dia hanya mempermainkanmu. Aku bahkan melihatnya kemarin bersama seorang lelaki manis tapi sayang aku tidak bisa menyapanya" seketika angin yang sedari tadi bertiup pun terhenti dan di sana Luhan terdiam.
"Jangan berbohong padaku Baek, aku yakin Sehun ada hal yang sangat penting yang harus ia lakukan"
"Luhan, hal penting itu adalah bertemu orang lain untuk bersenang-senang" tangan Luhan mengepal kuat dan kemudian di sana Luhan menggeleng lemah. Masih tidak bisa percaya dengan apa yang Baekhyun katakan padanya.
"Seharusnya aku memfotonya, tapi aku tidak membawa ponselku"
"Baek, aku harus ke suatu tempat" Baekhyun terdiam sejenak dan kemudian di sana ia mengangguk dan berbisik.
"Bukankah ini semakin menarik?"
"Sepertinya aku akan pulang larut" Luhan pun pergi dan di sana Baekhyun sedikit berteriak pada Luhan "hati-hati. Hubungi aku jika terjadi sesuatu!"
Banyak hal yang nyatanya menjadi penghalang hubungan mereka. Terlalu banyak hingga Luhan tidak tahu harus percaya pada siapa. Luhan tidak tahu sejauh mana perasaan Sehun yang selalu disampaikan dengan mudahnya kepada Luhan. Luhan tidak tahu hingga Luhan pun bertekad untuk menemui Sehun walau pada awalnya Sehun tidak pernah mengizinkan Luhan untuk menemuinya sebelum waktunya Sehun kembali dan menemuinya.
"Jika aku belum datang, aku mohon tunggulah aku. Aku tidak ingin kau terluka jika kau datang menemuiku" Luhan ingat dengan jelas perkataan Sehun, namun begitu Luhan terus mengingatnya, perkataan itu seakan ganjil di ingatan Luhan.
Luhan menemui Sehun dan di sana tidak ada siapapun. Orang yang ingin Luhan temui tidak ada di tempat itu hingga Luhan mendengar suara nyaring dari arah meja.
Telepon berdering cukup keras dan di sana tangan Luhan dengan cepat meraih gagang telepom itu dan menerima panggilan itu. Awalnya tidak ada suara yang terdengar, namun berikutnya, suara lain terdengar dan perkataan orang itu membuat Luhan membelalak.
"Segera lakukan pernikahannya karena aku sudah tidak sabar melakukannya. Ingat janjimu" Luhan tidak sanggup mendengarnya dan di sana pikiran negatif pun banyak ada di kepala Luhan.
"Seharusnya dia menikah denganku. Siapa lelaki itu? Apa Baekhyun benar?" Suara pintu itu terdengar dan Luhan langsung menatap orang yang terkejut dengan keberadaannya.
"Luhan..." melihat wajah itu terkejut, Luhan hanya bisa tersenyum masam dan menunduk di sana. "Apa yang kau lakukan di sini?" Ketika Sehun mendekat, tubuh Luhan hanya mampu bergetar dan membuat Sehun menghentikan langkahnya.
"Kau mengatakan hari ini....tidak, seharusnya tujuh hari yang lalu kau sudah kembali menemuiku, tapi hingga hari ini pun kau tidak menemuiku. Jika tidak aku ke tempat ini, mungkin kita tidak akan pernah bertemu"
KAMU SEDANG MEMBACA
綺麗な花 (Kirei na Hana) [HunHan]
Hayran KurguHanya sebuah kisah di mana sebuah bunga indah tidak selamanya megah terlihat. Sebuah kisah di mana bunga indah pun memiliki sisi rapuhnya. Hanya mampu memohon untuk tetap hidup untuk esok hari ataupun mati di tangan iblis baik hati. HunHan story