Masih ada dua bulan kurang yang akan aku habiskan bersama Calla di rumah. Masih ada Ramadhan yang ku sambut bersama Calla. Begitupun lebaran pertama nantinya juga akan ku habiskan bersama Calla.
Bersyukur setidaknya ada momen penting yang akan ku lalui bersama Calla. Kami sedang menghabiskan waktu berbuka puasa di hari pertama Ramadhan.
Menikmati kolak buatan buk e yang terasa begitu manis. Dua wanita cantik di depanku ini juga saling bertukar cerita. Sesekali Calla tak bisa menahan tawanya saat mendengarkan buk e membeberkan aibku di masa kecil.
Iya, buk e menginap di Semarang sejak kemarin. Karena beliau tidak ingin Calla terlalu lelah untuk menyiapkan menu buka dan sahur untukku.
"Nambah ngga sayang pisangnya?" Aku masih memandangi wajah Calla.
"Mas?"
"Mas Dipta?"
"Heh Dipta." Aku terkejut saat tangan buk e mencubit lenganku.
"Heh iya buk e. Gimana?" Calla malah tersenyum.
"Nambah engga pisangnya?" Aku menggeleng. Ini saja sudah membuatku tak yakin untuk bisa sujud.
"Cukup sayang. Nanti nggak kuat. Lagian kita udah janjian ya sama dokter Alina setelah buka sampai sana." Dokter Alina adalah dokter spesialis kandungan yang kami pilih untuk menangani kehamilan Calla.
✨✨
Setelah jamaah Maghrib bertiga, kami segera bergegas. Ini usg ke empat kami nantinya.
"Nggak sabar banget buk.e mau lihat cucu cintaku." Aku dan Calla tertawa.
"Iya buk. Mbak juga nggak sabar mau ketemu adek. Udah mau nendang lho sesekali." Buk e selalu saja menyebut cucu cintaku pada janin yang ada di perut Calla. Tidak waktu lama kami sudah sampai di klinik.
Kami menunggu sebentar, Dokter Alina yang akan menangani Calla nantinya selama hamil. Calla sendiri yang memilih. Karena Calla banyak di rekomendasikan untuk memilih dokter Alina.
"Atas nama ibu Cinta Calla Senja, Monggo silahkan masuk."
Di sambut dengan ramah, kami langsung berkonsultasi.
"Jadi mau di tinggal tugas juga ya ini si dedek?" Tanya beliau sambil mengetik sesuatu di komputernya.
"Iya dok. Jadi ini yang terakhir mas anter saya periksa. Selama hamil ini" Calla menjawab juga dengan senyum.
"Gapapa. Tapi harus di nikmati ya Dek Calla. Yuk kita usg, Omanya kelihatan nggak sabar tuh mau ketemu cucunya." Kami tertawa.
Calla berbaring. Aku melihat dari layar monitor. "Bagus ini, perkembangannya sudah sesuai dengan usia kehamilan. Mau dengerin sesuatu?"
Dan untuk pertama kalinya aku mendengar detak jantungnya. Seketika air mata yang sudah kutahan untuk keluar tak bisa terbendung kembali. Buk e memelukku.
"Cucu cintaku kuat, siap dan kuat ditinggal ayah pergi tugas." Aku mengangguk tersenyum penuh arti.
"Aku juga melihat Calla tersenyum dengan air mata."
Aku mengeluarkan handphone. Menghubungi ayah yang sedang bersiap pindah satuan.
"Hallo assalamualaikum dip. Ada ap... Waow Bun Sini, Calla usg." Ayah tersenyum di seberang sana."
![](https://img.wattpad.com/cover/245986944-288-k72016.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Dan Pradipta
ChickLitHidup bersama senja yang tak kupikirkan sebelumnya. Ini tentang cerita ku bersama Calla Senja dan cinta lainnya. Dia hadir sebagai warna dan tawa di hidupku. Dia adalah sahabat hidupku. -Pradipta Bimantara Wijaya Penguasa udara, juga penguasa hatiku...