Desember, 2004
Musim dingin sudah berlangsung selama seminggu lebih. Semakin hari suhu yang terasa semakin dingin. Salju turun begitu lebat tak mengenal waktu. Bertumpuk di permukaan tanah dan kebanyakan tertimbun tinggi di beberapa sudut kota karena dibersihkan agar tidak menghalangi jalan.
Suhu saat ini berada di bawah nol derajat yang jauh lebih rendah dari hari-hari sebelumnya. Ditambah hari ini adalah hari minggu. Sungguh waktu yang tepat untuk tetap berada di bawah selimut menikmati kehangatan alih-alih keluar dan disambut angin dingin.
Namun, tidak untuk gadis ini, Izumi Sakurai.
Gadis berambut cokelat gelap sepunggung dengan iris onyx melewati waktu yang dingin ini untuk mendatangi toko sandwich di tengah kota Tokyo. Toko yang sangat terkenal karena kelezatan sandwich yang dijual.
Hari ini bertepatan dengan hari di mana sandwich edisi langka yang dijual setiap dua minggu sekali tiba. Sandwich yang hanya dijual sebanyak lima puluh potong itu selalu diperebutkan dan habis dalam waktu singkat.
Beruntungnya hari ini cuaca sedang amat dingin, sehingga meski dia datang setengah jam setelah sandwich dikeluarkan, tidak terlalu banyak orang yang mengantri. Izumi jadi bisa mendapatkannya dengan mudah tanpa perlu berdesak-desakan seperti biasanya.
Netra onyx-nya berbinar-binar memandang sepotong sandwich di tangan. Air liurnya serasa ingin menetes. Perutnya berbunyi keras seolah menunjukan lapar yang melanda.
Ketika ingin menggigit sandwich, suara derap langkah kaki yang amat berisik terdengar mendekat dari belakang. Seperti suara dua orang yang sedang berkejaran.
"OI! MIKEY! KAU MAU KEMANA?!"
Tak ingin membuang tenaga percuma, Izumi lebih memilih untuk menggigit sandwich-nya dari pada menoleh untuk melihat apa yang terjadi.
Bruk!
Dua pupilnya membulat sempurna.
Seseorang menabraknya dari belakang tepat saat dirinya menggigit sandwich. Menyebabkan sandwich yang dipegang juga potongan kecil yang baru saja tergigit terjatuh ke tanah bersalju.
Amarah seketika menyelimuti Izumi. Usai menatap nanar sepotong sandwich edisi langka yang jatuh, dia beralih menatap seseorang di depan. Seseorang berambut pirang yang menabraknya.
Orang itu masih berlari kencang tanpa mempedulikan Izumi yang mengalami kesialan.
"Berhenti..." Izumi menggumam lirih.
Sorot mata nanarnya berubah menjadi sorot mata dendam. Kedua tangannya mengepal kuat, "BERHENTI KAU SIALAN!!!"
Izumi berlari bak orang kesetanan. Mengejar seorang pemuda berambut pirang yang membuat sandwich-nya jatuh. Izumi merasa dendam. Dia tidak rela jika perjuangannya selama dua minggu untuk bersabar menunggu sandwich edisi langka menjadi sia-sia seperti ini karena ulah seseorang.
Dia harus menuntut balas.
"BERHENTI!!!"
Izumi berteriak lagi saat posisinya semakin dekat.
Pemuda itu tak menanggapi. Tidak menoleh sedikit pun. Justru terus berlari di sepanjang jalan bersalju tanpa takut terpeleset.
Jengah karena diabaikan, Izumi menjadi makin muak. Dia menghentikan larinya seketika. Lalu, memasang kuda-kuda dan berancang-ancang untuk melompat.
BRUK!
Kaki kanan Izumi telak mengenai punggung si rambut pirang. Amat kuat hingga si pirang terjatuh menubruk tanah bersalju dalam posisi telungkup.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐏𝐑𝐈𝐂𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴍᴀɴᴊɪʀᴏ sᴀɴᴏ ✔
Fanfiction- ', 𝐌𝐀𝐍𝐉𝐈𝐑𝐎 '𝐌𝐈𝐊𝐄𝐘' 𝐒𝐀𝐍𝐎 ꒱ ↷🖇 ೃ⁀➷ Memang susah dimengerti, tapi kau bisa merasakan hangatnya sinar mentari di tengah musim dingin. ────────── ● ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ ─────────...