"Sehun! Hentikan hahaha, geli Hun" Luhan tertawa dengan begitu bahagia. Mendapat semua perhatian dan kasih sayang yang terus Sehun berikan padanya.
Tertawa bersama, tiap harinya kebahagiaan selalu mengalir mengisi waktu mereka, senyum manis selalu terpancar di wajah mereka. Begitu manis untuk dikenang dan bertekad tidak akan pernah melupakan.
"Luhan, bagaimana jika suatu saat nanti kita menikah?" Pertanyaan Sehun selalu terlontar begitu saja dan Luhan hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Berapa kali pun Sehun bertanya hal yang sama, maka sekian kali itu Luhan akan menjawab dengan hal yang sama.
Mereka sangat bahagia di sana, ditambah bunga-bunga berguguran membuat suasana semakin indah dipandang, indah dirasa, dan indah untuk dikenang.
"Apa kau masih ingat saat kita pertama bertemu?" Sehun mengangguk sambil menggenggam jemari Luhan dengan erat. Menautkan dan menyalurkan rasa sayangnya lewat sentuhannya.
"Kau benar-benar cantik saat ada di toko bunga itu. Jujur, pertama kali aku melihatmu, aku sudah jatuh cinta padamu" menatap Luhan yang juga mendongak menatapnya. Di sana mereka tersenyum sambil menyusuri jalan setapak dengan bunga ceri yang berguguran.
"Aku pernah mendengar, jika kau bisa menangkap satu kelopak saja, permintaanmu akan terkabulkan" Sehun hanya tertawa menanggapi perkataan Luhan dan di sana Luhan pun mengerucutkan bibirnya, bertingkah marah di hadapan Sehun, namun Sehun hanya bisa tertawa dan kemudian mengusap pipi Luhan pelan.
"Bagaimana jika ternyata aku sudah mendapatkan bunga? Bukan hanya kelopaknya, tapi bunga seutuhnya" bibir Luhan yang semua mengerucut lucu kini tersenyum dan mendongak ke arah Sehun.
"Benarkah? Coba aku lihat" terlihat sangat bahagia dan membuat Sehun mengusap gemas rambut Luhan.
"Jika aku membawa cermin, mungkin kau bisa melihatnya. Ah! Kau bisa melihatnya lewat pantulan mataku" namun kini Luhan terlihat begitu bingung dan Sehun pun tersenyum melihat kekasihnya yang begitu ingin tahu dan mulai meneliti matanya.
"Tidak ada bunga di sana Hun!" Berseru dan terlihat kesal di sana membuat Sehun tersenyum dan kemudian menatap Luhan sayang.
"Apa yang ada di sana?" Ketika Luhan memiringkan kepalanya, Sehun semakin gemas di sana. Ingin rasanya Sehun membawa Luhan ke pelukannya dan memeluknya dengan erat.
"Aku...? Tunggu! Apa aku bungamu?" Wajah bingungnya kini bersinar kembali. Senyum manis itu seolah tidak akan pernah pudar dari wajah cantik itu. Senyum itu seolah menjadi penerang bagi hidup Sehun.
Sehun mengangguk pelan dan detik berikutnya Luhan memeluk erat tubuh Sehun. Mendongak dan tersenyum manis di sana. Bukan hanya senyuman, Luhan sedikit terkekeh saat menatap Sehun, membuat Sehun gemas dan mencium bibir ranum itu singkat.
"Ah ya! Hampir aku lupa, bagaimana jika kita pergi ke sebuah tempat makan yang baru saja buka. Aku ingin mencoba makanannya" tersenyum kembali dan membuat Sehun semakin jatuh dan semakin mencintai Luhan. Luhan yang selalu tersenyum adalah Luhan yang selalu membuatnya bahagia. Luhan yang selalu ada di sampingnya.
Banyak percakapan yang mereka tukar, banyak gurauan yang Sehun maupun Luhan lontarkan, banyak tawa yang mereka bagikan. Pasangan yang benar-benar didamba oleh siapapun.
"Kau yakin bisa menghabiskan semua itu?" Bertanya pada Luhan yang tanpa ragu menganggukkan kepalanya cepat. "Aku ingin tinggi sepertimu, aku pikir aku bisa lebih tinggi darimu" sambil menaikkan tangannya ke atas kepalanya dan terkekeh gemas. Sedikit berjinjit saat berjalan hingga membuat gestur itu terlihat lucu di mata Sehun. "Setinggi ini" semakin berjinjit, namun keseimbangannya pun tidak stabil hingga Luhan nyaris terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
綺麗な花 (Kirei na Hana) [HunHan]
FanfictionHanya sebuah kisah di mana sebuah bunga indah tidak selamanya megah terlihat. Sebuah kisah di mana bunga indah pun memiliki sisi rapuhnya. Hanya mampu memohon untuk tetap hidup untuk esok hari ataupun mati di tangan iblis baik hati. HunHan story